Â
Dengan demikian pada perdagangan bebas Indonesia belum menjadi pemeran utama atau pengaruh kebijakan harga barang yang didagangkan di perdagangan bebas. Maka hal itu berpengaruh terhadap petumbuhan ekonomi Negara.
Â
Banyak hal yang harus dilakukan dalam permaslahan tersebut. Melihat data diatas Indonesia sangat berlimpah akan kekayaan alam disisilain saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, yang mana penduduknya mayoritas pada usia produktif. Bonus demografi akan memberikan dampak sosial-ekonomi dimasa yang akan datang. Tentunya ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Karena telah terbukti beberapa negara seperti salah satunya adalah negara Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950 membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni tertinggi ke-3.[5] Tetapi disisi lain bonus demografi akan menjadi bumerang bagi suatu negara apabila bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Karena dampak negatif dari bonus demografi yakni semakin sempitnya lapangan pekerjaan karena banyaknya penduduk usia produktif yang ingin mencari pekerjaan, timbulnya kawasan-kawasan kumuh yang menyebabkan tingkat kriminalitas juga bertambah.Â
Â
Pada kesempatan ini peran pemerintah sangat berpengaruh untuk memanfaarkan bonus demografi yang dialami Indonesia sehingga harus lebih diperhatika. Perhatian terhadap usia produktif bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan memberikan wadah untuk menciptakan, mengembangkan dan memanfaatkan suatu karya anak bangsa. Contohnya pada kondisi saat pandemi ini memunculkan suatu karya anak bangsa yang bisa bermanfaat yakni penciptaan Ventilator.[6] Pada hal ini peran pemerintah sangat berpengaruh, karena dengan pengembangan suatu karya bangsa dapat ditentukan oleh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Jangan sampai orang-orang hebat Indonesia terus dimanfaatkan oleh negara lain karena saat ini beberapa orang hebat Indonesia lebih memilih negara lain karena perhatian dari Indonesia  terhadapnya kurang.[7] Peningkatan slogan cinta produk dalam negeri harus diimplementasikan juga.
Â
Yang kedua, selain penciptaan wadah untuk berkarya, peran pemerintah dalam peningkatan pengetahuan masyrakat harus lebih ditingkatkan sepertihalnya pada pengetahuan atau literasi masyarakat Indonesia akan berinvestasi masih rendah. Otoritas Jasa Keuangan mencatat literasi pasar modal hanya 4%. Dengan adanya peningkatan literasi misal melalui seminar/workshop maka jumlah masyarakat akan berinvestasi akan meningkat, maka sektor bisnis dalam negeri bisa dikuasai oleh masyarakatnya sendiri. Sehingga dengan kedua kebijakaan tersebut diharapkan Indonesia siap untuk meningkatkan ekpor dan mengurangi impor di berbagai bidang.
Â
PENUTUP
Â