Sumber; sport.detik.com
Framming merupakan sebuah cara media unntuk memberitakan informasi ataupun berita yang sedang terjadi pada tiap kejadiannya. Konsep tersebut merupakan arah atau cara bagaimana media membentuk sebuah pandangan yang akan di konsumsi oleh khalayak luas dan mempengaruhi pembaca terhadap pemberitaan tersebut.Â
Sesuai dengan kajian sosiologi yang dapat mempengaruhi individua tau kelompok dengan cara berinteraksi, dalam hal ini interaksi yang dilakukan menggunakan media baru yaitu media online yang disajikan dengan pemberitaan melalui tulisan artikel dengan beberapa perspeektifnyang akan didapat oleh khalayak.Â
Kasus yang tejadi pada pemberitaan ini yaitu kasus rasisme yang dilakukan oleh pemain professional sepak bola yang ada di liga eropa, liga tersebut merupakan liga yang paling sering dikonsumsi oleh pecinta sepak bola di eropa. Maka dari itu kasus ini dinilai dapat mempengaruhi khalayak secara luas dengan adanya pemberitaan perihal kasus rasisme tersebut. Walaupun tidak berinteraksi secara langssung, rasis dinilai dapat berkaitan dengan khalayak luas karena adanya hak asasi manusia dalam hal tersebut yang masih di perjuangkan.
Dalam hal ini Analisa yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu dengan membandingkan pemberitaan dari dua media berbeda yaitu sport.detik.com dan indosport.com. pembingkain kedua media ini akan berbeda karena di latar belakangi oleh ideologi media berbeda, identitas media, dan lainnya yang mencakup tentang latar belakang media itu sendiri. Sport.detik.com merupakan anak media dari detik.com yang didalamnya secara signifikan membahas tentang kategori sepakbola, sedangkan indosport.com merupakan media umum yang seluruhnya memberitakan tentang kasus yang ada di dunia.
Rasisme yang terjadi pada kasus ini dialami oleh pemain sepakbola yang berasal dari negara Finlandia yaitu Glen Kamara, ia mendapatkan hujatan dengan sebutan "monyet sialan" karena ia memiliki kulit hitam. Hal tersebut dilakukan oleh pemain berkulit putih asal Kroasia, Ondrej Kudela. Rasisme terhadap kaum kulit hitam masih sering terjadi hingga saat ini, terutama di negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.Â
Hal tersebut dapat mempengaruhi khalayak dalam berperilaku dengan masih tingginya angka rasisme di dunia ini. Di negara adidaya Amerika Serikat telah terjadi sebanyak 30 kali kasus penembakan terhadap kaum kulit hitam dalam kurun waktu tujuh tahun belakang. Hal tersebut memungkin bahwa media memiliki peran penting untuk meringkankan atau menurunkan angka tersebut dengan pengaruh informasinya.
Kedua media memiliki cara penulisan berbeda pada artikel yang mengangkat tentang rasiss yang dihadapi Glen Kamara. Pada struktur sintaksis yang ada pada teori framing Zhong Dang Pan, Indosport.com menuliskan judul berita yang mengarahkan bahwa pelaku rasisme akan dihukum secara berat dengan judul "Biar Tahu Rasa, Bek Slavia Dapat Hukuman Berat Usai Rasis di Liga Europa", hal tersebut akan bernilai dikhalayak karena aakaan menganggap bahwa pelaku rasisme akan mendapatkan hukuman seberat-beratnya jika mereka melakukannya.Â
Hal tersebut di dukung dengan penjudulan berita artikel yang dibuat media indosport.com. Sedangkan pada media sport.detik.com hanya penjudulan pada pemberitaan ini tidak dititik beratkan pada hukuman yang berat, penulis hanya menuliskan judul dengan pelaku hanya tidak dapat bermain sebanyak 10 pertandingan.Â
"Kasus Rasisme Rangers Vs Slavia Praha Selesai, Pelaku Dihukum 10 Laga", judul tersebut dinilai tidak terpengaruh secara berat karena tidak menitik beratkan pelaku pada hukuman, pandangan judul tersebut jelas berbeda arahnya pada kedua media ini. Khalayak akan secara jelas mempengaruhinya dalam pengkonsumsian berita dan juga menilai pemberitaan tersebut.
Kedalaman pada artikel indosport.com juga jelas memperkuat isu rasisme pada kasus tersebut, artikel yang dibuat mengutip dengan sumber yang selaras. Media ini mengutip kata-kata dari legenda sepakbola dunia yaitu Steven Gerrard yang dinilai dapat mempengaruhi khalayak terhadap kepercayaan pada artikel tersebut. "Sekarang kasus ini sudah ditangani UEFA. Semoga situasi ini tidak diabaikan.