Mohon tunggu...
Angelica Felinda Lumeta
Angelica Felinda Lumeta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI, Prodi Ilmu Hubungan Internasional

International Relation

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Natal Pertama Suriah

27 Desember 2024   10:50 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan warga protes tuntut hak Umat Kristen. (Sumber: kumparan.com)

Ketika para pemberontak Islam menyapu kota terbesar kedua di Suriah dalam sebuah operasi yang pada akhirnya berujung pada penggulingan rezim Assad yang brutal, umat Kristen diberi jaminan bahwa gereja dan property mereka akan tetap dilindungi.

Penguasa Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Jolani atau yang saat ini dikenal dengan Ahmed Al-Sharaa telah menjamin keamanan kepada umat Kristiani dan kelompok lain di Suriah yang dijalankan oleh kelompok HTS, mantan afiliasi Al Qaeda.

Meskipun dirinya mantan pemimpin kelompok Islam Sunni yang memandang umat Kristen sebagai kafir, Sharaa dengan cepat menanggalkan seragam jihadnya dan beralih ke pakaian bisnis dalam penampilannya baru-baru ini.

Ia telah menyampaikan kepada para pejabat Barat yang berkunjung bahwa HTS tidak akan membalas dendam terhadap rezim Assad yang tokoh-tokoh seniornya sebagian besar berasal dari sekte Islam Alawit atau kelompok agama minoritas lainnya serta tidak akan menindas minoritas agama lainnya.

Di bawah Assad, umat Kristen diizinkan untuk merayakan hari raya mereka dan menjalankan ritual mereka, namun penduduk di ibu kota Suriah, Damaskus mengatakan kepada CNN bahwa HTS tidak memberlakukan pembatasan apapun pada perayaan tahun ini, sehingga masih begitu banyak umat Kristiani yang belum yakin dan khawatir bahwa elemen-elemen bersenjata yang bukan dari HTS melakukan penyerangan terhadap mereka.

Pohon Natal dan dekorasi meriah lainnya terpasang di seluruh lingkungan Kristen di Damaskus, tetapi orang-orang mengurangi perayaan mereka dan memberlakukan pembatasan mereka sendiri ditengah ketiadaan komunikasi dari HTS.

Seorang warga Aleppo berusia 50 tahun, Hilda Haskour yang beragama Katolik sedang bersiap-siap untuk merayakan Natal, ia mengatakan bahwa masih ada kekhawatiran di kalangan umat Kristiani, termasuk dirinya sendiri.

"Kami hanya ingin hidup dengan damai dan aman, kami tidak meminta banyak... ada ketakutan, orang-orang Lelah", ujar Haskour.

Pembakaran dari pohon Natal dan insiden pada tanggal 18 Desember, orang-orang bersenjata tidak dikenal melepaskan tembakan di sebuah gereja Ortodoks Yunani di kota Hama, memasuki kompleks tersebut dan berusaha menghancurkan sebuah salib serta memecahkan batu nisan di sebuah pemakaman.

2 kejadian ini menjadi salah satu contoh dari beberapa insiden yang menimpa atau yang menargetkan umat Kristen sejak jatuhnya rezim tersebut.

Dalam insiden terpisah, wartawan Reuters melihat beberapa mobil SUV yang melaju melewati Bab Touma, sebuah lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen di Damaskus, menyanyikan lagu-lagu jihad dari pengeras suara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun