Mohon tunggu...
Angga
Angga Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Seorang penulis yang suka dengan dunia teknologi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pekerja Digital Mau Coba Detoks Digital? Apa Mungkin?

6 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 8 Februari 2024   01:03 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detoks digital itu ibarat liburan bagi otak dan jiwa kita. Bayangkan kalau otak didorong untuk menyerap informasi tanpa henti, tentu lam-lama ia akan merasa kelelahan. Detoks digital adalah momen di mana otak bisa beristirahat sejenak, merenung, dan menyusun rencana baru tanpa banyak distraksi.

Dengan melakukan detoks digital, kita memberi ruang bagi otak untuk bernapas. Tanpa deretan notifikasi dan layar yang terus menyala, kita bisa lebih fokus pada diri sendiri, mengevaluasi prioritas hidup, dan mengurangi stres yang terus-menerus.

Manfaat Detoks Digital: Mulai dari Tidur Nyenyak Tanpa Diganggu Notif Sampai Jadi Lebih Produktif

Ada manfaat besar yang bisa didapat dengan melepaskan diri sejenak dari serbuan informasi digital. Mulai dari tidur nyenyak tanpa diganggu notifikasi hingga meningkatnya produktivitas, detoks digital bukan sekadar tren, tapi bisa menjadi kunci kehidupan yang lebih seimbang.

1. Meningkatkan kualitas tidur

Bayangkan kamu sudah meraih fase tidur nyaman, tapi tiba-tiba layar smartphone bersinar terang dan bunyi notifikasi memecah keheningan malam. Dengan kantuk yang masih melekat di mata, kamu mencoba memahami isinya.

Apakah itu pesan darurat atau hanya email rutin? Meskipun rasa ingin tahu begitu kuat, tetapi setelah membaca isi pesan, kekhawatiran tentang pekerjaan yang belum selesai atau revisi yang perlu dilakukan bisa mengganggu pikiran dan membuat sulit untuk kembali terlelap.

Detoks digital bisa membawa perubahan positif pada pola tidurmu. Dengan membatasi akses ke gadget menjelang tidur, kamu memberi otak dan tubuh waktu untuk bersiap-siap untuk tidur dengan tenang.

Tanpa gangguan notifikasi yang tidak terduga, tidurmu jadi lebih dalam dan nyaman. Pikiran yang sebelumnya terbebani oleh urusan pekerjaan atau pesan tak terbaca, kini bisa benar-benar lebih relaks.

2. Mengurangi stress dan kecemasan

Meski tidak semua, beberapa konten dan komentar di media sosial terkadang justru menimbulkan emosi negatif. Menurut para psikolog dari Inggris, ada korelasi antara kecanduan internet dan depresi. Mereka yang terjebak dalam dunia maya berlebihan cenderung lebih rentan terhadap depresi.

Bagi pekerja digital, ini juga bisa tercermin dalam kecemasan saat membuka email atau chat, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan. Detoks digital? Bisa jadi ini jawabannya. Dengan menetapkan batas dan strategi khusus, kita bisa menyelamatkan diri dari gempuran gelombang stres.

3. Lebih fokus pada diri sendiri dan hal-hal bermakna

Media sosial sering jadi panggung social comparison yang tidak sehat di mana setiap orang tergoda untuk membandingkan pencapaian, penampilan, dan bahkan kebahagiaan mereka dengan yang lain. Padahal di balik tampilan sempurna di media sosial, kenyataannya setiap individu punya beban dan tantangannya masing-masing.

Detoks digital memberikan ruang untuk mengurangi efek perbandingan ini, membebaskan kita dari tekanan untuk selalu menjadi "lebih baik" atau "sama dengan" orang lain. Dengan membatasi paparan terhadap dunia maya yang terkadang tidak realistis, kita dapat lebih fokus pada perjalanan pribadi, memahami keunikan diri sendiri, dan menemukan makna dalam hal-hal yang benar-benar berarti bagi kebahagiaan dan pertumbuhan pribadi kita.

4. Menjaga keseimbangan hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun