Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses yang sengaja direncanakan, dirancang, dan diselenggarakan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, khususnya undang-undang. Pendidikan sebagai suatu kegiatan dan proses yang disengaja merupakan tanda masyarakat mulai menyadari pentingnya upaya membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sesuai dengan keinginannya.
PembahasanÂ
A. Makna Pendidikan KarakterÂ
Pendidikan karakter adalah suatu sistem yang menamakan nilai-nilai karakter yang meliputi unsur pengetahuan, kesadaran, dan kemauan, serta tolok ukur penghidupan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, lingkungan hidup, maupun kebangsaan seseorang.Â
Pembangunan karakter bangsa terjadi melalui pengembangan karakter individu. Namun karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan kepribadian seseorang hanya dapat terjadi dalam lingkungan sosial dan budaya tersebut. Artinya pengembangan budaya dan kepribadian dapat berlangsung dalam proses pendidikan tanpa memisahkan peserta didik dari lingkungan sosialnya, budaya lokal, dan budaya nasional.Â
Sebagaimana lingkungan sosial dan budaya negara adalah Pancasila, maka pendidikan budaya dan karakter dikembangkan untuk mendidik siswa tentang nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan hati, otak, dan jasmani. Pendidikan karakter atau character education sudah dianggap perlu oleh para ahli sejak munculnya pendidikan dimulai.Â
Misalnya, John Seaway menyatakan pada tahun 1916 bahwa sudah menjadi praktik umum dalam teori pendidikan bahwa pendidikan karakter adalah tujuan umum pendidikan. ( John seaway 2016 ).
Pendidikan yang membentuk karakter bangsa peserta didik merupakan tanggung jawab setiap guru.Oleh karena itu, pembinaan juga perlu dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, tidak tepat jika dikatakan bahwa pendidikan karakter bangsa peserta didik hanya dipercayakan kepada sebagian guru profesional, seperti guru PKN dan guru PAI.Â
Meskipun dapat dimengerti bahwa guru mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa, namun semua guru, tanpa kecuali, harus menjadi teladan yang tepat bagi siswanya. Karena tidak masuk akal jika salah satu guru PKn mengajarkan pemecahan masalah dengan cara yang anti demokrasi sedangkan guru yang lain menggunakan cara yang otoriter. Atau guru agama menjawab pertanyaan siswanya dengan bijak, sedangkan guru yang lain menjawab asal-asalan.
C. Tujuan pendidikan karakterÂ
Karakter merupakan perpaduan antara moralitas, etika, dan akhlak. Moralitas berfokus pada kualitas tindakan, perilaku, atau perbuatan manusia, atau apakah tindakan tersebut baik atau buruk, benar atau salah. Etika, di sisi lain, memberikan penilaian tentang benar dan salah berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan tatanan moral didasarkan pada keyakinan bahwa manusia pada dasarnya baik dan jahat.Â