Kota Yogyakarta ... yang katanya berhati nyaman. Apakah senyaman kita sebagai anak kos dengan keterbatasan sumber daya cinta ? Memang tidak ada hubungannya dengan keadaan kota itu yang semakin ruwet dengan kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Kulihat kupu-kupu itu mulai beradu dengan kupu-kupu pejantan yang kulihat mereka semakin mesra di dedaunan di taman. Ku lihat dengan penuh sirik dengan semakin mesranya mereka. Semakin ingin ku goda si pejantan dengan tangan nakalku, meski ku tau itu hanya kupu-kupu. Tapi rasa ingin mengusilinya semakin menjadi..
“ah..mengapa aku cemburu dengan kupu-kupu, apa salah dia..hampir saja aku mengganggunya?? Hmmm’’
Melanjutkan lagi mendengarkan alunan musik relaksasi untuk sekedar mengendorkan pikiran yang semakin ruwet dengan tugas kuliah. Sebenarnya Hidup itu sederhana, menjalani rutinitas dan membiasakan hidup bersyukur, itu saja sih kuncinya, tapi kan ga semudah itu. Bukankah Mario Teguh itu seorang pekerja inspirasi? Ya begitulah aku menyebutnya. .
“ah.. tapi ga semudah itu kali kalo menurut aku, susah tetep aja susah”
Dengan mendengar lagu-lagu melow aku jadi teringat punya pacar yang cuek nya menandingi jalan raya, ruwet... tapi masih saja diterusin. Entah kenapa dan mengapa masih aja aku bisa sabar . Ya tau lah dimana lgi kalau bukan dia, seperti jalan aja... jalan umum yang mau ga mau pasti dilewatin.
Tak terasa rintik hujan turun membasahi rerumputan yang aku duduki. Ku sentuh air yang mengenai pipiku itu.
“ butiran-butiran air dari kayangang, menimpa tubuhku ini... merasuk menembus baju ku yang tipis berwana biru” gumam diriku ...
Berlari aku menuju tempat yang teduh...menunggu hujan reda, sambil ku buka lolipop yang selalu aku bawa.. lolipop strowberry ... yummy sekali. Dengan gayaku yang elegan, kulihat sekelilingku dengan mata nakal sedikit ingin tahu keadaan sekitar. Ternyata mereka duduk bergerombol, mungkin menggosip selayaknya anak muda era 2000 an. Ternyata aku sendiri di tempat duduk itu dengan atap seperti payung,romantis mungkin bila bersama seorang kekasih.
“ya mungkin ini kisahku yang bersambung, dan belum tau ceritanya"
Hujan semakin deras.. aku pun tak bisa beranjak dari tempat itu, ku buka saja leptopku..seperti anak jaman sekarang, onlen saja .. chating dan browsing adalah andalan menghilangkan jenuh, cukup ampuh untuk melupakan kepenatan selain musik dan permen. “Begitu bukan apa yang kalian lakukan? “
Normal layaknya umur 19 tahun yang ingin tahu segala hal.. tetapi aku bukan orang pintar, orang dengan sejuta bakat hingga lupa punya pacar yang setia dengan pengabaian nya.
“ ups... ko aku galau lagi ya?’’
Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. Kaget sekali rasanya ?
‘Heii... novanda............kau sendirian saja disini”
Bryan..dia teman kelasku dan juga teman dekat sedekat dekat nya. Ya itu memang dulu..yang tak lain adalan mantan selingkuhan . what? Iya ..selingkuh, tapi itu dulu. Tapi dengan munculnya dia lagi disini, buku yang sudah aku tinggalkan dan entah dimana seakan terbuka kembali dengan sendirinya dihalaman dan di paragraf berapa aku dulu pernah bersamanya.
Cukup singkat aku dengan nya dulu, kita juga sudah saling punya pacar , mungkin dulu kita saling mengisi, saling memanipulasi juga kayaknya. Seketika dia menanyakan kembali, apakah perasaan kita masih sama atau tidak... aku pun tak mengert harus jawab apa dan bagaimana.
“nanti aku pkirkan lagi ya... aku sedang tak ingin berpikir apa-apa” gumam ku,
“Baiklah aku mengerti, aku akan menunggu jawaban itu darimu”
Suarapun hanya diwakili oleh derasnya hujan, entah mengapa kami saling diam.. sibuk denga gadget masing masing. aku dengan facebook ku.. dan dia sibuk mengetik pesan singkat, mungkin dari pacarnya itu . Akupun tak ingin menjadi kedua. Apalagi aku harus selingkuh dengan teman sendiri.
Ku putuskan saja detik itu,
“ bryan.. aku ingin menjawab pertanyaan mu ?”
“ Aku tak bisa dengan mu lagi untuk kedua kalinya, aku akan setia dengan pengabaiaanya itu” setia menunggu pacarku yang tak aku mengerti itu”
Dan bryan pun ikut terdiam dengan kata-kata ku itu.
“ aku mengerti perasaanmu, dan aku tak bisa memaksakan mu untuk balik dengan ku, maafkan aku yang sudah memintamu kembali ”
“ sudah ... tak usah berkata apapun “
Lalu dia meninggalkan ku sendiri, dia berlalu pergi.............berlari walau hujan masih deras. Mungkin cukup baginya melihatku yang tak bisa lagi bersamanya. Tapi apa mau di kata. Surga hanya ada satu, “ kau akan bahagia bersama kesabaran mu” aku mengingat selalu kata-kata itu.
Di dalam setiap pengabaian, pasti ada surga yang menanti . Dan aku menunggu kekasihku kembali bersamaku seperti dulu.
Hujan lalu semakin mereda............. pelangi kulihat diatas sana, sangatlah indah. Kupu –kupu yang tadi ku lihat mendekatiku, hinggap di atas tagan ku. Apakah ini yang dinamakan sebuah jawaban dari surga ... Cuma waktu yang akan menjawab.
end...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H