Mohon tunggu...
Angeli Carissa
Angeli Carissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan Lupa Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implikasi Teori Kognitif Sosial terhadap Penerapan Belajar dan Pendekatan Sosial bagi Kehidupan

1 Oktober 2023   12:20 Diperbarui: 1 Oktober 2023   12:21 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implikasi Teori Kognitif Sosial terhadap Penerapan Belajar dan Pendekatan sosial bagi Kehidupan

Teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) yaitu teori yang menjelaskan keterkaitan antara unsur kognitif, perilaku, dan lingkungan dalam proses pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, Teori ini dipelopori oleh Albert Bandura pada tahun 1970 dan telah menjadi landasan dalam pengajaran dan pembelajaran dalam jenjang pendidikan. Namun, Untuk bisa menghasilkan teori kognitif sosial ini, salah satu eksperimen paling terkenal yang dilakukan oleh Albert Bandura yaitu eksperimen Bobo Doll atau Boneka Bobo. Tujuan dilakukan eksperimen ini yaitu untuk mengeksplorasi dan meneliti bagaimana anak-anak belajar cara perilaku melalui pengamatan dan peniruan model yang mereka lihat. Pada eksperimen tersebut melibatkan beberapa anak kecil yang dipilih secara acak untuk melihat tiga kondisi berbeda, sebagai berikut:

1. Kondisi Model Agresif: Pertama, dalam kondisi ini anak-anak disajikan dengan tingkah laku yang mana seorang dewasa melakukan perilaku agresif terhadap sebuah boneka Bobo. Mereka melihat dan mengamati seorang dewasa tersebut memukuli, menendang, dan menghina boneka Bobo.

2. Kondisi Model Non-agresif: Kedua, pada kondisi ini, Anak-anak disajikan dengan perilaku di mana seorang dewasa bermain dengan mainan lain tanpa perilaku agresif terhadap boneka Bobo.

3. Kondisi Kontrol: Ketiga, Pada kondisi ini Anak-anak tidak melihat adegan apapun dan langsung diberi waktu untuk bermain dengan mainan mereka sendiri.

Setelah anak-anak melihat adegan atau tidak ada adegan, mereka dibiarkan masuk ke dalam ruangan bermain yang berisi mainan, termasuk boneka Bobo. Hasil utama dari eksperimen ini adalah bahwa anak-anak yang telah melihat model agresif cenderung meniru perilaku agresif terhadap boneka Bobo ketika diberi kesempatan. Mereka memukul, menendang, dan menghina boneka tersebut, menunjukkan bahwa mereka telah belajar perilaku agresif melalui pengamatan model.

Dan, dari hasil eksperimen "Boneka Bobo" ini menekankan bahwa pentingnya pengaruh perilaku sosial dan observasi dalam pembelajaran perilaku dan mayoritas kegiatan belajar individu berlangsung dilingkungan sosial. Melalui kegiatan dengan mengamati orang lain, individu akan mendapatkan pengalaman, norma, skill (kemampuan), strategi, kepercayaan, dan perilaku. Menurut Bandura, pada pengembangan teori tersebut dijelaskan cara seseorang mengontrol kejadian dalam kehidupan melalui pikiran dan tindakan (tingkah laku) yang mengatur diri sendiri. Proses mendasarnya mulai penetapan arah tujuan, evaluasi asumsi hasil dari suatu tindakan yang telah terjadi, evaluasi kemajuan pencapaian tujuan, hinggga pengaturan diri (pengelolaan diri) terhadap pikiran, emosi, dan perilaku. Namun, untuk proses pembelajaran menurut teori Bandura terjadi terdapat tiga komponen yaitu perilaku model (contoh), pengaruh perilaku model, dan proses internal pelajar. Jadi, setiap individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku model (perilaku yang akan ditiru), kemudian mempertimbangkan dan memutuskan untuk meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Maka dari itu, Berikut ini adalah beberapa penerapan belajar secara optimal melalui teori kognitif sosial :

  • Menggunakan model atau contoh :

Menurut dari teori kognitif sosial, belajar juga dapat terjadi melalui pengamatan dan peniruan terhadap model atau contoh yang ada di sekitar kita. Maka dari itu, guru dapat memperlihatkan contoh atau model yang baik dan benar dalam melakukan tugas ataupun aktivitas yang harus dikerjakan oleh siswa.

  • Memberikan penguatan atau dukungan positif :

Pada teori kognitif sosial, penguatan positif dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pujian atau penghargaan ketika siswa berhasil menyelesaikan sebuah tugas atau aktivitas dengan baik.

  • Mendorong interaksi sosial :

Belajar juga dapat dipengaruhi oleh interaksi sosial yang terjadi antara siswa dan guru, serta antara siswa dengan siswa lain. Oleh karena itu, guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas atau aktivitas.

  • Mendorong siswa untuk berpikir kritis :

Pada Teori kognitif sosial juga menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dapat memberikan tugas atau aktivitas yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis.

  • Meningkatkan efektivitas pada pengajaran :

Teori kognitif sosial juga menekankan pentingnya efektivitas pengajaran, baik dari segi penggunaan media pembelajaran maupun metode pengajaran yang digunakan. Oleh karena itu, guru atau pengajar perlu meningkatkan efektivitas pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Selain itu, Teori Kognitif Sosial yang dikembangkan oleh Bandura ini ternyata memuncullkan implikasi yang luas terhadap pendekatan sosial dalam kehidupan selain penerapan belajar. Karena pada dasarnya teori ini menjelaskan begaimana cara untuk  berperilaku yang sesuai dengan lingkungan sosial. Berikut adalah beberapa implikasi utama teori kognitif sosial terhadap kehidupan sehari-hari:

1. Pengaruh Pada Model Peran  :

Salah satu Implikasi yang paling sering kita temui dan sadari dari teori ini yaitu pengaruh peran model atau panutan. Hal Ini mengingatkan kita akan pentingnya memilih dan menjadi peran model yang baik dalam lingkungan sosial kita. Sehingga, Jika kita ingin memengaruhi orang lain dengan perubahan positif dalam diri sendiri, kita perlu menjadi contoh atau peran yang baik dalam setiap lingkungan.

2. Pengembangan Keterampilan Sosial :

Pada dasarnya, Teori kognitif sosial menekankan pentingnya pengembangan keterampilan sosial seperti empati, komunikasi yang efektif dan baik, pemecahan konflik, serta kerja sama. Nah, Keterampilan seperti ini sangat berguna dalam interaksi sosial sehari-hari dan dapat membantu meningkatkan hubungan antarpribadi. Karena melalui keterampilan sosial tersebut kita juga dapat belajar menyesuaikan perilaku maupun membedakan mana yang perlu diterapkan dan mana yang perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik lagi.

3. Motivasi Intrinsik :

Selain menekankan perilaku sosial, Teori ini juga menyoroti bagaimana peran pentingnya motivasi intrinsic dalam lingkungan sosial, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri setiap individu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mendorong diri sendiri dan juga orang lain dengan memberikan dukungan (penguatan positif), meresapi kepuasan dari pencapaian, dan mengaitkan tujuan dengan nilai-nilai pribadi.

4. Menjadi Pembelajaran Seumur Hidup :

Pada nyatanya, Teori ini juga menekankan bahwa pembelajaran berlangsung sepanjang hidup, dan bukan hanya terbatas pada lingkungan pendidikan formal saja. Maka, Ini berarti kita dapat terus belajar dari pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial yang kita alami.

5. Empowerment, Self-Efficacy, serta perencanaan:

Penerapan teori ini dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rasa kuat dalam diri (self-efficacy) dan memberi seseorang kepercayaan diri untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan. Disertai dengan rasa kuat dan juga percaya diri, seseorang dapat merencanakan tindakan dengan cermat, memantau kemajuan mereka, dan merenungkan pengalaman untuk memperbaiki hasil. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas tindakan dan pengambilan keputusan.

6. Adanya Pengaruh Lingkungan Sosial:

Adanya teori ini dapat mengingatkan kita terhadap lingkungan sosial kita, termasuk teman, keluarga, dan budaya kita, memiliki dampak besar pada perilaku dan pandangan kita. Oleh karena itu, pemilihan lingkungan yang positif dan mendukung kita tumbuh dan berkembang. Penerapan teori kognitif sosial dalam kehidupan sehari-hari membantu individu untuk lebih sadarpengaruh sosial mereka, meningkatkan keterampilan sosial, dan merancang kehidupan yang lebih produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun