Mohon tunggu...
Anggi Oktavia
Anggi Oktavia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

Saya suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pergeseran Peran Mamak terhadap Kaum Keluarganya di Minangkabau

8 Januari 2024   09:44 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mamak juga mulai abai terhadap kemenakan, dan tak sedikit yang tidak lagi mengerti akan perannya dalam sebuah kaum keluarga. Salah satunya adalah mereka akan bertindak mengurusi kemenakan, hanya ketika kemenakannya membuat permasalahan. Berbeda dengan zaman dahulu, dimana mamak mempersiapkan  kemenakan, untuk berakhlak dan menjaga perangai. Sehingga, edukasi yang di berikan sampai dan kemungkinan kemenakan untuk melakukan kesalahan lebih kecil, terutama untuk membuat malu kaum mereka. Sedangkan mamak zaman sekarang, saat anak kemenakan mereka terbentur dengan masalah, baru mamak datang berunding, kemudian marah dan kecewa. Misalnya saja masalah jika kemenakan gadis mereka sudah hamil di luar nikah, atau anak bujang mereka mencuri dan memakai narkoba. Ketika ketahuan, baru Mamak bertindak. Kenapa tidak dari awal di urusi? Tetek bengek anak kemenakan?

Meskipun ada mamak yang menunjuk ajarkan, mereka tidak berperan se-sentral yang dulu dalam sebuah kaum keluarga dunsanaknya. Sebab, mamak itu pun sudah tinggal di rumah isterinya, dan fokus mengurusi anak-anak dari isterinya.

Faktor kedua yang memicu pergeseran ini adalah kurangnya penyaluran atau pemahaman dari mamak yang sebelumnya, terhadap mamak yang sekarang. Sehingga mamak zaman sekarang, Tidak banyak lagi yang menguasai adat. Hal ini tentu membuat mamak yang sekarang kehilangan cara untuk menyampaikan tata cara adat kepada kemenakan selanjutnya.

Faktor ketiga adalah faktor ekonomi yang terbatas. Mamak akan fokus pada ekonomi  isterinya dan anak-anaknya, di bandingakn memperhatikan kemenakammya. Mamak pergi merantau dengan kurun waktu yang sangat lama, sehingga banyak kemenakan yang tidak kenal dan dekat kepada mamaknya.

Faktor keempat, di dalaminya agama Islam oleh masyarakat. Karena menurut ajaran Agama, Ayah bertanggung jawab penuh terhadap istri dan anak-anaknya. Sehingga, masyarakat modern akan memilih menetap dengan satu rumah kecil saja.

Faktor ke lima yang mempengaruhi pergeseran ialah tidak adanya sanksi terhadap kesalahan yang di lakukan Mamak, sehingga banyak dari mereka yang bertindak seenaknya saja, salah satunya berani menjual harta pusaka.

Jadi, Apakah kebiasaan bermamak sudah mulai di tinggalkan orang Minangkabau hari ini?

Sepertinya yang tinggal hanyalah mamak-mamakan.                       

Meski pun, mamaklah yang memiliki kesalahan terbesar, karena mengabaikan peran sebagai mamak di dalam sebuah kaum keluarganya, tetapi mamak tidak bisa di salahkan sepenuhnya. Karena di sana, ada andil mamak sebelumnya, serta seluruh dunsanak sebuah kaum keluarga untuk saling mengingatkan, dan menghidupkan lagi hidup menyegani niniak mamak.

Sebagaimana mamak adalah orang yang   "di tinggikan sarantiang, di dahulukan salangkah"

Padang, 23 November 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun