Mohon tunggu...
Anggar A. Thahirah
Anggar A. Thahirah Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan

Aku ingin kisah cintaku sprti Fatimah n Ali Bin Abi Thalib, yg setan pun tak tw ttg cnta i2h. Skrg ak hnya ingin cnta kpda'MU, Muhammadku, n mnyimpan cintaku, tak ingin mntap'a, krna smw hnya ingin ku smpaikn lwat hati, wlw dy tak tw sbsar ap cinta i2h. Y Allah, jaga ia ttap d hatiku, n jaga aku ttap d hati'a, hngga sat cnta ku brtasbih d bingkai cinta yg ENGKAU restui.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bu, Anakmu Patah

13 September 2020   17:40 Diperbarui: 13 September 2020   17:44 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya, aku tak ingin dia berubah menjadi laki-laki yang pandai membuat perempuannya sedih. Istrinya pasti akan terluka jika tau semua cerita dibalik kata sah dari para saksi di hari ijab qabul mereka.

Aku tak salah kan, bu? Ak benar telah memilih untuk mengikhlaskannya kan, bu? Aku juga harus memulai hari baru dengan harapan yang baru kan, bu? Aku harusnya bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengenal laki-laki sebaik dia. Iya, dia lelaki yang baik. Tapi bagi Tuhan, untukku dia bukan yang tebaik. 

Ah, bu kenapa air mataku masih saja mengalir padahal aku sudah bilang bahwa aku mengikhlaskannya? Maafkan anakmu yang pernah patah ya, bu? Saat ini anakmu sedang berusaha semampunya mengumpulkan setiap kenangan agar bisa dijadikan pelajaran. Aku harap ibu tak memintaku untuk melupakan semuanya ya, bu? Karena kurasa aku tak mampu. 

Biar waktu saja yang menarik semua kisah manis dan pahit itu dengan sendirinya. Aku tak begitu yakin akan bisa bila sendiri  melakukannya, jadi sekali lagi biar waktu saja. Biar waktu juga yang menggantikan semua cerita bersamanya dengan cerita-cerita baru. 

Cerita manis yang akan membuatku lebih bersyukur karenanya. Juga cerita pahit yang akan membuatku lebih bersabar karenanya. Dan yang tak kalah penting dari itu semua, baik cerita manis atau pun pahit semoga selalu melatih ikhlasku pada tiap takdir dari-Nya.

Sudah malam, bu. Sudah waktunya ibu istirahat, ibu pasti lelah. Aku juga, menceritakan kembali semua kejadian bersamanya buatku sangat lelah. Mungkin aku pelan-pelan akan mulai menuliskan banyaknya memori indah bersamanya. 

Menjadikannya suatu karya, yang suatu hari nanti bisa membuat kami saling bangga karena sama-sama sudah dengan lapang menerima semua ketetapan-Nya. Tentunya satu hal yang akhirnya membekas dan harus aku ambil pada kisah ini. 

Hanya karena selama ini kami sejalan, ternyata bukan berarti kami akan selalu bersama hingga akhir meski satu tujuan. Aku selalu mengharap do'amu, ibu. Semoga luka ini segera sembuh, cinta yang lebih abadi kian bersemi tumbuh di hatiku. Selamat tidur, bu. Aku menyayangimu.~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun