Oleh: Angeline & Keyla Edvana Sugiarto Jayalaksana
Apakah kamu tahu apa itu Ultra-Processed Food? Ultra-processed food berbeda dengan processed food, ya! Ultra-processed food (makanan ultra proses) adalah makanan yang umumnya melalui proses yang panjang dan dibuat dari zat-zat yang diekstrak dari makanan, seperti lemak, pati, tambahan gula, dan lemak terhidrogenasi. Selain itu, makanan ini juga umumnya ditambah zat aditif seperti pewarna, perasa buatan, penstabil, pengental sehingga makanan ultra-processed food cenderung mengandung tinggi lemak, garam, gula, rendah serat, rendah vitamin dan mineral, pokoknya sangat minim kandungan gizinya, deh! Kok bisa rendah banget kandungan gizinya? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menurut FAO, hal ini dikarenakan adanya proses pemecahan bahan makanan yang digunakan dalam pembuatan ultra-processed food, yang sebelumnya utuh menjadi zat-zat yang jauh lebih kecil, lebih kecil dibandingkan pada pembuatan processed food.
Apa aja sih makanan yang termasuk ultra-processed food? Contoh ultra-processed food, yaitu minuman soft drink, makanan ringan kemasan dengan rasa asin, manis, gurih, kue kering, roti kemasan, sereal, makanan, minuman berenergi, makanan instan, dan segala jenis produk daging olahan pada setiap jenis makanan!Â
Lebih rincinya, apabila membandingkan ultra-processed food dengan makanan unprocessed food dan processed food berdasarkan sistem klasifikasi makanan NOVA, unprocessed food adalah bahan pangan yang baru dipanen, masih mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, belum diproses atau hanya melalui sedikit proses, seperti pembersihan dari bagian yang tidak dapat dimakan, pengeringan, pendinginan, perebusan, pasteurisasi, atau proses lainnya untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi dan disimpan. Sementara processed food adalah makanan unprocessed food yang melalui sedikit proses pengolahan seperti penambahan garam, gula, minyak atau zat lainnya.Â
Contoh perbedaan makanan yang digolongkan pada kelompok unprocessed food, processed food, dan ultra processed food, antara lain kentang, kentang panggang, dan kentang goreng. Contoh lainnya, yaitu gandum, tepung, dan kue kering. Bisa terlihat, bahwa kentang goreng dan kue kering melalui proses yang lebih panjang dibandingkan dengan kentang panggang dan tepung dan juga dibuat dengan beberapa tambahan zat lainnya, seperti perasa, pemanis sehingga makanan-makanan tersebut dapat digolongkan dalam kelompok ultra-processed food. Selain beberapa makanan yang sudah disebutkan, bubuk pengganti makanan dan produk pengurus badan juga termasuk Ultra-processed Food, lho! Kami yakin 99,999% kalian pasti pernah makan makanan yang sudah disebutkan tadi karena makanan ultra-processed food tersedia dimana saja, dari warung pinggir jalan hingga supermarket di mal-mal besar! Â
UPF yang praktis, enak, dan tahan lama menyebabkan UPF banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai kelompok usia. Bahkan, menurut penelitian di Amerika Serikat UPF menyumbang hampir 90% energi dan menjadi salah satu penyebab utama obesitas, lho!Â
Tapi tahu nggak sih UPF itu berbahaya banget untuk kesehatan? Studi membuktikan konsumsi UPF terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit tidak menular yang dapat diawali dari obesitas. So pasti, karena seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, UPF umumnya mengandung banyak lemak jenuh yang bisa banget meningkatkan lemak-lemak di tubuh kita secara drastis! Nggak aneh dong kalau kamu para pecinta UPF yang doyan makan tapi aktivitas fisiknya kurang, memiliki banyak lemak dalam tubuh kamu?Â
Nah, selain itu, coba ingat-ingat keluarga atau teman kalian yang mengalami obesitas, apakah mereka hanya mengalami obesitas saja? Atau mengalami juga gangguan kesehatan lain, seperti gangguan pencernaan, asam urat, diabetes, dan penyakit jantung. Gangguan pencernaan bukan sekedar gangguan saja lho! Tapi bisa sampai menyebabkan kanker usus. Ih serem banget kan? Tapi kok bisa yah UPF berhubungan juga dengan gangguan sistem cerna, asam urat, diabetes, dan penyakit jantung?Â
Secara sains, makanan mengandung energi dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk bekerja secara normal. Namun, apabila makanan yang masuk terlalu banyak dibandingkan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka energi dari makanan tersebut akan menumpuk dalam tubuh dan disimpan dalam bentuk lemak. Contohnya bisa dilihat ketika ada orang yang makan terlalu banyak, sementara aktivitas fisiknya kurang, kemungkinan besar orang tersebut akan mengalami pertambahan lemak di bagian perut. Penambahan lemak tersebut dapat meningkatkan berat badan seseorang dan individu yang memiliki berat badan melebihi batas normal dapat berisiko mengalami obesitas.Â
Jenis makanan yang dapat meningkatkan berat badan secara signifikan adalah lemak dan gula. selain itu, asupan lemak dan gula yang terlalu banyak dari UPF dapat meningkatkan jumlah lemak dan gula dalam darah. jumlah lemak yang terlalu banyak dalam pembuluh darah dapat menyebabkan adanya penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. sementara jumlah gula yang terlalu banyak dalam pembuluh darah dapat meningkatkan resistensi insulin dan menyebabkan diabetes. meningkatkan asupan UPF juga dapat meningkatkan gangguan sistem pencernaan, salah satunya kanker usus. hal ini dikarenakan makanan UPF yang umumnya mengandung zat-zat buatan dan pengawet dapat menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan. Â
Selain kandungan lemak, bahan tambahan pangan seperti gula tambahan, emulsifier, thickener, dan berbagai senyawa kimia  juga sering ditambahkan dalam UPF yang dapat mengganggu metabolisme tubuh kamu, lho! Apalagi kandungan gula pada UPF cenderung tinggi! Hmm, alhasil resistensi insulin hingga diabetes juga bisa ikut mengancam, deh! Nah, jadi berdasarkan penjelasan  di atas, kita harus berhati-hati dalam mengonsumsi UPF yah teman-teman!Â
Salah satu cara untuk menghindari berbagai akibat yang ditimbulkan, kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut, yaitu Jangan biarkan UPF mendominasi makananmu tetapi dominasilah dengan makanan tanpa dan minim olahan, beralih dari soft drink menjadi air mineral, teh, kopi tanpa gula tambahan, batasi UPF dan ganti cemilan snackmu seperti keripik dan kue serta makanan berlemak (makanan yang digoreng) dengan buah-buahan dan sayuran segar, selalu utamakan gizi seimbang yang mengutamakan keanekaragaman makanan, perbanyak sayur dan buah-buahan, konsumsi lauk pauk tinggi protein, batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak dan terakhir jangan lupa tingkatkan aktivitas fisik juga ya, minimal 30 menit setiap hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H