Mohon tunggu...
Nggaaaa
Nggaaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiwa yang mencoba memenuhi ekspetasi orangtua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UTBK Kok Gini?

14 Mei 2024   22:08 Diperbarui: 14 Mei 2024   22:24 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) adalah ujian yang harus diikuti oleh pelajar untuk memenuhi syarat masuk Perguruan Tinggi Negri. 

Pada tahun ini, SNBT memiliki ketentuan yang berbeda dalam pelaksanaanya. Salah satunya adalah adanya perbedaan dalam memilih program studi. 

SNBT tahun ini memperbolehkan pelajar untuk memilih maksimal empat program studi yang terdiri dari dua pilihan program Akademik (sarjana) dan dua pilihan program vokasi (Diploma tiga dan Diploma empat/Sarjana Terapan). Namun, hal ini menurut kami dapat berdampak negatif dan positif. 

Dampak negatifnya membuat para pendaftar UTBK kebingungan untuk memilih prodi yang diinginkan dan dampak positifnya dapat membuat pendaftar UTBK leluasa untuk memilih prodi yang mungkin bisa menjadi pilihannya.

Selain itu sistem SNBT tahun ini memperkenalkan sistem baru yaitu esai, menurut saya, Pengenalan sistem baru dengan penambahan bagian esai dalam UTBK merupakan langkah positif untuk mengukur kemampuan analisis dan pemikiran kritis para calon mahasiswa. 

Ini dapat membantu perguruan tinggi dalam memilih calon yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan gagasan secara jelas dan persuasive. 

Namun ada pula dampak negatif dari digunakannya esai pada SNBT pada kali ini yang contohnya ketika siswa sudah bersusah payah mengerjakan pilihan ganda tetapi dengan adanya esai para perserta ujian tidak dapat menembak jawaban, maka dari itu para peserta ujian kali ini harus menyiapkan strategi baru untuk menyelesaikan banyak soal pilihan ganda ditambah dengan soal esai pada tes masuk PTN kali ini.

Sistem baru ini tentunya berpotensi membawa angin segar bagi dunia pendidikan tinggi Indonesia. Beberapa keuntungan yang diharapkan dapat dicapai antara lain:

*Sistem yang Lebih Adil: Penilaian secara holistik dalam skema SNBP berpotensi memberikan kesempatan yang lebih adil bagi mahasiswa berprestasi secara keseluruhan, tidak hanya terfokus pada kemampuan mengerjakan soal-soal UTBK. Siswa yang memiliki prestasi akademik non-UTBK dan prestasi non-akademik yang luar biasa kini memiliki peluang yang lebih besar untuk dipertimbangkan oleh PTN.

*Beban Siswa Lebih Ringan: Penggabungan UTBK dan SNBP diharapkan dapat mengurangi beban siswa dalam mengikuti tes seleksi. Siswa tidak perlu lagi mempersiapkan diri untuk mengikuti dua tes yang berbeda.

*Otonomi dan Fleksibilitas PTN: Kewenangan untuk menyelenggarakan seleksi mandiri memungkinkan PTN untuk menjaring calon mahasiswa yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhannya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kekhasan lulusan dari masing-masing PTN.

Namun, di samping dari potensi-potensi positif tersebut, terdapat pula tantangan dan kekhawatiran yang perlu diperhatikan yaitu:

*Kesenjangan dalam Ketersediaan Fasilitas: Akses yang tidak merata terhadap fasilitas persiapan UTBK di seluruh Indonesia dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan. Siswa dari daerah yang memiliki fasilitas bimbingan belajar atau kursus UTBK yang terbatas dapat tertinggal dibandingkan dengan siswa yang tinggal di perkotaan ini merupakan sebuah tantangan karena tidak semua orang memiliki akses pernuh atas pembelajarannya.

*Standarisasi dan Transparansi Seleksi Mandiri PTN: Kriteria seleksi mandiri yang berbeda antar PTN dikhawatirkan dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian bagi peserta. Tanpa adanya standarisasi dan transparansi yang memadai, dikhawatirkan akan terjadi praktik-praktik yang tidak adil dalam seleksi mandiri.

*Beban Kerja Panitia UTBK: Penyelenggaraan UTBK dalam dua gelombang dapat menambah beban kerja panitia penyelenggara. Hal ini perlu diantisipasi dengan perencanaan dan persiapan yang matang untuk menghindari kerusakan sistem atau kesalahan teknis dalam pelaksanaan ujian.

SNPMB 2024 menjadi langkah awal yang berani menuju perbaikan sistem penerimaan mahasiswa PTN di Indonesia. Meskipun potensinya untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan berkualitas tinggi cukup menjanjikan, tetapi tantangan yang ada tidak bisa diabaikan. 

Kerja sama yang erat antara pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penyelenggara tes, dan seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keadilan dalam pelaksanaan SNPMB 2024.

Selain itu, pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan menjadi hal yang krusial. Mekanisme seleksi perlu terus diperbaiki dan disempurnakan berdasarkan data dan masukan dari berbagai pihak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun