Mohon tunggu...
Angga Akbar Fitriansyah
Angga Akbar Fitriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korea Utara: ekonomi dalam cengkraman ambisi nuklir

23 November 2024   14:20 Diperbarui: 23 November 2024   14:36 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kim Jong Un dan ciri kepemimpinanya

Diktator Korea Utara ini, memiliki hobi untuk mengembangkan rudal balistik berhulu ledak nuklir, anggaran yang seharusnya bisa di salurkan untuk kepentingan rakyat seperti untuk memajukan ekonomi, pendidikan, pembangunan dan infrastruktur, digunakan untuk pengembangan militer yang tak pernah berkesudahan. Dibawah kepemimpinannya, sebagai penerus ayahnya Kim Jong Il ia merupakan generasi ketiga dari generasi Kim yang memerintah negara tersebut sejak 1948, dikenal dengan otoriter dan hanya berfokus pada program pengembangan nuklir yang terus menjadi perhatian internasional, karena dampak progress dari perkembanganya adalah “perang”.

Korea Utara mengalami isolasi internasional, dibawah kepemimpinannya ekonominya tertekan akibat sanksi internasional, itu salah satu factor yang mengakibatkan economic decreased di Korea Utara. Meski dewan keamanan PBB memperingatkan tentang situasi yang mengkhawatirkan tentang peng-isolasian diri Korea Utara dari dunia luar, nampaknya belum ada respon positif untuk negara tersebut mulai “membuka diri” untuk membenahi kestabilan dengan dunia internasional.

DPRK, Democratic Peoples Republic of Korea nampaknya menjadi ironi karena demokrasi tidak terjadi disini, Komisaris tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyampaikan bahwa Korea Utara merupakan lingkungan yang menyesakkan, dimana kehidupan adalah perjuangan sehari-hari tanpa harapan. Selain ekonomi yang buruk, Turk mengutip beberapa masalah krusial yang memperburuk kondisi di Korea Utara, penindasan kebebasan bergerak dan berekspresi, kondisi social-ekonomi yang buruk, serta praktik kerja paksa yang meresahkan. Alih alih bekerja untuk mendapatkan kemakmuran, rakyat justru bekerja tanpa memiliki hak sebagai pekerja dan makin menderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun