"Siapa aku"
Namaku Ariel, Â aku terlahir dikota kecil "Bogor" tepatnya di Rumah Sakit Mangun Kusumo dengan kondisi normal dan memiliki keluarga yang lengkap yaitu ayah dan ibu yang menamaniku dari aku berada dirahim ibu sampai aku terlahir didunia. Kisahku bermula saat aku berumur 2 bulan, Ayah yang seharusnya menggendongku dan menemani ibuku untuk mengurus dan membesarkanku tanpa alasan yang jelas pergi meninggalkanku . Aku tak tahu apa sebenarnya masalah yang terjadi antara ayah dan ibuku pada saat itu sehingga ayahku bisa memutuskan untuk pergi meninggalkanku di usiaku yang masih sekecil itu.
Setelah ayahku pergi, ibuku yang seharusnya mengasuhku juga ikut pergi meninggalkanku dengan alasan untuk mencari pekerjaan ditempat iya dibesarkan yaitu kota Solo. Aku dititipkan untuk diurus serta diasuh oleh kakek ku,  yaitu ayah dari ayahku sampai aku berusia 11 tahun, tepatnya sampai aku lulus SD. Nasip buruk lagi-lagi terus mengikutiku, kakekku juga memutuskan untuk melepaskanku untuk diasuh oleh ayah dari ibuku, teganya lagi  ayah dari ayahku itu melepaskanku dengan cara memerintahkanku untuk pergi seorang sendri dari kota Bogor sampai kota Solo menggunakan kereta api dengan hanya bermodalkan selembar kertas dengan tulisan nama lengkapku, nama kakeku, dan tujuanku dengan berharap pak kondektur yang bertugas dikereta api itu mengetahui tujuanku dan untuk mempermudah aku ditemukan oleh ayah dari ibuku yaitu kakekku juga ketika aku sampai pada tujuanku, karena keluargaku disolo sama sekali belum pernah bertemu denganku.
Namun nasip baik masih ada di hidupku, begitu aku sampai distasiun balapan solo aku langsung dapat ditemukan oleh kakekku dan langsung dibawa kerumah kakekku itu, Dari hari itu aku berpindah tangan dan diurus oleh kakek serta nenekku. Kehidupan ketika diurus oleh kakek dan nenekku sangatlah keras, segala sesuatu harus mengikuti ikutan yang telah di buat, aturan itu bersifat mutlak dan sama sekali tidak 1 orang pun yang dapat merubahnya, jika aturan yang telah dibuat aku langgar kosekwensi yang diberikan tidaklah ringan mulai dari omongan-omongan tajam yang mendarat ditelingaku sampai dengan tangan ataupun alat-alat keras seperti sapu, potongan selang sampai rotan yang mendarat pada badanku.
Kerasnya kehidupanku itu terus-menerus kejalani sampai aku berusia 13 tahun yaitu sampai aku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah umurku genap 13 tahun ibuku yang juga berada disolo juga memutuskan untuk kembali mengambilku dari tangan kakekku, pada saat ituku ibuku yang dulunya bersetatus janda sekarang resmi sudah memiliki seorang suami baru dengan kata lain aku memiliki seorang ayah tiri sekarang. entah kenapa dari aku kecil sampai aku berumur 13 tahun hidupku seakan-akan terombang ambing, seperti tanpa arah yang jelas, terlempar dari tangan satu ketangan lain. Dosa apa yang pernah di lalukan ayah dan ibuku smapai aku dapat mengalami hal seperti ini.
Aku sama sekali tidak menerima keberadaan ayah tiriku itu. Berbagai macam cara dilakukan ayah tiriku dan ibuku agar aku bisa menerima ayah tiriku itu sebagai ayah kandungku sendri, namun sayangnya usaha mereka sama sekali tidak ada hasilnya. Aku mulai merasa prustasi dengan kehidupan yang aku alamil, aku mulai bosan dengan setiap pengalaman buruk yang terjadi pada hidupku, yang aku rasa tidak pernah berujung. Sehingga aku mulai masuk dalam pergaulaam yang sama sekali tak pernah terfikirkan oleh ku.
Aku merasa hanyut dalam kenikmatan dunia yang aku rasa pada saat itu bisa sedikit menghilangkan rasa kecewa dan luka yang telah membekas dihatiku. Dari miras, rokok sampai segala macam obat-obatan terlarang mulai dari dengan harga yang relatif tejangkau harganya sampai dengan harga yang tidak masuk diakal aku konsumsi. Bukan hanya itu saja sex bebas juga merupakan makanan sehari-hariku yang sama sekali tak bisa ku hindari, segala macam bentuk, model, dan tipe perempuan telah berhasil ku taklukkan.
Dunia malam menjadi kehidupan yang mulai mendarah daging dan tidak bisa aku hindari. Salah satu faktor utama yang bisa membuat aku mengenal dunia gelap seperti itu adalah pergaulan, teman-teman yang mengajariku segala sesuatunya sehingga aku dapat terjerumus kedalam lubang hitam kehidupan gelap  itu,  yang menurutku untuk naik lagi dari lubang itu sangatlah sulit. Semakin banyak kenalan dan pergaulanku semakin berat juga aku untuk melepaskan dunia yang pada saat itu kujalani.
Semuanya itu terus-menerus aku lakukan sehingga berbagai masalah juga tak henti-hentinya datang kepadaku, mulai dari masalah di sekolah, masalah dengan teman-teman sepergaulanku, masalah dirumah, sampai masalah dengan pihak yang berwajib (polisi). Aku berada dalam dunia hitam ini sampai aku lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga aku duduk di bangku kuliah tepatnya pada tahun ke-2 masa kuliahku.
 Aku berusaha untuk kembali kejalan yang benar dan awalnya itu terasa sulit. Namun aku berhasil kembali kejalan yang benar dan mendekatkan diri pada tuhan. Keajaiban itu dapat terjadi melewat perantaraan orang yang saat ini menjadi teman baikku yang bernama adit . Adit adalah seorang teman yang tidak sengaja bertemu denganku disebuah mini market saat aku sedang berteduh karena cuaca sedang hujan. Pada saat di mini market itu banyak hal yang kami obrolkan dan ternyata adit mempunyai masalah yang kurang lebih sama denganku, dia menceritakan segalanya tentang pengalaman yang pernah ia alami. Dia juga memberikan banyak motivasi serta saran kepadaku.
Pada saat itu seakan-akan secara tidak langsung ia ingin mengatakan kalau bukan hanya aku yang mempunyai masalah di dunia ini, bukan hanya aku yang merasa kalau tak layak untuk hidup dan bukan hanya aku yang merasa kalau tuhan sama sekali tidak berada dipihakku. Semenjak saat itu aku berusaha untuk bangkit, berusaha untuk lari meninggalkan dunia gelap yang sedang kujalani saat itu, dan akhirnya Tuhan itu adil, jalanku dipermudah untuk lepas dari hal-hal yang bersifat negatif itu. Dan sampai sekarang Segala kejadian dan pengalaman yang pernah aku alami itu aku jadikan pelajaran berharga di dalam hidupku.
Walaupun aku tau keluargaku tidak akan pernah bersatu secara utuh seperti yang aku harapkan. Namun, mulai saat aku berani untuk berkomitmen saat itu aku berusaha menjadi orang yang baik bermula dari diriku sendri. Jauh didalam lubuk hatiku aku ingin bertemu ayahku, berkumpul sebagai keluarga yang utuh bersama ayah dan ibu kandungku seperti selayaknya keluarga pada umumnya. Aku terus berharap akan ada keajaiban untuk ke-2 kalinya dihidupku sehingga apa yang aku ingginkan, harakan dan cita-citakan menjadi kenyataan bukan hanya sekedar impian kosong yang terus-menerus berputar-putar didalam pikiranku dalam bentuk suatu imajenasi fiktif yang tidak akan pernah menjadi kenyataan sampai akhir menutup mataku.
Â
Ditulis oleh :
Fidelis Anggara Murdani Kolin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H