Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berteman Itu Menyehatkan

4 Maret 2019   22:59 Diperbarui: 5 Maret 2019   02:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berteman itu baik bagi kesehatan jiwa. Itu yang saya rasakan. Memiliki ikatan pertemanan juga membuat hidup lebih mudah. Yang jelas kita tak akan hidup susah-susah banget.

Makanya saya selalu percaya jalinan pertemanan atau persahabatan itu harus dibangun dengan ketulusan. Bukan kepalsuan. Apa adanya, bukan ada apanya.

Berteman karena ingin berteman, bukan karena berdasar kepentingan semu. Itu akan membuat kita merasa berharga.

Ketika ada kesusahan, teman-teman yang baik akan bantu kita semampu mereka. Jika diminta masukan, mereka akan memberi saran yang terbaik dengan asupan yang realistis. Mereka akan memotivasi ketika kita lemah, memberi semangat ketika jatuh. Dan ikut berbahagia ketika kita senang.

Hidup rasanya tentram adem ayem. Saya termasuk yang beruntung memiliki banyak teman baik. Ketika bingung bisa bertanya. Ketika sulit minta bantuan, bahkan bantuan sering datang tanpa diminta. Duh, senang sekali rasanya. Ini rezeki besar buat saya.

Teman yang baik bukan mereka yang selalu bilang "kamu oke, kamu keren" tapi menutup-nutupi sesuatu.  Sulit memang. Tapi itulah fungsi teman. Kadang mereka perlu mengatakan hal pahit sebagai pengingat.

Di tengah kerasnya hidup, kita perlu teman-teman terbaik untuk bisa saling bicara apapun. Tertawa lepas. Saling mentertawakan dan mengejek. Menurut saya, ini stimulan agar tetap waras.

Hidup sudah susah. Tanpa teman baik hidup kita akan semakin susah. Teman, tak usah banyak, tapi ada di mana-mana dan bisa terus saling membantu, menguatkan.

Silaturahmi adalah kunci. Sekarang semua bisa mudah dilakukan. Saling bertegur sama via WA atau media sosial menjadi penting. Atau yang berinteraksi di keseharian di ruang nyata, senyum, sapa, salam adalah utama.

Dari pertemanan pun saya mendapat kesempatan belajar banyak hal. Tempat bertanya apapun yang belum diketahui. Belajar soal hidup.

Guyub. Ya di wilayah perdesaan keguyuban ini masih relatif terawat dengan baik. Antar tetangga saling mengenal. Jika ada kesulitan saling bahu membahu menyelesaikannya. Mulai dari membangun rumah, hajatan, kematian, pesta, dan lainnya komunal dilaksanakan. Hidup dlm kebersamaan nyata adanya.

Jika ada yang sakit, maka satu kampung tahu. Maka berbondong-bondonglah datang menjenguk. Lihatlah rumah sakit di daerah. Saudara ataupun kerabat befitu banyak yng datang jika ada salah satu dari mereka sakit. Bahkan rela menginap. Niatnya baik, meskipun sering terlihat mengganggu, menemani yang sakit--atau keluarganya. Jika ada yang hajatan/pesta pernikahan, maka bantuan mengalir. Malu rasanya jika tak datang baik fisik maupun bantuan lainnya. Kolektif, bersama-sama. 

Di perkotaan, hal ini masih nampak. Tapi tak sekuat di wilayah perdesaan. Mungkin juga berubah sesuai era, sesuai zamannya. Tapi esensinya sama ini soal pertemanan.

Gesekan karena perbedaan memang seringkali membuat pertemanan ambyar. Tapi yakinlah Pilpres, Pilkada, pemilu itu fana. Yang abadi adalah pertemanan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun