Mohon tunggu...
Inovasi

Analisis Elaboration Likelihood Models dalam Iklan Layanan Masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu

2 Oktober 2017   01:47 Diperbarui: 3 Oktober 2017   07:53 2742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Tentu saja fenomena ini merupakan permasalahan yang serius, yang dapat menghambat kesejahteraan suatu negara. Permasalahan kependudukan dikatakan serius karena berkaitan erat dengan munculnya berbagai masalah lain seperti pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Permasalahan kependudukan muncul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain yaitu faktor budaya (anggapan kuno 'banyak anak banyak rejeki'), kurangnya kesadaran masyarakat mengenai dampak kepadatan penduduk, dan banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah berupaya untuk terus menekan tingkat kependudukan di Indonesia. Pemerintah mendidikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencara yang dikenal dengan singkatan BKKBN. BKKBN mulai dibentuk pada 23 Desember 1957 di gedung Ikatan Dokter Indonesia. Istilah BKKBN sendiri muncul setelah mengalami banyak perubahan nama dari Organisasi Keluarga Berencana (OKB), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), hingga sekarang bernama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

 Pemerintah mendirikan  Program KB yang dilaksanakan di Indonesia dimulai sejak tahun 1970. Kebijakan program KB pertama pada tahun 1970-1980 dimana pada tahun ini, tingkat partisipasi masyarakat masih sangat rendah, dan adanya unsur pemaksaan dari pemerintah kepada masyarakat. Kebijakan selanjutnya yaitu pada tahun 1989-1990. Pada tahun ini, masyarakat sudah mulai berpartisipasi dalam program KB dan unsur pemaksaan dari pemerintah sudah sedikit berkurang. Pada tahun 1985-1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan kebijakan : 

1. Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap masih     dipilihkan jenisnya; 

2. Dari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya. 

Pada akhirnya, pemerintah menetapkan kebijakan mengenai KB yaitu program KB Lingkaran Emas yang dimulai tahun 1988 sampai sekarang, dengan kebijakan : 

1. Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan;

2. Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya.

Sampai sekarang, pemerintah masih terus meningkatkan kampanye KB untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan KB ini yaitu dengan mengeluarkan Iklan Layanan Masyarakat. Pemerintah melalui BKKBN mengeluarkan ILM mengenai program KB dengan bintang iklan pasangan selebriti muda Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dipilih menjadi bintang iklan program KB, karena Shireen dan Wisnu merupakan pasangan muda yang baru saja menikah dan memiliki jumlah penggemar yang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun