Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rutinitas di Bulan Ramadhan Terasa Berbeda dari Biasanya

21 Mei 2019   23:09 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:42 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pns-kota-bogor_20160606_173242.jpg

Menjalani rutinitas adalah suatu kewajiban bagi setiap orang, dimulai dari pagi hari sampai sore dan bahkan malam hari. Ada pula yang sampai larut malam, tergantung rutinitas orang itu entah itu sekolah, kuliah, dan kerja. Tapi semua itu pasti membutuhkan energi untuk melakukannya bukan? Kita perlu makan dan minum untuk mendapatkan stamina yang lebih serta istirahat agar kesehatan badan kita terjaga.

Umumnya rutinitas itu dilakukan secara normal, seperti anak sekolah yang masuk jam 6.30 pagi dan pulang siang bahkan ada yang sore setelah Ashar. Begitu juga anak kuliahan yang masuk tergantung dari mata kuliah yang diambil alias jam nya tak nentu. Kemudian orang kerja yang masuk pagi jam 8 atau 9 dan pulang sore jam 5, ya kurang lebih begitu bila dijalankan secara normal.

Tetapi perbedaan rutinitas justru terasa bila memasuki bulan Ramadhan. Ya jelas saja karena bulan puasa tidak seperti biasanya yang makan dan minum di pagi dan siang hari. 

Ini menjadikan rutinitas terasa tidak biasa. Contohnya saja, anak sekolah yang biasanya masuk jam 6.30 tapi karena bulan Ramadhan masuknya jadi diundur menjadi jam 7.30 (pengalaman saya waktu SD).

Selain itu pulangnya juga lebih awal, misalkan yang biasanya setelah Dzuhur ini menjadi jam 11.30. tidak hanya itu, biasanya saat jaman sekolah pas bulan Ramadhan kegiatan belajar mengajar juga tidak full dan biasanya tidak ada ulangan karena perlu menguras banyak pikiran. Nah pada jam istirahat pun juga berbeda, yang biasanya makan dan minum di kantin, tapi ini diganti menjadi setoran hafalan surat-surat pendek ke guru.

Ayo siapa diantara kalian yang masa sekolahnya setoran hafalan surat pendek? Pasti ada deh... dulu sewaktu saya SD ada yang namanya buku Amaliah Ramadhan. Jadi disitu isinya ada daftar doa-doa dan surat-surat pendek yang harus di setor ke guru. Dan itu bebas memilihnya mau apa saja, yang penting sebelumnya kita hafalkan dulu baru minta setor nilai dan tanda tangan ke guru.

Kurang lebih seperti itu kegiatan sekolah selama bulan Ramadhan, kalau untuk kuliah dan kerja sepertinya tidak ngaruh. Paling yang ngaruh hanya di jam istirahatnya saja. Yang biasanya makan siang tetapi ini menjadi istirahat siang entah itu di musholla, masjid, di tempat yang paling aman pokoknya untuk istirahat. Terkadang juga kita tidur sejenak untuk melepas lelah, memang sih kalau tidur di bulan puasa adalah ibadah.

Selain itu yang membuat berbeda adalah banyaknya jajanan buka puasa di pinggir jalan. Alias takjil, banyak yang menjual takjil di setiap pinggir jalan secara dadakan. Biasanya mulai berjualan pada sore hari sesudah Ashar, ada juga yang dari pagi dan siang ya tergantung si penjualnya saja maunya kapan. Dan menunya pun juga hampir sama tidak jauh-jauh dari gorengan, lontong, lemper, serabi, risol, dan kue basah dan kering lainnya.

Ada juga yang menjual bubur sum sum, bubur ketan hitam, biji salak, kacang hijau, es cendol, es kelapa muda, dan lain sebagainya yang menjadikan menu buka puasa. Pokoknya rutinitas bulan Ramadhan seperti ini sungguh berbeda deh, penjual takjil dengan menu yang enak menghiasi setiap pinggir jalan.

Bahkan bila seperti ini rutinitas menjadi singkat, karena umumnya para pekerja kantoran biasanya ingin segera pulang ke rumah untuk berbuka puasa bareng keluarga. Belum lagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, pasti momen buka puasa bareng ingin sekali dirasakan oleh anak dan istri. Maka itu momen seperti ini yang membuat hangat akan suasana keluarga, dan hanya datang setahun sekali dalam waktu 1 bulan.

Bila ada waktu luang sempatkanlah untuk mengaji, tarawih, dan tidak lupa untuk memperbanyak sedekah pada fakir miskin, orang yang kurang mampu lainnya. Sisihkanlah sebagian harta kita untuk mereka.

Pokoknya rutinitas yang menurut saya menyenangkan dan berbeda hanya di bulan Ramadhan. Apalagi bila sudah memasuki minggu ke tiga, biasanya orang-orang sudah sibuk mencari tiket untuk pulang kampung dan mungkin ada saja beberapa yang sudah menuju ke kampung halamannya. Menjadikan jalanan sedikit longgar dan terhindar dari macet.

Tapi sayangnya, justru jamaah tarawih di masjid malah semakin sedikit ya. Awalnya sampai nyempil-nyempil, makin kesini sudah semakin merapat semua ke shaf terdepan. Dan bisa-bisa di masjid hanya sampai 5, 6, atau 7 shaf saja. Serta ketika sudah mendekati Idul Fitri biasanya jalanan lempeng.

Hampir kosong tidak ada kemacetan, benar-benar seperti tidak ada kendaraan. Apalagi Jakarta yang biasanya kisruh, bau asap, ramai, klakson sana sini, kini menjadi damai dan tentram serasa tiada penghuni di jalan raya. Memang tidak heran sih, tapi mungkin bagi orang awam pasti bergumam "wow! Tumben nih sepi jalanannya?! Wow! Tumben nih Jakarta bersih dari macet!".

Semoga sih, rutinitas seperti ini bisa selamanya ada ya tidak hanya di bulan Ramadhan saja. Amin deh amiin... :D.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun