Mohon tunggu...
Anggi Gayatri
Anggi Gayatri Mohon Tunggu... -

Mage User yang sering berkeliaran menjelajahi hutan liar imajinasinya hanya untuk menemukan sulur-sulur ajaib yang mampu menghasilkan ide-ide horor kualitas murni untuk menakuti pembaca! Contact Info : anggigayatri6@gmail.com WA +62823-6193-0449 TELP. 083183947545

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Meluluhkan Hati Si Salju Panas di Pedalaman Sumatera"

22 November 2018   13:28 Diperbarui: 22 November 2018   14:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata "salju"? Salju, butiran partikel uap air yang mendingin di udara dan hanya jatuh di Eropa? Atau suatu tempat impian bagi anak-anak beriklim tropis yang sedari kecil disuguhi dongeng-dongeng Disney berlatar "frozen"? Apapun yang terdapat didalam imajinasimu adalah nyata, intinya salju merupakan sesuatu yang dingin, dapat disentuh dan mencair, seperti hati wanita pada umumnya, kan?. Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa ada kawasan salju di daerah panas? Salju yang tidak pernah meleleh karena belum pernah dirayu lawan jenisnya?  

Bukan, Salju yang bersembunyi di balik pedalaman hutan Desa Dolok Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini berlokasi di kaki gunung kapur, merupakan tempat wisata air panas dengan suhu 90 derajat Celcius.  Berbeda dengan kawah putih di Bandung, kawah putih Tinggi Raja dikelilingi oleh pandan hutan yang sangat tinggi, serta air berwarna biru tua dan tosca yang diselimuti oleh bongkahan-bongkahan balerang yang terbentuk alami seperti lapisan es yang tebal, tampak seperti di kutub utara! 

Keunikan yang khas dari kawasan ini adalah potensi sumber air panas yang berasal dari endapan kapur yang terbentuk melalui proses panas bumi yang mengandung balerang sehingga membentuk teras-teras tanah kapur berbukit bak di negeri dongeng. Hamparan dataran putih lembut sepanjang 35 hektar yang berkilauan diterpa matahari dengan kawah-kawah lucu sebiru samudera disetiap sisi bukitnya inilah yang membuatnya tampak seperti daerah bersalju. 

Belum lagi bebatuan kapur seperti telur-telur raksasa yang berjejer di salah satu tepi kawahnya terlihat sangat artistik dengan tambahan kawah mungil biru tua yang dialiri air panas dan senantiasa mengeluarkan asap yang bergelayut manja seperti di negeri kahyangan, sangat memanjakan mata!

Sayangnya, dari sisi yang manis dan penuh pelangi seperti imajinasi Spongebob tadi, terdapat juga sisi yang agak gelap dari tempat ini. Setiap tempat di dunia ini memiliki kisah-kisah terselubung penuh misteri yang tak kalah menariknya dari sinetron cinta-cintaan dengan beribu-ribu episode. Mitos-mitos dan legenda lokal biasanya selalu mewarnai kekosongan di rerimbunan suatu tempat objek wisata. Tak terkecuali dengan kawasan salju panas ini, terdapat beberapa mitos yang sangat terkenal. 

Salah satunya mengenai air kawah putih yang bisa digunakan untuk merebus telur. Jika merebus dua butir telur dan salah satunya hilang, maka jangan pernah menanyakan kemana perginya telur satu lagi. Kenapa?  Karena telur yang satunya lagi diambil oleh penunggu kawah putih tersebut. Ini menurut mitos Pak Bernat, guide kawah putih yang akan kamu temukan kebenarannya nanti. 

Aneh, kan? Yang lebih parah lagi adalah kejadian yang menimpa kekasihku dan hampir membahayakan teman-temannya selama berwisata disana, terkait dengan legenda lokal masyarakat Simalungun. Barangkali kamu tertarik untuk menelusuri jejak petualangan mereka nantinya.. sabar! Dengarkan dahulu ceritaku.. Cerita sedikit berat dengan konflik abstrak merepotkan yang akan membuatmu terkecoh. Kuyakin kau akan pusing, tidak jauh berbeda denganku dan sifat-sifatku yang akan kuceritakan padamu..

PERJALANAN

"Syal, topi rajut, jaket kulit tebal, kacamata, kamu serius kita bawa semua perlengkapan di list ini? Tanya Wulan. "Ya sayang, Rama bilang tempatnya itu spesial banget kayak ada salju-saljunya gitu, pastinya nanti disana dingin dong, jadi wajib bawa soalnya aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, ungkap Andre khawatir. "Huuekkh uhukk.. uhukk.. aduhh..! Teriak Guntur sambil mengucek matanya. "Kenapa kamu Tur? tanya Andre. "Ini mata aku iritasi, gatal dan pedih melihat ke-lebay-an pasangan drama Korea tadi nih, ungkap Guntur santai. " 

Kamu sih gitu, apa-apa yang romantis dianggap norak, ya rasain nggak ada yang mau, ledek Wulan. Guntur diam saja mengingat kesalahannya dulu melepas Anin,  gadis manis yang cintanya sekarang sudah bersama Rama. Dia kemudian memeriksa tas Andre, hendak meminjam lighter "Banyak banget kamu bawa perlengkapan Ndre? 

Semuanya lebih dari dua pasang, emang mau jagain siapa aja disana? Tanya Guntur menggoda Andre lagi. " Heboh banget sih kamu kayak emak aku aja, sungut Andre. Wulan yang mendengar hal itu hanya tersenyum kecut. Dalam hatinya ia menyadari bahwa Andre memang pemuda yang suka menggoda wanita. Namun perhatian Andre yang begitu besar dan selalu memanjakannya dengan berbagai barang yang ia perlukan maupun tidak membuatnya tidak dapat melepas kekasihnya itu. Wulan akhirnya menjadi wanita yang sangat bergantung pada lelaki tanpa dia sadari.

"BRUUMM.. BRUM.. terdengar suara motor di parkiran bakso 3M dekat Pasar Aksara titik mereka berkumpul. "Anin sama Rama udah nyampe tuh, kebawah yuk, ajak Guntur. "Jadi ke pegunungan Himalaya nih? Tanya Guntur. Rama tersenyum kecil, menahan tawa. "Udah siap semua kan? Tanya Rama balik. Mending berangkat sekarang deh, soalnya ntar tengah hari saljunya keburu cair, ajak Rama. 

"Kita ikut aja deh, ungkap Andre. Mereka pun sepakat berangkat menuju tempat tersebut dengan rute Medan-Lubuk Pakam-Galang- Dolok Masihul-Dolok Merawan-Dolok Tinggi Raja sejauh kurang lebih 97 kilometer menaiki motor masing-masing. Mereka sempat singgah di Dolok Masihul untuk makan bakso mengisi kekosongan perut sebelum akhirnya berlanjut lagi dengan 10 km jalanan terjal miskin aspal yang penuh bebatuan. "Jauh banget sih, malah panas lagi, awas aja kalau kamu ngerjain kita ya Ram! Ungkap Guntur.

 "Brummm brummm brummm.. tiba-tiba dua orang pengendara sepeda motor separuh baya datang menghentikan laju kendaraan mereka. "Bang, Rp.5000,- dulu sini baru bisa lewat, kata pria brewokan tidak memakai baju dan bertampang sangar. "Buat apa bang? Tanya Andre. "Ya buat perbaikan jalan lah, nggak lihat kalian jalanan ini kami yang perbaiki nanti, ucap pria itu lagi. "Bukannya yang kayak gini udah ada yang ngurus ya bang, kan ada pemerintah? Ketus  Anin. "Sekarang kalian mau bayar atau pulang sana?! Banyak cakap! Bentak pria kurus tinggi yang satu lagi. "Biasa aja dong bang! Nih, makan tuh uang haram, ucap Guntur sambil menyodorkan uang Rp.25.000,- ketangan mereka. "Eee jangan main-main kau disini orang pendatang! Teriak pria itu mulai kesal. Namun pria yang satu lagi membisikkan sesuatu ketelinga temannya itu dan mereka berdua pun berlalu. "Kok dikasih sih? Tanya Rama. "Biar cepat aja kita sampai, udah hampir 3 jam nih, sambung Guntur. Kelima sahabat itupun melanjutkan perjalanan mereka ditengah terik yang semakin panas, sepanas hati mereka saat menghadapi pungutan liar tadi. Beberapa kilometer kemudian mereka mendengar suara sepeda motor lainnya seperti sedang mengikuti. Rama merasa tidak enak. Dia memutuskan sesuatu, mengisyaratkan teman-temannya agar mengikutinya. Rama memacu kencang motornya hati-hati hingga sampai di kantor kepolisian Silau Kahean. Tampak dua orang pemuda lainnya yang mengikuti mereka tadi berbalik arah. Rama dan teman-temannya membuat laporan pengaduan terhadap pungutan liar yang sangat meresahkan wisatawan. Laporan mereka diproses karena memang hal itulah yang selalu diresahkan wisatawan luar kota ketika berkunjung. Karena sudah merasa aman dengan perlindungan dari kepolisian, mereka berlima kembali melanjutkan perjalanan mereka.

KAWAH PUTIH

Akhirnya setelah serangkaian peristiwa yang tidak mengenakkan tadi, Anin, Rama, Guntur, Wulan dan Andre pun sampai dikawasan salju yang dirahasiakan Rama. Mereka membayar biaya parkir sebesar Rp.5000,-/kendaraan, kemudian melanjutkan jalan agak mendaki sepanjang 200 m dari tempat parkir. Sepuluh pasang mata yang baru sampai dilokasi kawah putih tersebut pun terbelalak menyaksikan panorama putih seperti salju membentang luas dihadapan. 

"Wahh.. tempatnya bagus banget kayak lagi di luar negeri nih! Wulan berdecak kagum. Dia menyalakan smartphonenya dan langsung menyalakan live di akun instagramnya. "Haii semua.. baru landing di Korea nih, lagi winter, mau main saljuuu!! Sapanya kesenangan. Andre yang tidak mau ketinggalan langsung mengabadikan gambar mereka berdua dengan caption "Baru kesampaian ngajak pacar ke Korea!" Guntur yang melihat euphoria mereka tak mau ambil pusing, dia lebih memilih menjelajahi kawasan tersebut dengan kameranya. Apalagi sejak dia tahu kalau Rama dan Anin sudah menjalin kasih, dia tidak mau jadi obat nyamuk nantinya. 

Sementara Rama dan Anin beristirahat disalah satu pondok yang tersedia disitu. "Kamu tau darimana sih ada tempat sebagus ini dipedalaman hutan Sumatera? Tanya Anin. "Rahasia negara, ungkap Rama tersenyum. "Ihh..  yaudah kalau nggak mau kasih tahu, sambung Anin berpura-pura marah. "Jalan-jalan yuk, sekalian cari yang lain, ntar keburu sore, ajak Rama. " Malas ah, kamu sendiri aja, ungkap Anin. 

"Yakin nih? Kamu tahu nggak biasanya ditengah hutan gini tuh banyak penunggunya loh! " Mau ditemenin mereka atau aku? Tanya Rama menakuti kekasihnya itu. Anin yang paling anti dengan segala hal berbau mistis itupun berkata "Yaudah ayok, sambil mengikutinya mencari Andre, Wulan dan Guntur. Tapi mereka tidak menemukan satu orangpun. "Cepat banget hilangnya mereka! Pada kemana sih! Sewot Anin. Andre! Wulan! Gunturr! Teriak Rama. Hening. 

Suasana di kawasan salju panas tersebut jadi terasa sedikit mencekam. "Bodo ah, foto-foto yuk, ajak Rama lagi sambil memegang kameranya bersiap mengambil selfie dengan Anin. Mereka berduapun berjalan kaki lagi hingga ke bawah tebing, menemukan sungai dengan aliran air sejuk yang bisa digunakan untuk mandi. Disitulah mereka bertemu dengan Pak Bernat Purba, lelaki berusia sekitar 53 tahunan yang tampak sedang melakukan ritual khusus. "Andre! Teriak Rama dan Anin. 

Andre, pemuda berkepala plontos itu tampak pucat tak sadarkan diri dirangkulan baju Wulan yang basah dan sedang menangis. "Kalian darimana aja sih daritadi dicariin nggak taunya udah pada mandi aja! Kesal Rama. "Andre kenapa Lan? Tanya Anin dengan raut khawatir.  "Andre Nin hiks.. hiks.. ratap Wulan dengan sesungukan. 

"Bapak itu.. hiks bapak itu bilang kalau arwah Andre lagi dibawa pergi sama penunggu kawah putih ini! Kalau nggak cepat diselamatkan Andre bisa mati! Hiks hiks.. Wulan menangis menjadi-jadi. "Serius kamu! Tanya Anin takut. "Kamu pikir aku lagi ngelawak, tolongin Andre dong teman-teman, pinta Wulan memelas. 

"Apa yang harus kita lakukan nih Pak? Tanya Rama pada sosok bapak-bapak yang terlihat sedang membaca mantra-mantra itu. Bapak berkulit cokelat kegelapan itu membuka matanya dan memandang mereka dengan sangat serius. "Adek ini sudah membuat salah satu penunggu kawah putih ini marah. "Memang apa yang dilakukan teman kami ini Pak? Sambungn Anin. "Dia sudah menghina Putri penunggu kawah putih ini sebagai pencuri telur yang kekurangan makan, Sang Putri sudah sangat sakit hati sekali, perlu usaha yang tidak main-main jika berurusan dengan alam ghaib, sambungnya. 

"Berapa aja biayanya nggak apa-apa deh Pak asal pacar saya selamat! Ucap Wulan penuh harap. Bapak itu berpikir sebentar.. "Hmm mau tidak mau kita harus melakukan ritual upacara potong ayam cemani, sebagaimana legenda yang terjadi di zaman dahulu. "Maksud bapak? Tanya Anin. Pak Bernat pun menceritakan asal-usul terjadinya kawah putih tersebut. 

"Dahulu kala Tinggi Raja itu dulunya kampung marga Sitopu yang dihuni empat marga yaitu itu, Purba, Saragih, Sitopu dan Damanik.  "Ketika panen tiba, masyarakat dan raja mengadakan pesta potong kambing di ladang. "Mamak raja dan putrinya tidak ikut, mereka tinggal di Istana menunggu pelayan mengantarkan kambing itu. "Tapi ditengah jalan, karena rakusnya, para pelayan raja memakan kambing yang seharusnya untuk mamaknya. "Pas datang para pelayanan itu, udah kesenangan mamak raja ini, tapi sayangnya saat dibuka isi bungkusan ternyata tinggal tulang-tulang (holi-holi). "Sang mamak merasa terpukul dengan perlakuan anaknya, raja tadi. "Diambilnyalah semua peralatan dapur, dandang, panci, kuali lalu ditangkaplah kucing satu ekor dan dibuatlah peralatan dapur itu sebagai gendang seperti acara pesta. Sambil menari-nari mamaknya berkata "manong-manong  tinggi raja" (tenggelam lah tinggi raja). "Mamaknya raja mengatakan itu karena merasa terhina atas perbuatan anaknya. 

"Akhirnya keluarlah dari tanah air mendidih yang lama kelamaan akan menenggelamkan kampung tersebut hingga pada akhirnya menjadi kawah air panas. "Selain itu, ada lagi legenda tentang bunga yang merupakan jelmaan dari putri-putri tinggi raja ini. "Konon katanya kalau kau melihat salah satu bunga, itulah jodohmu. "Warna bunga itu adalah merah sebagai boru Purba, putih boru Saragih, kuning boru Damanik, dan ungu boru Sitopu. "Nah, yang jadi masalah teman kalian ini adalah dia coba-coba merebus telur dua biji bersama pacarnya itu, tapi hilang satu, nggak terima dia, jadi dia hina-hina salah satu jelmaan bunga itu, jelas Pak Bernat meyakinkan. 

Wulan yang sudah sangat ketakutan bertanya lagi, berapa biayanya Pak, yang penting pacar saya sembuh, tangis Wulan kembali pecah. "Satu juta lima ratus ribu aja dek, soalnya udah gawat teman kalian ini, sambungnya. "Yang betul aja dong Pak, sanggah Rama. "Itu harga pasaran ayam cemani loh dek, ya sudah kalian coba bawa ke rumah sakit kalau masih sempat, nanti kalau tidak tertolong jangan salahkan saya, jawab Pak Bernat. "Tapi kan yang dicerita Bapak tadi yang diritualkan kambing, bukan ayam, ujar Anin. "Kalau mau kambing ya lebih mahal lagi, ucap Pak Bernat berusaha tampak santai tak peduli. Anin dan Rama pandang-pandangan. Mereka tidak punya pilihan lain selain menuruti saran Pak Bernat.  

"Anton! Lian! Panggil Pak Bernat kepada dua orang pemuda diujung pondok. "Pergi dulu kalian ambilkan ayam cemani di kandang Boru Silaen itu, bilang Pak Bernat yang suruh." Kedua pemuda tadi seakan sudah paham dengan instruksi barusan dan langsung mengambil langkah ke rumah Boru Silaen. Boru Silaen adalah salah satu pemilik kedai makanan yang menjual telur kepada Wulan dan Andre. 

"Bayarnya bisa nyicil nggak Pak? Tanya Rama. "Iya Pak, kami nggak bawa uang nih, yang ada cuma Rp.500.000,- sambung Anin. Pak Bernat mengeryitkan keningnya. " Yang kalian pikirnya tak pakai ilmu untuk menyelamatkan teman kalian ini? Tegas Pak Bernat. "I-iya deh Pak.. nanti kita pikirin gimana caranya, sambung Anin.

SISI LAIN BUKIT

 "Haus juga nih, beli minum dulu ah! Guntur melangkahkan kakinya mendekati kedai yang dijaga oleh seorang gadis. "Mbak air mineralnya satu ya, pesan Guntur. Gadis itu hanya tersenyum. "Mbak sehat? Tanya Guntur keheranan. Gadis itu kembali tersenyum lebih manis. "Yaela senyum-senyum aja, gila ya? Canda Guntur. Gadis itu tidak tersenyum lagi.

 "Yee marah ya? Namanya siapa sih? Guntur mulai tertarik berbincang dengannya. Gadis tadi diam saja. Mungkin malu-malu nih sama pendatang, pikir Guntur dalam hati. "Yaudah deh mbak, salam kenal aja, ujar Guntur pamit. Dia pun memutuskan untuk kembali menjelajah dan mencari teman-temannya. Guntur melupakan hausnya. Ditengah terik mentari yang membakar dia dehidrasi dan pingsan.

KAWAH PUTIH

Wajah Andre terlihat semakin biru. Tubuhnya diletakkan di atas pondok khusus dan ditutupi kain ulos. Pak Bernat mengelilingi tubuh Andre dengan asap kemenyan. Tak lupa juga berbagai kelopak bunga tujuh rupa sebagai pelengkap ritual. Hingga tibalah saatnya si ayam cemani datang. "Sini sini letak kepalanya, perintah Pak Bernat kepada Anton dan Lian yang baru datang. 

Mereka pun menyesuaikan posisi agar ketika disembelih, kepala ayam tersebut mengeluarkan darah tepat dileher Andre sebagai bentuk pertukaran jiwa. Tssstttt!! Tstt!! Kokkokokkokkk.. darah mengucur dari leher si ayam dan mengalir ke leher Andre. Tiba-tiba Andre langsung tersadar. Wulan langsung memeluknya merasa bersyukur. Anin dan Rama ikut senang namun masih tak percaya dengan apa yang mereka lihat. " Dek Andre benar-benar sudah kembali dari dunia arwah, cerita Pak Bernat. 

Andre yang masih keheranan terhadap apa yang terjadi pada dirinya diam saja, yang dia ingat hanya saat dia memakan telur setengah masak yang direbus di air kawah putih dan langsung tak sadarkan diri. "Makasih banyak ya Pak Bernat, ucap Wulan. "Hmm.. untung cepat dilaksanakan ritualnya, kalau tidak kalian pulang bawa mayat, balas Pak Bernat tersenyum puas. Mereka pun disuguhi teh manis panas oleh Boru Silaen, pemilik kedai tempat mereka beristirahat.

KANDANG KAMBING

Guntur terbangun. Dia kembali merasa sangat haus. Dari kejauhan dia melihat kedai yang disana ada Anin Rama Wulan dan Andre. Dia berlari ingin menghampiri mereka, namun terperosok di semak. "Coba kalau semua pendatang sama bodohnya kayak mereka ya, bisa cepat kaya kita, kata Anton. "Pandai kali memang bapakmu itu akting jadi dukun Ton, jadi kayak nonton sinetron azab aku tadi, haha balas Lian. "Siapa yang kalian pikir bodoh?  Tanya Guntur. Plaaakkkk!!.. terdengar suara pukulan keras mendengung ditelinganya. Tubuh Guntur melunglai dan akhirnya tumbang.  Dia terbangun lagi, kali ini didalam sebuah ruangan sempit seperti.. kandang kambing! Hueekhh.. bauuu!! Cuihh.. tangannya terikat ke pilar kayu disebelahnya. 

Dari celah kandang kambing tempatnya disembunyikan, dia melihat ke arah luar, dua orang pemuda mengerikan seperti sedang ditugaskan untuk mengawasinya. Dan benar saja! Kedua pemuda itu adalah pemungut liar yang tadi siang! Guntur tidak habis pikir apa yang selanjutnya harus dilakukannya?  

" Wey lae coba kau tengok dulu orang yang tadi udah mati atau belum! Perintah Lerikson pada temannya. "Gawat! "Nggak mungkin bisa kabur terikat gini, pikir Guntur.  "Mending pura-pura mati aja deh, pikirnya. Teman Lerikson menghampiri dan mengecek nadinya. "Udah nggak usah pura-pura mati kau, kata sosok pemungut liar itu. " Mau diapakan aku bang? Tanya Guntur. "Mau dimakan kau sama si Lerikson, ucapnya lagi. "Belum mati dia! Teriak pemungut liar itu kepada Lerikson. "Yaudah kau matikanlah dulu! Sambung Lerikson. 

Dengan cepat teman Lerikson mengeluarkan pisau dari kantong celananya dan.. Guntur hanya bisa pasrah menghadapi nasibnya. Sreeettt.. pemungut liar tadi memotong tali ditangannya. "Kenapa bang? Tanya Guntur berkaca-kaca dan lega. "Ya belum ajalmu macam mana mau kubikin, sambungnya. Lerikson dan temannya hendak bergegas pergi. "Tunggu bang! Sanggah Guntur. "Mau apa kau? Kata Lerikson. "Tolong aku bang, nggak tau aku dimana ini, pintanya. "Itulah bodohmu itu nggak sadar kalian udah dibodohi sama si Bernat Tua itu! Geram Lerikson. "Ceritakan aja Ler, sambung temannya. "Tolonglah bang! Desak Guntur. " 

Asal tahu saja kalian ya, Boru Silaen itu isterinya si Bernat, mereka berdua penipu itu, suka menjual telur busuk. "Dimakanlah sama teman kalian telur busuk yang tak masak itu, makanya hampir mau mati dia, jelas Lerikson dengan logat bataknya. "Betulnya itu bang? "Banyak kali tanyakmu, tadi kaupun hampir mati dipukul sama anaknya si Anton, sambung teman Lerikson. "Macam mana kalau kita lapor polisi aja bang! Saran Guntur. "Ehh.. kamipun kena jugalah nanti, macam mananya kau! Kami masih suka mungut liar disini, ujar Lerikson. " Ya sudahlah bang, antarkan aku ke kawah putih itu lagi boleh ya? "Kubayar pun bang, pinta Guntur setengah memelas. "Ayoklah! Ajak Lerikson. Guntur merasa sangat lega. Dia dan Lerikson pun berlalu menaiki motor astrea butut menuju kawasan kawah putih itu lagi. Ditengah perjalanan, motor tersebut mogok. "Sini kau dulu sebentar ya, aku panggil kawan, ujar Lerikson. Guntur hanya mengangguk, kelelahan.

 

KANTOR POLISI

Lama Guntur menunggu sampai sebuah suara membangunkannya. "Dek, dek, ngapain kamu tidur didekat jalan ini? Tanya seseorang berseragam polisi. Di tag-namenya tertulis BRIPTU SASONGKO. "Saya tadi nggak tidur Pak, jawabnya. " Saya tadi nunggu kawan, motor astreanya mogok, dia belum datang juga, lanjut Guntur. "Mana ada motor astrea dari tadi disamping kamu, orang-orang sini tadi melapor katanya kamu orang gila baru, jalan sambil ngangkang dan bicara sendiri, kata Briptu Sasongko. Deg! "Apalagi ini.. pikir Guntur dalam hati. Guntur pun menceritakan semuanya pada Briptu Sasongko, secara detail! Melalui alur bolak-balik yang dialaminya. 

"Dua hari yang lalu memang terdapat kasus kecelakaan tewasnya dua orang pemuda yang diduga melakukan pungutan liar di daerah Dolok Merawan. "Mayat mereka ditemukan terserempet truk dan motor astreanya hancur. "Tapi sudah dikebumikan, nggak mungkin gangguin kamu lagi kan? Tanya Briptu Sasongko. "Dua hari yang lewat? Tanya Guntur balik terkejut. "Tadi pagi saya dan teman-teman barusan dipalak dan udah lapor ke polisi Pak! Dan.. telur-telur busuk itu.. serta penganiayaan terhadap saya.. Argh.. Guntur memegang kepalanya yang bocor sedikit. 

Entah kenapa baru sekarang dia sadar dan merasakan sakitnya. "Kepala saya masih berdarah Pak.. Guntur mencoba meyakinkan Briptu Sasongko bahwa pernyataannya tidak palsu. Briptu Sasongko terbelalak menyaksikan cucuran darah yang mengalir dari kepala Guntur. Dalam hati dia menyadari anak itu tidak main-main. Guntur pun disuruh membuat laporan dan divisum.

 Setelah divisum, Briptu Sasongko pun akhirnya mengambil langkah penyelidikan bersama dengan membawa Guntur ke lokasi kejadian dia diikat di kandang kambing. Terlihat memang tali rami yang digunakan sebagai barang bukti untuk mengikat Guntur dan bercak darah di sekitar lantai papan. Selanjutnya Briptu Sasongko menyamar sebagai wisatawan yang datang membeli telur ke kedai Boru Silaen, Guntur tidak diperbolehkan menampakkan diri, dia menunggu di kantor polisi. 

Dia membeli lima butir telur sekaligus untuk diperiksa kandungannya di lab. Dari hasil lab dinyatakan bahawa ternyata telur-telur yang dijual oleh kedai Boru Silaen adalah telur yang memang sengaja dibusukkan untuk meraup untung dengan tipu daya Pak Bernat. Boru Silaen sudah mempersiapkan stok telur hampir busuk di lemari es rumahnya. Semua telur dicuci terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke lemari es, sehingga pori-pori telur akan terbuka lebar memancing bakteri Salmonella untuk masuk dan mencemari telur. Hal itulah yang sebenarnya mengakibatkan Andre kehilangan kesadaran akibat masalah pencernaan dari memakan telur yang belum benar-benar matang tadi.

AKHIR PERJALANAN

                   Kasus penipuan yang dilakukan oleh Pak Bernat dan isterinya Boru Silaen pun terungkap. Anton dan Lian sebagai tersangka kasus pemukulan terhadap Guntur sudah diamankan terlebih dahulu. Keluarga Pak Bernat akan diproses oleh hukum, sementara Anin, Rama, Wulan, dan Andre tidak jadi membayar sepeserpun kepada Pak Bernat. Mereka tidak dapat pulang hari itu juga karena kelelahan. Mau tidak mau mereka pun menumpang disalah satu rumah penduduk atas saran Briptu Sasongko. "Nggak nyangka banget aku kok ada ya sekeluarga tega banget nyakitin orang-orang pendatang kayak kita, ujar Wulan. "Iya, jahat banget, nampak banget kan sifat aslinya orang-orang yang tinggal di pedalaman? Gerutu Anin. "Jangan ngomong gitu Nin, kamu nggak tahu kan kalau orang pedalamanlah yang udah bantuin kita, sambung Guntur serius. "Kamu ngelantur ya Tur? Udah jelas-jelas nyawa kamu hampir bahaya gara-gara anaknya Pak Bernat itu! Anin menempelkan tangannya ke kening Guntur, mencoba mengecek keadaannya. Rama yang melihatnya merasa sedikit cemburu. "Nih, diminum, kata Anin sambil mengulurkan tablet paracetamol dari dalam tasnya. Guntur hanya memandangi obat itu. Anin mengambilkan air dan memasukkan tablet tersebut kemulutnya, dia tidak tahan melihat temannya itu menderita. Anin merasa Guntur seperti diawang-awang karena kejadian berat yang dilaluinya hari ini. Briptu Sasongko telah menceritakan semuanya kepada mereka. Rama yang memperhatikan cara Anin memperlakukan Guntur dari tadi akhirnya tidak tahan lagi. "Nin, minta obat juga dong, kepalaku tiba-tiba pusing nih, pinta Rama. "Nih, ucap Anin sambil menyerahkan satu tablet bodrex. "Nggak dicek dulu nih, sakit apa? Tanya Rama. Anin masih tidak peka. "Kamu tadi bilang kan pusing sakit kepala, ya itu obatnya loh Ram, jawab Anin. "Beda banget ya, cara kamu merawat pacar sama mantan, ungkap Rama ketus. "Ohh.. jadi kamu cemburu nih? Tanya Anin tersenyum. "Nggak, aku kesal aja lihat kamu segitu takutnya kehilangan Guntur, jawab Rama. "Ehm.. Sweet banget sih kamu kayak teddybear, jadi pengen peluk.. kata Anin. "Apaan sih Nin, rumah orang nih, balas Rama. "Becanda loh sayang, ujar Anin tersenyum kecil. Rama yang melihat senyum termanis pacarnya itu pun seketika mencair. Dia tidak marah lagi. Malam itu mereka lewatkan dengan tertidur pulas.

ESOK YANG TIDAK PERNAH ADA

                    Esoknya kelima sekawan itu berpamitan pulang kepada pemilik rumah. Mereka berangkat pagi-pagi sekali. "Kamu bisa bawa motornya Tur? Tanya Rama. "Menghadapi cinta kalian aja aku bisa, apalagi cuma motor, kata Guntur yakin. "Yaudah kita pelan-pelan aja, nggak ada yang mau diburu juga, ujar Wulan. Anin sebenarnya masih mengkhawatirkan kondisi Guntur. Dia merasa sangat ingin melindunginya saat ini, tapi Rama tidak akan mengerti, pikirnya. Dan benar saja, apa yang ditakutkan Anin terjadi. Ditengah perjalanan pulang Guntur tiba-tiba saja berbalik arah dengan kecepatan sangat tinggi dan mengarahkan motornya menuju jurang! Gunturrr!!! Teriak Anin.

                   "Kamu masih mau dengar lanjutan ceritaku? Rayu sosok putih yang mengambang di atas salju panas. "Iya, jawab Guntur dengan penuh semangat. "Kemarilah, kamu sudah tahu sedikit banyaknya sifat-sifatku, kan? "Aku tidak suka perempuan itu, dia terlalu memperhatikanmu, makanya aku membawamu kesini lagi. "Aku mengerti, sambung Guntur. "Aku harap tidak ada yang tertarik lagi untuk mengunjungimu, hanya aku dan kita disini, selamanya, ungkap Guntur. "Baiklah, sebaiknya kututup saja cerita ini, tidak akan ada yang terpancing kesini dan kau tidak akan cemburu, ujar sosok tersebut.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun