Mohon tunggu...
Angelita Abri Berliani
Angelita Abri Berliani Mohon Tunggu... Freelancer - Biotechnology student who passionately write about environment, education and other things she likes

A dream catcher who believes everything she can imagine is real.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Urban Farming Kampung Sayur Bausasran: Inovasi Baru Ekowisata

11 Februari 2020   16:10 Diperbarui: 11 Februari 2020   16:35 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Yogyakarta terkenal dengan kepadatan penduduknya, sehingga bercocok tanam di daerah tengah perkotaan tentu terdengar susah bagi sebagian besar orang. Namun hal tersebut tak menjadi alasan warga perkotaan, khususnya Kelurahan Bausasran, Yogyakarta untuk tidak bercocok tanam. Kelurahan Bausasran, Yogyakarta, berjarak sekitar 500 meter dari pusat kota Malioboro, terkenal dengan julukan "Kampung Sayur".

Kampung ini berhasil menjelma menjadi kampung yang asri, hijau dan dipenuhi aneka sayur mayur berkat buah karya tangan para warganya yang tergabung dalam beberapa kelompok tani khususnya lewat ibu-ibu PKK. Perkumpulan ibu-ibu rumah tangga tersebut berhasil membuka peluang dari lahan sempit di perkotaan disulap menjadi perkebunan yang asri dan menghasilkan sumber pangan berupa sayuran. Tidak hanya menanam di pekarangan, namun warga Kelurahan Bausasran juga menanam sayur mayur di sudut kiri kanan gang, sehingga terbentuk lorong sayur yang asri dan segar.  

Bon Jowi adalah salah satu kelompok tani yang ada di kelurahan Bausasran, tepatnya di lingkungan RW 10 RT 40. Salah satu pengelola Bon Jowi, Endang, menjelaskan bahwa ide awal pencetusan kelompok tani Bon Jowi dilatarbelakangi oleh kesadaran masyarakat akan masalah ketahanan pangan serta bahaya global warming, kemudian didukung dengan adanya 2 lahan kosong yang merupakan bekas bongkaran rumah menjadikan warga mulai aktif menanam sayur hingga sekarang.

Walapun menanam di lahan yang berukuran sempit, kampung sayur Bausasran mampu menghasilkan sayuran yang memiliki kualitas baik serta beraneka ragam, mulai dari kembang kol, selada, kubis, cabai, terong, tomat, seledri dan pare. Hal ini dikarenakan setiap proses penanaman berbagai sayuran sangat diperhatikan oleh para anggota. Setiap hari, anggota kelompol tani dijadwalkan untuk menyiram. Sepekan sekali, semua anggota bekerja bakti merawat sayuran.

Kuliah Kerja Nyata Universitas Kristen Duta Wacana

Seiring berjalannya waktu, ditemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaan kampung sayur seperti menurunnya partisipasi dan kesadaran dari masyarakat sendiri untuk memelihara dan memanfaatkan secara maksimal hasil tanamannya. Untuk itu, Universitas Kristen Duta Wacana menerjunkan beberapa mahasiswa dalam program KKN Tematik yang dikelola oleh Fakultas Bioteknologi dan Fakultas Bisnis.

Yang mengusung tema "Pengembangan Kampung Sayur Bausasran Menuju Kampung Mandiri Pangan dan Ekowisata Perkotaan" dengan tujuan mendukung program gandeng gendong, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang melibatkan kampus, kampung, komunitas, korporasi, dan kota yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

Pengembangan Ekowisata

Salah satu program kerja kelompok KKN Tematik UKDW adalah "Pengembangan Ekowsita Kampung Sayur Bausasran". Hal ini dilakukan dengan menata ulang lahan perkebunan sayur milik warga setempat, dimulai dari pembuatan sistem zonasi dan papan nama sayuran yang bertujuan untuk mempermudah klasifikasi sayuran serta memberikan edukasi pada masyarakat luas tentang manfaat sayuran tersebut.

Selain itu mahasiswa juga melakukan pengecatan pagar untuk meningkatkan estetika kebun sayur dan membuat spot terapi dari batu kali di bagian depan kebun sayur serta spot foto di bagian belakang.

Selain menata ulang lahan perkebunan, mahasiswa juga menanam beragam jenis sayur di kanan kiri gang menggunakan botol-botol bekas yang telah dicat serta batok kelapa, tujuannya adalah untuk memanfaatkan barang bekas serta meningkatkan kreativitas warga. Disamping menanam sayuran, mahasiswa juga menanam berbagai jenis TOGA (Tanaman Obat Keluarga) seperti zodia, jahe, ginseng, kunyit, serta lidah buaya.

Dalam upaya menuju kampung mandiri pangan, mahasiswa juga melakukan budidaya ikan lele pada kolam kecil yang dikelola oleh warga setempat, yang bertujuan untuk pengembangan sektor pangan, nantinya ikan lele ini diolah menjadi kerupuk lele dan tekwan lele yang menjadi produk khas warga Kelurahan Bausasran.

Dalam pengembangan kampung sayur ini, warga Kelurahan Bausasran sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia, dan hanya menggunakan pupuk kompos yang dicampur dengan cocopeat, sekam bakar, dan tanah. Sehingga sayuran yang dipanen merupakan sayuran organic yang tidak tercemar pestisida dan aman untuk dikonsumsi.

Melalui kegiatan KKN Tematik UKDW, mahasiswa mampu mewujudkan program ekowisata. Hal ini dibuktikan dengan mahasiswa mampu mendatangkan beberapa turis mancanegara yang berasal dari Mexcio, Finlandia, Latvia, Turki dan Prancis. Selain wisatawan mancanegara, mahasiswa juga mampu mendatangkan beberapa wisatawan lokal.

Selama kunjungan berlangsung, wisatawan diajak berkeliling melewati lorong-lorong sayur dan beberapa kelompok tani lainnya, kemudian wisatawan dikenalkan dengan berbagai jenis sayuran dan tanaman, wisatawan juga diajarkan bagaimana cara menanam sayuran yang benar serta cara perawatannya, selanjutnya wisatwan diajak terlibat dalam pembuatan kerupuk lele

 Penerapan kampung sayur memiliki dampak postif untuk peningkatan ketersediaan dan kualitas pangan. Sedangkan dengan dirintisnya program ekowisata, diharapkan dapat mendatangkan dampak positif, sehingga kampung sayur Bausasran menjadi lebih terkenal dan dapat meningkatkan perekonomian warga dengan menjual produk-produk sayuran maupun produk olahan pangan lainnya dengan skal yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun