Keluarga merupakan tempat pertama anak tumbuh dan berkembang, tidak hanya sekedar memberikan makan dan memenuhi kebutuhan finansial, tetapi juga memegang fungsi penting bagi perkembangan mental anak. Ayoe Sutomo selaku Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga mengatakan bahwa orangtua memiliki peran besar dalam pembentukan karakter anak, karena 20% karakter anak terbawa secara alamiah sejak lahir, dan sebanyak 80% dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Keharmonisan keluarga turut mempengaruhi kondisi psikologis anak. Anak yang tumbuh dan besar di dalam keluarga yang harmonis akan lebih bahagia dan tenang, karena selalu merasa di sayang dan mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya.
Namun demikian, beberapa orangtua masih belum tahu bagaimana membangun keluarga yang harmonis, dan membentuk keluarga yang sehat jiwa dan mentalnya. Tidak heran, karena menyatukan dua pikiran yang berbeda bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Perbedaan cara pandang, pola pikir, dan tingkat egoisme seseorang, terkadang membuat seseorang sulit untuk menerima pendapat dari orang lain, membuat pertengkaran tidak bisa dicegah. Padahal pertengkaran orangtua dan disharmonisasi keluarga memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Berikut beberapa pengaruh ketidakharmonisan orangtua terhadap mental anak.
Keluarga yang Tidak Harmonis Membuat Anak Mudah Stress
Anak yang terlalu sering menyaksikan perdebatan atau pertengkaran orangtuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah stress dan tidak bahagia. Anak akan cenderung menjadi lebih tertutup kepada orang lain, karena merasa kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya.
Anak Menjadi Anti-Sosial
Berada di dalam kondisi keluarga yang disharmonisasi menjadi beban tersendiri bagi anak. Anak akan lebih menutup diri dari dunia luar (anti-sosial) karena tidak ingin orang lain mengetahui kondisi keluarganya.
Anak akan Kehilangan Kepercayaan Dirinya
Kepercayaan diri seseorang timbul karena adanya dukungan dari orang sekitar, terutama keluarganya. Anak yang berasal dari keluarga disharmonisasi akan tumbuh menjadi pribadi yang pasif dan tidak percaya diri, karena tidak mendapat motivasi dan dukungan dari kedua orangtuanya.
Anak menjadi Pribadi yang Tertutup
Disharmonisasi keluarga membuat anak merasa tidak mempunyai tempat untuk berkeluh kesah. Anak menjadi sulit untuk mengungkapkan perasaannya kepada orangtua karena tidak ingin menambah masalah atau beban pikiran kedua orangtuanya.
Kehilangan Figur Teladan