***
Mimpi barusan hanya mimpi. Mengapa gadis yang sangat aku benci. Tiba-tiba aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya. Ya, aku sangat membencinya karena dia telah menyentuhku dan menodai kesucianku. Tetapi, semua bukan paksaan.Takutkah aku, kehilangan dirinya seperti mimpi barusan.
Aku bangkit dari ranjang. Duduk di tepi ranjang.Mengambil sepotong cermin. Menatap wajahku di dalam kaca. Aku Lumayan manis. Semua orang mengatakan begitu. Arga….nama yang manis semanis orangnya.
Shela mengajakku bertemu malam ini. Di tempat biasa. Tempat di mana aku dan dia pertama kali bertemu. Depan terminal bis.
oooOOOooo BersambungÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H