Hati nurani adalah tempat Tuhan berbicara. Setiap kita, berapapun usia kita pasti punya hati nurani. Ada Waktu dimana Tuhan izinkan orang-orang untuk mengalami suara yang audible, bisa didengar oleh telinga jasmani. Ada Waktunya Tuhan itu berbicara lewat Alkitab melalui Firman dan inilah yang menjadi hal paling utama, artinya suara yang lain tidak pernah boleh bertentangan dengan apa yang ada di Alkitab.Â
Lalu dimana tempat Tuhan berbicara kalau bukan lewat telinga jasmani kita masing-masing? Jawabannya, kita bisa mendengar suara tersebut melalui perantara, yaitu lewat nasehat orang lain maupun seorang hamba Tuhan. Suara hati nurani kita masing-masing, merupakan alat yang Tuhan pakai juga. Maka dari itu, kita perlu menjaga dengan sungguh-sungguh.Â
Jangan abaikan suara hati nurani Tuhan. Kita harus hidup sedemikian rupa. Kalau orang lain yang berbicara, terkadang kita suka lupa. Tetapi kalau hati nurani yang berbicara, jangan abaikan karena itu adalah kehendak Tuhan didalam hidup kita. Alangkah indahnya kalau suara Tuhan melalui hati nurani kita, langsung kita responi. Ketika kita meresponi hati nurani yang berbicara tadi, percayalah bahwa kita akan bahagia. Sebagai orang tua, anak harus diberi ruang untuk belajar mendengarkan suara Tuhan melalui hati nurani nya. Tidak selalu keputusan mereka berasal dari orang tua. Ambillah keputusan untuk rendah hati dan taat mengikuti suara Tuhan sekecil apapun.Â
Kenapa dari waktu ke waktu kita perlu rendah hati dan taat, izinkan Tuhan untuk koreksi kita sekali lagi? karena seringkali kita tidak sadar bahwa ada bahaya nya jika kita tidak rendah hati dan taat, yaitu "pembenaran diri sendiri". Maka dari itu penting bagi kita untuk terus melatih hati nurani kita seperti anak yang tidak tahu apa-apa.Â
2) Selanjutnya dikatakan dalam 1 Timotius 1:18-19, "18) Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. 19) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,".Â
Selain melatih diri kita untuk menjaga hati tetap murni dengan cara rendah hati atau dengan kemauan mentaati tuntunan Tuhan, cara kita menjaga hati nurani kita tetap murni itu adalah dengan melakukan perjuangan yang baik. Perjuangan yang baik ternyata penting. Hidup ini tidak bisa kalau tidak ada tantangannya. Hidup ini tidak bisa kalau kita tidak diberi beban rohani dari Tuhan, karena kalau kita hidupnya enak, doa kita dijawab, justru bahaya. Bahaya karena kita akan semakin jauh dari Tuhan, kita akan semakin tidak peka dengan suara Tuhan, karena yang kita pikir "oh doa saya dijawab kok".Â
Tetapi kalau kita mau seperti apa yang tadi paus katakan ke Timotius, bahwa setiap kita, setiap manusia sudah punya nubuatan, dan supaya dikuatkan dengan nubuatan itu. Kata Firman "kita memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman, dan hati nurani yang murni." Jadi yang mana dulu? mau menjaga hati nurani kita yang murni supaya kita bisa berjuang yang baik, atau melakukan perjuangan yang baik itu dengan sendirinya sambil kita dilatih supaya hati nurani kita tetap murni. Pilihan saya, cemplungkan diri untuk masuk dalam perjuangan yang baik sesuai dengan nubuatan itu, dorong diri dan orang terdekat kita untuk masuk dalam pelayanan, supaya mereka bukan hanya dengan bisa mempraktekkan Iman, tetapi hati nurani mereka juga dijaga agar tetap murni.Â
Jangan menolak beban Ilahi. Jangan berpikir begini "beban hidup saya saja sudah besar, saya sendiri punya masalah yang tidak kunjung selesai." justru pilihlah untuk ambil perjuangan yang baik, yang Tuhan sudah tawarkan. Kembali lagi pada firman Tuhan dalam Matius 11:29 yang  berkata begini, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan". Kuk yang dari Tuhan itu, akan menjaga hati nurani kita tetap murni. Jika seseorang yang ada dalam hubungan pacaran atau tahap menuju pasangan hidup, ingin hubungannya ada dalam sebuah pengurapan Tuhan sampai masuk pernikahan kudus, mendekatlah pada Tuhan. Jangan malah menjauhkan diri. Justru harus memiliki perjuangan baik.Â
Jika kita ingin kehidupan kita dijaga, orang-orang tersayang kita dijaga, dihindarkan dari pergaulan yang salah, "I want a Fight the good fight of the faith", aku akan berjuang untuk perjuangan yang baik, aku akan memperjuangkan agenda Tuhan. Lebih baik aku menderita karena berbuat baik, daripada aku menderita karena berbuat jahat. Kadangkala bisa dengan mendoakan doa ekstrim, misalnya seperti: buat susah kalau kita keluar dari kehendak Tuhan. Mungkin orang lain ataupun orang yang tidak tahu makna tersirat dari doa tersebut merasa bahwa "jahat banget doanya minta orang lain dibuat susah" tapi memang terkadang melalui kesusahan bisa membuat kita ada di dalam kehendak Tuhan, lebih baik kita tetap susah.Â
Lebih baik kita pikuk pada masa muda kita, lebih baik kita merasa deg-degan dalam hidup, seperti "Aduh Tuhan enggak bisa kalau bukan ini, pekerjaanku jangan sampai bangkrut karena kalau bangkrut nama Tuhan yang dirugikan. Bangkitkan Ya Tuhan, beri hikmat, strategi, tata ini supaya bisa berjalan dengan baik". Tidak masalah jika kita butuh waktu, contohnya kita bilang sama Tuhan seperti ini "Tuhan aku pengen melayani Tuhan tapi sekarang keluargaku sendiri seperti ini, pekerjaanku seperti ini" kita bisa berdoa dan minta sama Tuhan "Tuhan bantu aku supaya aku bisa segera kembali melayani"Â
Jadikan perjuangan yang baik itu sebagai tujuan, untuk menjaga hati nurani kita tetap murni. Kita tidak mudah, sejak kita melayani Tuhan kita tidak gampang digoda untuk meninggalkan atau menukarkan nubuatan yang baik itu. Kita tidak akan gampang kecewa, karena kita tahu kita ini sedang dalam perjuangan.