Setiap anak pasti menjadikan orangtuanya sebagai panutan mereka. Disharmonisasi keluarga membuat anak merasa tidak memiliki teladan atau panutan saat mereka beranjak dewasa, ia akan berpikir bahwa tidak ada orang yang bisa dipercaya dan dicontoh. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa kesepian dan rentan depresi.
Anak menjadi Agresif dan Pembangkang
Sudah menjadi sifat alamiah anak untuk meniru tingkah laku orangtuanya. Kondisi keluarga yang tidak baik akan membuat anak cenderung bersifat agresif dan kasar kepada orang lain. Anak akan mudah emosi dalam menghadapi sesuatu, dan tidak mau mendengarkan perkataan orang lain.
Pendidikan Anak menjadi Terganggu
Pertengkaran orangtua yang tidak tahu waktu dan kondisi membuat anak mengalami stress, sehingga tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik. Anak akan kehilangan semangat, menjadi malas untuk beraktivitas dan bertingkah semaunya. Ia merasa pendidikan sudah tidak penting lagi.
Menyebabkan Anak Trauma
Suara gaduh, bentakan, cacian, dan makian yang dilemparkan orangtua saat bertengkar tidak menutup kemungkinan menjadi penyebab anak trauma terhadap sesuatu. Secara tidak sadar memori tersebut akan terus berulang hingga anak tumbuh dewasa. Setelah tumbuh dewasa, anak akan sulit membuka diri terhadap lawan jenis, dan mungkin merasa takut untuk berkeluarga.
Ingin Mengakhiri Hidup
The University of Sussex menyatakan bahwa anak yang melihat pertengkaran kedua orangtuanya berisiko memiliki masalah mental ketika dewasa. Pertengkaran dan perceraian orangtua berisiko membuat anak memilih untuk mengakhiri hidup lebih cepat. Anak akan merasa bingung, cemas, dan berpikir tidak punya siapa-siapa di dunia ini.
Demikian beberapa pengaruh ketidakharmonisan orangtua terhadap mental anak. Perbedaan pendapat memang tidak bisa terhindari, karena manusia memiliki emosi yang berbeda. Namun demikian, akan lebih baik jika perbedaan tersebut diselesaikan dengan kepala dingin. Hindari perdebatan di depan anak. Jika mom dan dad tidak menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapi, alangkah lebih baik meminta bantuan ahli, berkonsultasi dengan psikolog. Kesehatan mental anak bukan hal yang sepele, jika salah mengambil langkah nyawa anak bisa menjadi taruhannya. Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membuat anak merasa nyaman, tenang, dan memiliki tempat untuk pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H