Belakangan, setiap membaca saya baca perkata dan minta dia mengikuti. Beberapa hari ini berbalik --meski dia belum bisa membaca-- dia yang membacakan buku untuk saya. Karena buku-bukunya sudah dibacakan berulang-ulang, dia tentu hapal dengan apa yang dia bacakan untuk kami. Sering kami ledek dia, kalau ingin bisa baca banyak buku, abang harus bisa baca. Dia hanya tertawa.
Di salah satu drama korea yang saya tonton, kalau tidak salah Itaewon Class, salah satu pemerannya berkata bahwa seorang anak dibesarkan dengan melihat punggung orangtuanya. Kalau ditafsirkan secara bebas berarti seorang anak akan melihat apapun yang dilakukan oleh orangtuanya.
Maka soal membaca buku pun orangtua harus menjadi contoh. Tidak usah terlalu banyak berharap anak akan senang membaca jika orangtua tidak pernah mencontohkan sedikitpun perihal kecintaan terhadap buku, tak pernah memegang buku dalam keseharian.
Meski memang di era digital, literasi bukan hanya perihal buku saja. Tetapi membuat anak mencintai buku adalah jenis ikhtiar yang baik. Agar mereka lebih imajinatif, kritis, dan reflektif. Daya tahan mereka dalam membaca akan sangat baik, semoga, bagi pertumbuhan mereka di masa yang akan datang.
Sepengamatan kami kosa kata yang dimiliki, daya imajinasi, daya kritisnya bertambah setiap hari. Dia bertanya banyak hal dan mengaitkan dari apa yang dibacanya. Soal pemadam kebakaran, soal planet mars, soal tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lainnya.
Kami tak pernah tahu apakah ia akan tumbuh menjadi pembaca buku yang baik. Akan mencintai buku dan menjadi pribadi yang bermanfaat karena kesukannya terhadap buku. Tapi sebagai ikhtiar, mengajaknya untuk terus mencintai buku akan terus kami coba kokohkan.
Tapi satu hal yang membahagiakan ketika kami tanya tempat mana yang menjadi favoritnya di sekolah. Dia menjawab Perpustakaan dan Play Ground. Juga pagi ini dia berkata, "Yah, abang udah ga punya buku, nanti kita ke Gramedia yah kalau virus korona sudah hilang". Saya menjawab lugas, "Ok Siap". Selamat hari buku teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H