Mohon tunggu...
Angelina Yudithiara
Angelina Yudithiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - An Undergraduate Student

Hello! I am Angelina and I am an undergraduate student at Surabaya. Writing is one of my hobbies and I like to write about life, thoughts, and anything I can write in my 20s. My writing is not completely perfect, therefore, please give criticism and suggestions so that all of this writing can be better.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui Kolaborasi Bioteknologi Kelautan, Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

4 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   07:13 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Dengan lebih dari 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput lautm dan ribuan mikroorganisme laut yang belum sepenuhnya tereksplorasi, laut Indonesia menyimpan potensi besar dalam pengembangan bioteknologi kelautan. Namun, potensi ini masih jauh dari optimal.

Melalui bioteknologi kelautan, ikan, rumput laut, dan mikroorganisme tidak hanya berperan sebagai sumber pangan, tetapi juga dapat diolah menjadi bahan baku untuk berbagai industri seperti farmasi, functional foods, kosmetik, bioenergi, cat anti-fouling, dan bioremediasi. 

Senyawa bioaktif yang diekstrak dari biota laut menunjukkan bahwa manfaat yang dihasilkan sangat menjanjikan, mulai dari obat anti-kanker hingga bahan anti-bakteri. Sayangnya, perkembangan bioteknologi kelautan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan China, meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang jauh lebih melimpah.

Tantangan dalam Pengembangan Bioteknologi Kelautan

Perkembangan bioteknologi kelautan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang signifikan, baik dari segi teknologi, pendanaan, maupun penerimaan industri. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi di Indonesia:

  1. Waktu dan Biaya riset yang tinggi. Penelitian di bidang bioteknologi kelautan membutuhkan waktu yang panjang, sering kali mencapai 5-10 tahun, dan memerlukan biaya investasi yang besar. Proses ini mencakup eksplorasi biota laut, identifikasi senyawa bioaktif, hingga pengembangan produk yang aman dan efektif untuk digunakan. Biaya riset ini menjadi kendala utama, terutama dengan keterbatasan pendanaan di sektor ini.
  2. Kurangnya dukungan dari industri. Banyak sektor industri di Indonesia lebih memilih produk teknologi impor daripada mendukung hasil penelitian lokal. Hal ini menghambat pengembangan inovasi dari tahap prototype menjadi produk komersial. Industri sering kali enggan mengambil risiko untuk berinvestasi dalam teknologi baru yang memerlukan pengujian lebih lanjut.
  3. Persepsi negatif tentang bioteknologi. Sebagian masyarakat dan pemangku kepentingan masih memiliki kekhawatiran bahwa bioteknologi kelautan dapat membahayakan ekosistem. Ketakutan ini, meskipun tidak selalu didasarkan pada fakta ilmiah, menambah hambatan dalam penerimaan produk bioteknologi kelautan di pasar lokal.

Peran Mahasiswa dalam Pengembangan Bioteknologi Kelautan di Indonesia

Mahasiswa di Indonesia memegang peranan penting dalam mendukung perkembangan bioteknologi kelautan yang berkelanjutan. Sebagai generasi muda, yang memiliki akses pada pendidikan tinggi dan teknologi, mahasiswa dapat menjadi penggerak inovasi melalui pembelajaran dan penelitian. 

Kampus tidak hanya menjadi tempat belajar secara teori, tetapi dapat menjadi wadah untuk menciptakan solusi nyata terhadap tantangan yang dihadapi sektor bioteknologi kelautan di Indonesia.

Melalui mata kuliah, laboratorium, dan program riset, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendalami potensi bioteknologi laut. Beberapa kampus bahkan telah bekerja sama dengan lembaga riset kelautan untuk mengembangkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri. 

Salah satu contohnya adalah penelitian tentang pengembangan probiotik untuk akuakultur, produksi bioetanol dari rumput laut, atau eksplorasi senyawa bioaktif dari mikroorganisme laut untuk obat-obatan.

Selain itu, adanya program seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif di bidang ini. PKM tidak hanya mendukung pengembangan produk bioteknologi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk memahami aspek aplikatif, seperti pengemasan, pemasaran, dan keberlanjutan produk. Program ini memungkinkan mahasiswa dapat  menghasilkan karya nyata yang dapat diimplementasikan, baik dalam skala laboratorium maupun industri.

Selain mahasiswa, seluruh generasi muda saat ini juga dapat berperan penting dalam mendukung perkembangan bioteknologi kelautan di Indonesia. Generasi muda saat ini memiliki keunggulan dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi yang efektid.. 

Dengan mengintegrasikan konten edukasi bioteknologi kelautan ke dalam platform seperti Instagram, TikTok, atau YouTube, mahasiswa dapat menjangkau audiens ke yang lebih luas, termasuk anak muda dan masyarakat awam.

Beberapa rekomendasi ide konten mengenai bioteknologi kelautan yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

  1. Konten edukasi mengenai manfaat bioteknologi laut, seperti mengenalkan potensi-potensi biota laut terhadap produk yang dapat dihasilkan. Misalkan potensi rumput laut untuk energi terbarukan atau senyawa laut untuk kesehatan.
  2. Konten edukasi mengenai pengenalan proses kreatif yang dilakukan di balik pengembangan produk bioteknologi, sehingga dapat menarik perhatian publik.
  3. Mengujungi tempat produksi bioteknologi kelautan dan mengajak kolaborasi dan diskusi dengan komunitas atau pelaku industri.

Dalam pembuatan konten ini, informasi-informasi yang akan diberikan dapat disampaikan dengan visual yang menarik, ringan, dan relateable. Hal ini akan membuat semua informasi mudah dipahami oleh masyarakat luas. Langkah ini penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang potensi bioteknologi laut dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam mendukung inovasi ini.

Saat informasi mengenai bioteknologi kelautan sudah lebih dikenal, masyarakat cenderung memiliki keterikatan dengan produk-produk hasil inovasi ini. Misalnya, produk kosmetik berbahan kolagen dari ikan atau suplemen kesehatan berbasis mikroalga dapat dipromosikan sebagai salah satu solusi ramah lingkungan yang mendukung perekonomian lokal. 

Hal ini perlu melibatkan konsumen muda dalam diskusi tentang manfaat produk bioteknologi dapat menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan inovasi ini.

Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan memperkenalkan praktik berkelanjutan dalam pemanfaatan bioteknologi kelautan. Mahasiswa dapat menggabungkan pesan tentang pentingnya pelestarian sumber daya laut dengan penggunaan produk bioteknologi dapat mendorong gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Kolaborasi Mahasiswa dan Praktisi untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Bioteknologi Kelautan

Mahasiswa dan para praktisi di bidang kelautan memiliki potensi besar untuk bekerja sama dalam memberdayakan masyarakat pesisir. Kolaborasi ini tidak hanya bermanfaat untuk menyebarkan pengetahuan tentang biota laut tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal melalui penerapan bioteknologi kelautan. Dengan mendekatkan riset dan inovasi ke masyarakat pesisir, kolaborasi ini dapat menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Mahasiswa dan praktisi dapat turun langsung ke daerah pesisir untuk memberikan pelatihan dan edukasi mengenai potensi biota laut yang ada di sekitar mereka. Edukasi yang dilakukan dapat meliputi:

  1. Pengenalan biota laut, seperti rumput laut, mikroalga, ikan, dan kerang sebagai sumber daya bernilai ekonomi tinggi.
  2. Penerapan teknologi sederhana, untuk memanfaatkan biota laut, misalnya cara menanam rumput laut secara efektif atau memanfaatkan limbah perikanan menjadi produk bernilai tambah.
  3. Kesadaran lingkungan, dimana masyarakat diajakan pentingnya menjaga ekosistem laut agar keberlanjutan sumber daya tetap terjamin.

Berdasakan hasil riset yang sudah dilakukan, masyarakat pesisir dapat dilibatkan dalam produksi produk bioteknologi kelautan. Beberapa contoh implementasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Produksi kolagen dari limbah ikan. Limbah ikan seperti sisik atau kulit dapat diolah menjadi kolagen untuk bahan baku kosmetik. Masyarakat pesisir dapat dilatih untuk mengumpulkan, membersihkan, dan memproses limbah ini menjadi bahan mentah siap olah. Dari produksi kolagen ini, limbah perikanan akan berkurang dan dapat memberikan nilai tambah pada industri perikanan lokal.
  2. Budidaya rumput laut untuk bioenergi. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana, masyarakat pesisir dapat dibimbing untuk membudidayakan rumput laut jenis tertentu yang cocok untuk produksi bioetanol atau bioplastik. Keuntungan yang dihasilkan dari produksi ini adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dari hasil panen rumput laut dan dapat mendukung energi terbarukan di Indonesia.
  3. Produksi probiotik untuk akuakultur dimana masyarakat peissir yang memiliki tambah atau kolam ikan dapat diajarkan cara membuat probiotik sederhana dari mikroorganisme lokal. Produk ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan ikan dan udang. Keuntungan dari produksi ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada antibiotik dan dapat meningkatkan hasil panen akuakultur.
  4. Produk olahan mikroalga. Mikroalga seperti spirulina dapat dibudidakan dan diolah menjadi produk kesehatan seperti suplemen atau makanan. Masyarakat dapat dilatih dalam proses budidaya hingga pengolahan sederhana. Dari produksi ini, keuntungan yang didapatkan yaitu dapat menghasilkan produk bernilai tinggi untuk pasar lokal dan internasional dan dapat menciptakan diversifikasi sumber pendapatan.

Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari kolaborasi antar mahasiswa, para praktisi, dan masyarakat pesisir. Berikut adalah beberapa keuntungan dari keuntungan tersebut:

  1. Peningkatan pendapatan daerah dengan melibatkan masyarakat pesisir sebagai produsen, daerah pesisir dapat memperoleh pendapatan tambahan dari hasil produk bioteknologi kelautan. Hal ini dapat mendukung perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional seperti perikanan tangkap.
  2. Peningkatan kualitas SDM, yaitu dengan mengedukasi dan memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai pengetahuan baru, ketrampilan teknis, dan akses ke inovasi teknologi. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah pesisir akan meningkat, yang juga berkontribusi pada daya asing mereka di pasar kerja.
  3. Pelestarian ekosistem laut. Pendekatan ini mengajarkan masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan ekosistem laut. Dengan teknologi berbasis bioteknologi, eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya laut dapat diminimalkan.
  4. Penciptaan lapangan kerja baru dengan menjadikan masyarakat pesisir sebagai produsen, kolaborasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini sangat penting di daerah pesisir yang sering kali memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi dibandingkan perkotaan.
  5. Meningkatkan hubungan kampus dan masyarakat. Kolaborasi ini juga akan memperkuat hubungan antara dunia akademik dan masyarakat. Hasil riset yang dilakukan juga tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi diaplikasikan secara nyata untuk menyelesaikan masalah lokal.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam bioteknologi kelautan di dunia, tetapi tantangan seperti biaya tinggi, kurangnya dukungan industri, dan persepsi negatif harus segera diatasi. 

Kolaborasi antara mahasiswa, praktisi, dan masyarakat pesisir menjadi kunci untuk menggerakkan perubahan ini. Dengan memanfaatkan sumber daya laut yang melimpah dan memberdayakan masyarakat lokal, bioteknologi kelautan tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada pembangunan berkelanjutan dan penguatan ekonomi nasional.

Kolaborasi antara mahasiswa, praktisi, dan masyarakat, praktisi, dan masyarakat pesisir dalam pengembangan bioteknologi kelautan menghadirkan peluang besar bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui edukasi, pelatihan, dan pemanfaatan hasil riset, masyarakat pesisir dapat diberdayakan untuk menjadi produsen produk bioteknologi berbasis sumber daya laut. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah dan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga dapat membantu menjaga ekosistem laut tetap lestari.

Dengan pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada pemberdayaan, bioteknologi kelautan dapat menjadi katalis perubahan di daerah pesisir, mendorong inovasi yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di masa depan, upaya kolaboratif ini dapat menjadikan Indonesia pemimpin dalam pemanfaatan bioteknologi kelautan di tingkat global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun