Sepeninggalnya Iskandar Tsani, Aceh mengalami kemunduran. Faktor utamanya adalah makin menguatnya kekuasaan Belanda di Pulau Sumatra dan Selat Malaka (ditandai jatuhnya Minangkabau, Siak, Tapanuli, dan Mandailing, Deli, serta Bengkulu ke tangan Belanda.) Faktor lainnya juga ada yaitu ada perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan dan golongan ulama. Dia antara para ulama terjadi pertikaian karena perbedaan aliran dalam agama Islam.
Sesudah membahas kondisi politik, bagaimana dengan kondisi sosialnya Kesultanan Aceh?. Jadi meskipun Aceh merupakan negara Islam, kehidupan masyarakat dan bahan tambang )lada dan timah) sangat melimpah di Semenanjung Malaya. Jenis barang dagangan adalah beras, emas, perak. tekstil. minyak wangi, poselen.
Jangan menganggap remeh kondisi ekonomi Aceh juga karena dalam hal perekonomian komoditas Kesultanan Aceh adalah rempat-rempah dan bahan tambang (lada, timah) .
Kalau kondisi kebudayaannya di bidang kesusastraan dan agama, Aceh melahirkan beberapa ulama ternama yang hasil karyanya menjadi rujukan utama dalam bidang masing-maisng.Â
Mereka adalah Hamzah Fansuri (hidup pada masa Iskandar Muda) dengan karya Tabyan Fi Marifati al-adyan, Syamsuddin Nuruddin ar Raniri dengan karya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dengan karya Mi'raj al-Tulabb Fi Fashil. Mereka sangat berpengaruh tidak hanya di Aceh,tetapi juga sampai ke Jawa.
Jadi hebat ya kesultanan Aceh dapat mengatasi permasalahannya dan kesultanan Aceh juga memiliki kualitas militer tinggi. Walau akhirnya runtuh namun perjuangan dan kisah Aceh dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua :)Â
References :
Hapsari, Ratna. 2016. SEJARAH UNTUK SMA/MA KELAS XI PEMINATAN. Erlangga, Jl. H. Baping Raya No 100, Ciracas, Jakarta 13740
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H