Mohon tunggu...
Angger Setio Panuntun
Angger Setio Panuntun Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Adminitrasi

Tak ada yang lebih indah dan Puitis selain berbicara KEBENARAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dalam Dosa (Part 2)

21 Mei 2013   12:20 Diperbarui: 27 Agustus 2020   16:00 11904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta (Sumber: tirto.id)

“ Arga...”, Shelamemulai pembicaraan.

“Yap…”, Aku juga kangen tan sambil tersenyum.

“Nanti malam kita bertemu ditempat biasa …”, Suara Shela berbisik.

“Iya Tant..”, Aku menarik uang di balik tailer Bank dan aku tersenyum.

“Sepertinya dia suka sama kamu..”, Bisiknya kembali.

“Ngga mungkin”, Aku ngeloyong pergi meningalkan ATM.

Beberapa tahun belakangan ini. Aku merasa tidak tertarik sama sekali dengan gadis seumuranku atau sedikit jauh di bawahku. Ada beberapa gadis yang berkali-kali mengganggu perasaanku.

Namun aku selalu saja menolak mereka masuh dalam hatiku. Karena aku memang tidak pernah tertarik pada gadis kekanakan. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga dan menyayangiku. Gadis dewasa yang bisa menghangatkan tubuhku dan mencurahkan segala kasih sayangnya untukku. Ya,itulah Gadis impianku.

Hari semakin sore, matahari memancarkan sinarnya yang jingga merekah. Aku menghabiskan sisa-sisa lembaran buku, yang belum terbaca. Sedikit memperbaiki letak kacamataku. Ruangan ini telah sepi. Hanya tinggal aku dan dan suara TV. Aku menguap. Membaca terlalu lama membuat mataku sedikit berair.

Aku menutup buku terakhir yang telah selesai kubaca.Mengembalikan ke tempat semula.Sambil memperbaiki letak buku-buku lain yang agak berantakan.

***

Aku jalan di koridor panjang Koridor Gajah Mada. Menyaksikan bangunan-bangunan yang kokoh berdiri di setiap jalan yang aku lalui. Aku senang sendiri seperti ini, sambil menikmati tenangnya hari ini. Burung-burung berkicau setiap kali aku melewati pepohonan yang rindang.

Shela… Gadis itu hadir di hadapanku. Kedua telapak tangannya terbuka. Aku berlari-lari menyongsongnya untuk memeluknya. Namun tiba-tiba dia menghilang. 

Rupanya aku hanya berimajinasi. Tanpa terasa air mata menetes dari bola mataku. Mengeluarkan beban-beban rindu yang tak tersalurkan. Telah seminggu Shela tidak pernah menghubungiku sama sekali.

***

“ Pandang mataku lebih dalam dan katakan sesuatu“.

“Aku tidak tahu,harus bilang apa,sayang", Shela menggenggam tanganku.

“Kamu engga mencintaiku“.

“Aku cinta kamu, aku juga sayang kamu“, Kata-katanya seperti tak bermakna .Hampa, kosong, dan tak bernyawa.

“Shela…”, Suaraku mengeras dan aku memegang tepi wajahnya.

Dia membalas dengan ciuman penuh nafsu.

“Lepaskan…Aku tidak suka ini. Bukan ciuman, kehangatan tubuhmu atau apapun juga. Aku hanya inginkan cinta”, Aku terdiam.

“Nikahi aku ..”,Suaranya pelan sambil mencucurkan air mata yang tak terasa membasahi kemejaku.

“Arga “, Shela memeluk tubuhku.

“Aku tidak bisa, kamu telah menikah", Aku terbata mengucapkannya.

“Kamu pilih aku atau dia?", Tanyaku.

Shela terdiam.

“Kamu masih muda sayang,..”, Shela berbisik di telingaku.

“Jadi selama ini…”

“Kamu hanya menginginkan tubuhku,untuk melampiaskan nafsumu…”Suaraku mengeras sambil melepaskan pelukannya.

“Aku jatuh cinta sama kamu".

Shela diam.

***

Mimpi barusan hanya mimpi. Mengapa gadis yang sangat aku benci. Tiba-tiba aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya. Ya, aku sangat membencinya karena dia telah menyentuhku dan menodai kesucianku. Tetapi, semua bukan paksaan.Takutkah aku, kehilangan dirinya seperti mimpi barusan.

Aku bangkit dari ranjang. Duduk di tepi ranjang.Mengambil sepotong cermin. Menatap wajahku di dalam kaca. Aku Lumayan manis. Semua orang mengatakan begitu. Arga….nama yang manis semanis orangnya.

Shela mengajakku bertemu malam ini. Di tempat biasa. Tempat di mana aku dan dia pertama kali bertemu. Depan terminal bis.

oooOOOooo Bersambung 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun