Mohon tunggu...
Helly Anggara
Helly Anggara Mohon Tunggu... lainnya -

Tuhan telah menegurku dengan Cinta, Kini aku bukanlah sang "pungguk merindukan bulan", dengan kasih dan sayang yang kau berikan padaku, kali ini aku bagaikan "pungguk mendapatkan bulan"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Chapter II: Pelangi di Malam Hari

20 Juni 2010   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:25 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

”aku sedang menunggu gadis pujaan hatiku” kembali Satria menjawab hal yang sama.

”apakah aku wanita pujaan hatimu itu?” tanya sang wanita.

Satria heran, tetapi dia tetap menjawab ”ah, bukan – bukan, pujaan hatiku, menggunakan jilbab dan mungkin dia tidak sepintar kamu”

Wanita tersebut tersenyum, lalu pergi berlalu meninggalkan Satria.

Kejadian yang sama terjadi sampai wanita kelima juga bertanya, ”sedang apa kamu disitu?”
Dan satria tetap memberikan jawaban yang sama pula.

Akhirnya sesosok wanita muncul disudut jalan, berdiri dibawah sinar lampu, wanita tersebut tidak muda lagi, garis – garis keriput memenuhi wajahnya, sebuah selendang berwarna hijau marun melilit kepalanya, menutup rambut dan telinganya. Tetapi meskipun begitu, aura kecantikan masa mudanya masih terlihat jelas, menandakan bahwa dirinya sempat menjadi kembang desa di daerah tempat tinggalnya.

Wanita itu melangkah pelan, cahaya rembulan seakan – akan mengikuti tiap langkahnya, dia berhenti disebelah Satria, dari dekat tampak jelas wajahnya mencerminkan kebijakan, kebijakan seorang wanita.

”Sedang apa kamu disitu?” tanya sang wanita sama.

”oh, gak ngapa-ngapain kok bu, cuman lagi menunggu wanita pujaan hatiku” jawab Satria.

”Sudah berapa lama kau menunggunya?”

”Aku tidak tahu sudah berapa lama, sudah berbulan-bulan aku menunggu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun