Seringkali penulis jurnal terjebak tidak bisa membedakan antara masalah penelitian dengan pertanyaan penelitian. Masalah penelitian merupakan induk dari masalah yang ingin ditulis dalam jurnal. Misalnya masalah penelitian yang diangkat adalah mengapa ada konflik. Mengapa ada konflik di suatu komunitas tersebut merupakan induk masalah yang bisa diturunkan menjadi pertanyaan penelitian yang meliputi pertama, konfliknya kayak apa? Kedua bagaimana konflik tersebut berlangsung dan ketiga analisis keterlibatan orang tersebut dalam konflik yang terjadi. Â Â
Ada kesan bahwa penggunaan buku referensi dianggap hal yang tidak memberikan kontribusi akademik dalam penguatan literatur review? Sebenarnya terkait dengan penggunaan buku referensi berpulang pada akuntabilitas referensi yang digunakan oleh penulis jurnal. Ada beberapa jurnal yang memang mensyaratkan semua referensi yang dikutip harus bisa ditemukan secara online. Terkadang buku referensi jarang dapat ditemukan secara online.
Masalah yang lain yang sering dilupakan adalah menulis metode penelitian yang kurang jelas. Padahal metode penelitian sangat strategis. Apabila metode penelitian ditulis kurang jelas mengakibatkan artikelnya kurang meyakinkan. Ketika dianggap kurang meyakinkan maka artikelnya akan ditolak. Metode penelitian ini sangat penting karena menentukan instrumen yang digunakan. Metode penelitian juga akan menjelaskan bahwa tulisan jurnalnya tergolong studi kasus ataukah pembicaraan umum. Sebagai contoh, apabila meneliti tentang pesantren, apakah pesantren tersebut dilihat dari sudut pandang sebagai komunitas ataukah institusi. Melihat pesantren bisa pula dilihat dari kelompok para guru/kyai atau ataukah santri. Pesantren juga bisa dilihat dari aktivitas kegiatannya dari pengajian maupun kegiatan toleransinya. Selain itu juga bisa diteliti dari media dalam artian bagaimana pesantren mengkomunikasikan dirinya dengan media sosial hari ini.Oleh karena itu para penulis jurnal harus bisa mempertimbangkan metodologis tulisannya secara seksama hal ini untuk memudahkan menulis. Sumber referensi merupakan sumber data selain itu sumber referensi juga bisa membantu dalam memformulasikan judul artikel
 Dengan semakin giat menulis jurnal, baik di Sinta maupun di Scopus ternyata reputasi orang Indonesia di luar negeri semakin meningkat. Sudah banyak jurnal di Sinta yang sudah dikutip oleh orang dari luar negeri dan memiliki dampak yang cukup berpengaruh. Oleh karena itu, menulis sesungguhnya tidak pernah rugi. Banyak perubahan-perubahan penting dalam kehidupan kita dimulai dengan kegiatan menulis.
Memulai menulis tidak harus memiliki data tapi yang terpenting bisa mencari atau mengakses data yang cukup. Apabila data yang  dimiliki dirasa kurang cukup, maka pasti penelitiannya menjadi kurang kuat. Data bukan cerita tapi fakta. Kelemahan kita adalah dalam memvisualisasikan data sehingga datanya kurang meyakinkan. Untuk membuat data semakin meyakinkan di mata reviewer jurnal, maka disajikan dengan matriks aau grafik meskipun datanya dalam bentuk kutipan maupun wawancara. Data bisa aja diperoleh dari bantuan orang lain atau dalam bentuk data sekunder yang diolah seperti data dari BPS (Badan Pusat Statistik). Data ini sangat strategis dalam penulisan jurnal karena menjadi alat ukur atau alat bukti. Data pun bisa dikumpulkan sambil menulis. Yang terpenting pastikan data tersebut cukup.
Membuat kerangka penulisan dalam jurnal dianggap sangat penting sekali. Dengan membuat kerangka artikel akan menjamin keutuhan, koherensi serta memberikan batasan kepada penulis agar tidak menulis kemana-mana. Seringkali tulisan ditolak di jurnal karena tidak sesuai dengan scope dari jurnal tersebut. Seharusnya para penulis jurnal memiliki kepekaan bahwa setiap jurnal memiliki idealisme masing-masing. Alasan yang paling sering dikeluarkan pengelola jurnal untuk menolak tulisan seseorang adalah mereka menganggap tulisan tersebut tidak sesuai dengan scope jurnal mereka. Setiap penulis jurnal harus mengetahui afiliasi jurnal yang menjadi target tulisannya.
Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah memperlakukan email yang dimiliki, layaknya seperti celengan. Maksudnya, email tersebut baru dibuka ketika sudah banyak. Seharusnya apabila sudah mensubmit jurnal harus rajin mengecek email setiap hari. Dipantau terus. Ada teman yang mengirim jurnal tapi tidak pernah mengecek emailnya. Suatu ketika jurnal tersebut meminta revisi dari tulisan yang dikirim dengan batas waktu yang telah ditentukan tetapi karena tidak pernah mengecek email penulisnya, maka dari sistem jurnal tersebut menganggap bahwa tulisan tersebut tidak pernah direvisi dan akhirnya tidak jadi diterbitkan.
Salah satu kelemahan orang Indonesia dalam menulis adalah tidak memiliki akumulasi pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu tidak memiliki peta pengetahuan sehingga kekurangan itu dalam menulis. Oleh karena itu para penulis jurnal harus bisa mempertimbangkan metodologis tulisannya secara seksama hal ini untuk memudahkan menulis. Sumber referensi merupakan sumber data selain itu sumber referensi juga bisa membantu dalam memformulasikan judul artikel.
Apakah cukup efektif untuk memulai menulis artikel dengan mengikuti konferensi internasional? Keberadaan konferensi internasional yang terindeks Scopus bertujuan untuk membiasakan para penulis atau para peneliti memiliki pergaulan akademik secara internasional hal ini diselenggarakan juga untuk menstimulasi agar para penulis jurnal bisa bertukar gagasan dan mendapatkan ide menulis yang jauh lebih produktif.
Sebenarnya jalan pintas untuk bisa menulis jurnal terindeks Scopus yang paling terpenting adalah investasi menulis. Ini membutuhkan satu kesadaran baru atau paling tidak cepat sadar sesegera mungkin untuk menulis. Profesor Irwan Abdullah mengisahkan bahwa beliau sudah memulai menulis jurnal pada saat S1 ketika semester 3. Mulai menembus jurnal pada semester 5. Pada tahun 1989 Profesor Irwan Abdullah mampu mempublikasikan artikel di jurnal masyarakat Indonesia. Di tahun 1989, jurnal masyarakat Indonesia merupakan salah satu jurnal yang paling bergengsi dan bereputasi. Di tahun 1995 Profesor Irwan Abdullah menerbitkan tulisan di jurnal Prisma. Jurnal ini tidak sembarangan karena yang mengisi tulisan di jurnal Prisma merupakan orang-orang hebat. Salah satu mengapa tulisan jurnal kita lemah adalah tulisan lebih banyak berisi khutbah, bukan data. Kelemahan dari dosen-dosen sosial adalah sangat kurang bisa dalam memvisualisasi data. Dosen-dosen yang berkecimpung di dunia sains lebih mampu memvisualisasi data sehingga terlihat lebih akademik. Tampilan data dibuat dengan tabel. Meskipun dengan tabel tapi tidak harus dibuat dengan rumit. Oleh karena itu, menulis jurnal diniatkan dengan menulis artikel yang diterbitkan bukan menulis artikel yang jadi.
Orang menulis jurnal artikel Scopus diibaratkan seperti pelari marathon. Dengan jarak yang sangat jauh, maka dibutuhkan ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan semangat juang yang tinggi. Menulis dengan prinsip seperti pelari maraton tidak hanya mampu menyelesaikan jarak yang ditempuh, namun juga pasti menjadi pemenang lomba marathon tersebut.