Mohon tunggu...
Angelynna Diva
Angelynna Diva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bahasa Daerah dalam Penggunaan Bahasa Indonesia

28 Juni 2024   13:17 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, dan tujuan yang lain. Bahasa juga merupakan alat pemersatu bangsa karena bahasa disepakati oleh kelompok yang dituju memahami maksud dan tujuan lawan bicara secara cepat dan tepat serta memudahkan komunikasi antar individu atau kelompok. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan oleh semua orang yang tinggal di Indonesia. Bahasa Indonesia adalah jati diri sekaligus jati diri bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam semua aspek kehidupan. Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Bangsa Indonesia yang memiliki 746 bahasa daerah dengan 17.508 pulau, termasuk salah satunya bahasa Jawa (Saddhono K dan Muhammad R, 2014).

Disamping bahasa Indonesia, bahasa jawa juga sering disandingkan penggunaanya oleh generasi milenial seperti yang bertempat tinggal di wilayah Jawa Tengah dan sekaligus digunakan sebagai alat kominukasi utama dalam kehidupan sehari-hari.  Bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi antarsuku dalam suasana informal untuk menunjukkan penghargaan atau rasa hormat, rasa akrab terhadap lawan bicara yang berasal dari kelompok yang sama. Di Indonesia, kontak bahasa mengakibatkan penggunaan bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh elemen bahasa daerah, begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh, di masyarakat penutur bahasa Jawa  penggunaan bahasa Indonesia akan dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa Jawa. Persentuhan bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa telah berlangsung lebih lama dibandingkan persentuhan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah lain, yaitu sejak bahasa Indonesia masih dikenal sebagai bahasa Melayu (Nurlaila M, 2016).

Milenial yang lebih "melek teknologi" akan selalu menghubungkan segala sesuatu di dunia digital. Di era digital saat ini, pemerintah dan masyarakat perlu melakukan pendidikan bahasa Indonesia agar  tidak tergerus teknologi. Penggunaan yang baik dan Bahasa Indonesia yang benar sangat penting untuk diketahui remaja. Hal ini agar bahasa Indonesia dapat tetap eksis dan tidak hilang keberadaannya. Pengaruh bahasa daerah pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja harus mendapat perhatian. Perlu adanya edukasi bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada generasi milenial untuk mengatasi hal tersebut. Karena sifatnya yang unik, maka perlu dilakukan penyesuaian dalam memberikan pengetahuan terhadap hal tersebut kepada generasi milenial (MAR, 2016). Oleh karena itu, perlu dibahas pengaruh bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,  metode yang baik digunakan untuk mengatasi fenomena yang terjadi pada generasi milenial sehingga bahasa Indonesia tetap eksis di kalangan generasi milenial terutama yang berpenutur jawa.

PEMBAHASAN

Bahasa adalah simbol suara yang arbitrer sistem, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan identitas diri (Kbbi.Web.Id/Bahasa,n.d.). Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi untuk berinteraksi untuk menyampaikan maksud, gagasan, pikiran dan perasaan (Rina Devianty, 2017). Bahasa adalah sarana dan alat yang paling efektif untuk menyampaikan maksud atau keinginan  kepada lawan bicara, baik dalam bentuk tertulis maupun lisan. Bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi manusia, dengan bahasa manusia itu mudah melakukan kegiatan dan berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup (Heri Indra Gunawan, 2020).

Penggunaan bahasa memiliki perbedaan variasi. Bahasa yang digunakan di percakapan dalam suasana santai adalah berbeda dengan suasana formal. di sebuah suasana santai (akrab), dimana penggunakan bahasa yang memiliki makna tertentu hanya dipahami oleh peserta. Sementara di suasana resmi, misalnya, kuliah, pidato resmi, biasanya menggunakan kalimat panjang dan pilihan, serta ekspresi akan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan pedoman yang ada (Sukirman Nurdjan, dkk, 2016).

Bahasa memiliki empat ciri yang berhubungan satu sama lain. Keterkaitan ini karena sifat dari bahasa-bahasa tersebut saling berhubungan dan saling menjelaskan. Bahasa memiliki empat karakteristik, seperti yang disebutkan oleh Abdul Chaer dalam Heri Indra Gunawan (Heri Indra Gunawan, 2020).

1. Sistematis

Bahasa itu sistematis karena bahasa terbentuk dari komponen yang memiliki pola sehingga berbentuk sempurna serta dapat diartikan dan dipahami oleh pengguna bahasa. Komponen bahasa meliputi huruf, kata, kalimat, dan paragraf.

2. Arbiter

Penutur bahasa memiliki kebebasan untuk menggunakan kata-kata dan istilah sebagai mereka inginkan selama orang lain mampu memahami dan mengetahui maksud atau arti dari istilah-istilah yang digunakan. Oleh karena itu, setiap bahasa pembicara memiliki kebebasan untuk berkreasi memilih kosa kata mereka sendiri.

3. Konvensional.

Bahasa dikatakan bersifat konvensional, yaitu bahasa didasarkan pada konsep-konsep yang ada. Konvensional di sini berarti pemahaman dan kebiasaan penutur bahasa dan masyarakat bisa juga menjadi kebiasaan dan kesepakatan bersama.

4. Dinamis.

Dinamis maksudnya bahasa akan selalu mengalami perubahan atau perkembangan yang ada ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kosa kata dan istilah baru akan muncul. Ini akan berdampak tentang penambahan kata dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2.2. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan bahasanya yang selaras dengan nilai-nilai sosial. Bahasa Indonesia yang baik itu terkait untuk nilai-nilai sosial yang bermakna dari masyarakat, bila menggunakan bahasa Indonesia harus memperhatikan siapa yang akan menjadi lawan bicara. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar bahasa yaitu harus menggunakan bahasa sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku . Peraturan yang berlaku termasuk aturan ejaan, aturan ejaan dan pembentukan istilah. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah berkomunikasi menggunakan bahasa menurut konteks (suasana dan situasi) dan dalam sesuai dengan aturan yang berlaku atau pedoman (Felicia N Utorodewo, n.d.). Berbahasa Indonesia yang baik dan benar penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga ada tidak ada kesalahpahaman dalam arti komunikasi. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.(Aufa Rif, 2019).

Tantangan Berbahasa Indonesia yang benar di masyarakat atau daerah dengan penutur Bahasa Jawa adalah karena mereka setiap hari menggunakan Bahasa Jawa dan hanya sedikit penggunakan Bahasa Indonesia, lapisan masyarakat yang harus menjadi garda terdepan yaitu pelajar. Karena pelajar masih mudah untuk menerima perubahan, pengetahuan dan penyesuaian. Di era globalisasi yang sangat cepat dan kemajuan teknologi yang canggih tentu mempengaruhi penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang akademik. Untuk Misalnya, mahasiswa sebagai garda terdepan dituntut untuk dapat menghasilkan yang terbaik karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Siswa diharapkan untuk menempatkan pekerjaan mereka di bentuk tulisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga penonton dapat dengan mudah memahami dan memahami apa itu pekerjaan siswa adalah. Sebenarnya yang terjadi adalah bahwa banyak siswa yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.(Heri Indra Gunawan, 2020).

2.3. Pengaruh Bahasa Jawa Terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa bisa mati karena tekanan dari bahasa lain yang hidup bersamanya atau mungkin bahasa lain yang hidup di bawahnya. Bahasa Indonesia selain bersaing dengan bahasa asing, juga bersaing dengan Bahasa Jawa bagi penutur asli Bahasa Jawa. Namun, Bahasa Indonesia seakan tidak terlihat untuk digunakan sehari hari oleh pemiliknya sehingga jelas bahwa bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsi yang sangat lemah dalam masyarakat dengan penutur Bahasa Jawa (Ibda, 2020). Dilihat dari peran dan fungsinya, bahasa Indonesia memang memiliki arti penting peran dalam kehidupan masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Jawa juga tidak kalah pentingnya, apalagi memang mereka tinggal di daerah yang berpenutur asli Bahasa Jawa. Saat ini mulai dari teknologi, komunikasi, informasi dan berita, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain-lain memiliki keterkaitan yang erat dengan penggunaan Bahasa Jawa.

Di era global ini, identitas suatu bangsa sangat penting untuk dipertahankan agar bangsa kita tetap dapat menunjukkan eksistensinya di antara bangsa-bangsa lain di dunia (Antari, 2019). Secara penggunaan, sejatinya Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dapat berdampingan, tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Jawa juga merupakan warisan dan identitas bangsa Indonesia. Namun dalam struktur dan penggunaannya, Bahasa Jawa sedikit banyak mempengaruhi tatanan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan pedoman yang berlaku. Secara tidak sadar, bahasa yang digunakan di lingkungan Pendidikan di wilayah dengan penutur asli Bahasa Jawa juga terpengaruh dengan Bahasa Jawa itu sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka kurang konsisten dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama di lingkungan pendidikan. Pelajar hanya diajarkan cara atau pedoman saja, tanpa tau arti dan ekstensi sebenarnya dari bahasa tersebut. Pola dan kebiasaan juga harus diterapkan kepada pelajar sejak dini sehingga mereka terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.4. Solusi Penggunaan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Bahasa Jawa

Setiap penyakit pasti ada obatnya begitu juga setiap masalah pasti ada solusinya. Bangsa Indonesia perlu memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsanya karena nasionalisme mampu menghidupkan kembali semua elemen yang membentuk identitas suatu bangsa. Selain itu, pendidikan di Indonesia juga perlu dijadikan sebagai penunjang untuk meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat mengenai Bahasa Indonesia. Tidak semua warga negara Indonesia mengerti apa arti baik dan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi kondisi dan efektif dalam menyampaikan makna kepada lawan bicara. Sedangkan yang Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa baku (Azizah, 2019).

Solusi yang dapat digunakan untuk memperkuat Bahasa Indonesia bagi penutur asli Bahasa Jawa yaitu membuat program pembelajaran sejak dini tentang pengenalan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta penggunaanya pada situasi tertentu. Pengenalan ini akan menanamkan nilai-nilai dari bahasa itu sendiri dan akan melekat dalam benak pelajar. Penanaman nilai bahasa tersebut akan membuat mereka lebih bisa menggunakan dan menyesuaikan terhadap kebiasan sehari-hari. Pembelajaran ini tidak luput dari peran pengajar atau tenaga pendidik. Pengajar harus bisa mencontohkan dan memberikan bimbingan kepada pelajar supaya mereka terbiasa dan dapat mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Solusi lain yaitu bisa melakukan kontol terhadap media sosial yang menjadi konsumsi pelajar yang masih perlu untuk dibimbing dengan tetap terus melakukan pendampingan kepada pelajar akan membuat mereka tahu mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlebih geneari milenial memang sangat beririsan dengan berkembangan teknologi yang sangat pesat. Peran orang tua dan lingkungan sekitar juga harus ikut andil dalam kampanye untuk menerapkan dan memperkenalkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama bagi lingkungan dengan penutur Bahasa Jawa.

SIMPULAN

Simpulan dari artikel ini adalah faktor penyebab terjadinya terkikisnya keberadaan bahasa Indonesia adalah pengaruh bahasa asing dan bahasa gaul yang sekarang banyak digunakan oleh generasi milenial di Indonesia, ditambah apabila seseorang memiliki penutur asli Bahasa Jawa yang akan menambah pengaruh dari penggunaan Bahasa Indonesia. Solusi yang dapat digunakan untuk memperkuat Bahasa Indonesia bagi penutur asli Bahasa Jawa yaitu membuat program pembelajaran sejak dini tentang pengenalan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Serta kontrol dan pendampingan terhadap media sosial bagi generasi milenial yang tentu akan sedikit banyak mempengaruhi, sehingga generasi milenial lebih paham dan bisa menghargai jati diri sebagai bangsa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Antari, L. (2019). Indonesian Language as Indonesian National Identity. Stylistics, 8(1), 92-- 108.

Aufa Rif. (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja. Azizah, 5.

Heri Indra Gunawan. (2020). Bahasa Indonesia Lingua Franca Pencetak Karakter Negeri. Pena Persada.

Ibda, H. (2020). Learning Indonesian with New Literacy Insights in Higher Education in Responding to the Challenges of the Industrial Revolution Era 4.0. Jalalanguage, 15(1).

MAR, N. A. (2016). The Impact of Slang in the Using of Indonesian Language for Young Generation. Langkawi: Journal of The Association for Arabic and English, 2(2), 219--232.

Nurlaila, M. (2016). Pengaruh bahasa daerah (ciacia) terhadap perkembangan bahasa Indonesia anak usia 2 sampai 6 tahun di desa Holimombo Jaya. RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 9(2).

Saddhono, K., & Rohmadi, M. (2014). A Sociolinguistics Study on the Use of the Javanese Language in the Learning Process in Primary Schools in Surakarta, Central Java, Indonesia. International Education Studies, 7(6), 25-30.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun