Tawaran teknologi sebenarnya adalah semu, keberadaannya membuat manusia menjadi konsumtif, manusia ketergantungan, tak berkesudahan dan cenderung gelisah.
Apakah saat ini kita semua termasuk dalam manusia teknologi ini atau bukan?
Dari sisi Konsumen, konsumen saat ini cenderung dipaksa untuk menggunakan layanan produk elektronik tersebut. Satu kali menggunakan, maka selanjutnya semakin terjebak dengan iming-iming kemudahan transaksi, akses ke seluruh dunia, dan yang mendominasi adalah adanya diskon-diskon.Â
Dari sisi regulator, Pemerintah dan dalam hal ini kementerian keuangan dan otoritas pajak juga bekerja keras mengejar laju dunia teknologi, bisnis, dan ekonomi ini.Â
Djp bekerja keras terus menyediakan berbagai layanan elektronik untuk memudahkan masyarakat memenuhi ha dan kewajiban perpajakannya. Sistem perpajakan berbasis teknologi juga dirancang sedemikian rupa agar fiskus mampu memenuhi target penerimaan pajak.
Melihat kenyataan dunia saat ini, khususnya dunia teknologi, bisnis dan ekonomi yang terus berlari dan membuat manusia merasa harus mengikuti teknologi ini.Â
Apa yang sebenarnya manusia kejar atau siapa yang sebenarnya manusia kejar. Benarkah teknologi bisnis yang memudahkan banyak transaksi hanya di genggaman tangan ini sebuah kemajuan peradaban manusia atau justru sebuah jebakan dari sebuah sistem ekonomi global?Â
Apakah yang pemerintah lakukan dengan menyediakan layanan elektronik bagi masyarakat juga sebuah kemajuan atau justru pemerintah saat ini sedang menyerahkan diri pada sebuah sistem ekonomi global. Sistem ekonomi dan teknologi yang samar-samar membuat kita semakin kehilangan kemanusiaan kita. Sistem ekonomi yang membuat kita kehilangan kendali atas diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H