Konflik yang terjadi tidak hanya berdasarkan peristiwa tahun 1998 tersebut, namun disaat Diana merasa bahwa kakaknya Bagus dan istrinya yang saat itu bekerja untuk istana negara tidak pro dan tidak memperhitungkan nasib rakyat yang sengsara akibat kenaikan harga bahan pokok.
Daniel yang saat itu sebagai orang keturunan Tionghoa, keberadaanya membuat dirinya serta terancam dan harus mengungsi dari kerusuhan di kota.
Selain itu, Tokoh-tokoh penting lainnya juga dilibatkan dalam film ini yaitu presiden Soeharto, Habibie, Wiranto, dll.
Usai film ini tampil dalam layar lebar perfilman Indonesia pada tahun 2015, terdapat beberapa kontroversi yang terjadi didalamnya.
Seperti yang kita ketahui, kontroversi sendiri muncul dari beberapa kelompok masyarakat yang merasa bahwa suatu film dapat mempengaruhi dan memberikan cara pandang yang buruk. (Amindoni, 2019).
Seperti membuka kembali luka yang pernah tergores saat peristiwa berlangsung, sikap tokoh-tokoh penting yang tidak sesuai dengan realitanya.
Keberanian Lukman Sardi yang menceritakan kembali kejadian 98 walau tidak sepenuhnya mengungkap sebab-akibat kerusuhan ini selain itu macam-macam konflik yang ditampilkan tidak dieksplorasi lebih mendalam.
Banyak juga yang mengatakan bahwa hal ini dikarenakan Lukman Sardi adalah seorang aktor, maka film yang dibuat juga tidak bisa sepenuhnya ia kembangkan lebih baik.
Terkait dengan kontroversial yang beredar, saya sempat menunjukkan film ini kepada 3 narasumber saya.