Oleh karenanya, penelitian studi kasus instrumental ini merupakan penelitian yang bersifat edukatif yakni memperkaya wawasan peneliti sekaligus menambah kontribusi peneliti dalam memperkaya wawasan keilmuan dalam bidang manajemen Pendidikan Islam.Â
Sebagai contoh, misalnya, (1) penelitian mengenai implementasi manajemen mutu guru dalam meningkatkan prestasi siswa dan pelayanan akademik di sekolah/madrasah.Â
Bisa juga, (2) Penerapan kepemimpinan transformatif kepala sekolah dalam mengembangkan budaya anti korupsi dan dan peningkatan kinerja guru dalam mengajar di sekolah madrasah.
Kedua, penelitian studi kasus intrinsik (intrinsic case study). Penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di lembaga pendidikan Islam.Â
Oleh karena itu, penelitian ini bersifat kuratif yakni penelitian yang diselenggarakan untuk memberikan tindakan perbaikan dari kasus yang terjadi di lembaga pendidikan Islam.Â
Pada tataran selanjutnya penelitian ini ditindaklanjuti dengan penelitian action research atau penelitian tindakan yang dilakukan oleh berbagai orang melalui kinerja profesional.Â
Misalnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi'Aplikasi SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dan dan profesionalitas guru dalam mengajar di lembaga pendidikan Islam.
Ketiga penelitian studi kasus kolektif (collective case study) yakni penelitian studi kasus yang dilakukan di dua tempat atau lebih mengenai kasus yang sama untuk ditarik kesimpulan maupun generalisasinya penelitian ini bersifat perbandingan untuk melihat kecenderungan pola yang terbentuk dari satu kasus yang sama di dua tempat.Â
Misalnya model pengembangan tenaga kependidikan dan mutu pembelajaran berbasis Teknologi informasi dan komunikasi pada lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama RI.Â
Penelitian ini yang nantinya daat dijadikan sebagai pegangan /dasar pemikiran dalam pengambilan kebijakan (prospective case study). Disamping itu para pengambil kebijakan akan terbantukan dengan penelitian ini karena memberikan kontribusi gambaran yang utuh dari objek (wholeness).Â
Temuan yang dihasilkan dari penelitian studi kasus tidak harus berupa teori namun bisa berupa pengalaman empiris yang bersifat baru (new findings)