Mohon tunggu...
Angela Ayu Putri Mahardika
Angela Ayu Putri Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - mom of three kittens

Live the life or death.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kain Gringsing, Kain Magis Pengusir Penyakit

17 Desember 2020   22:35 Diperbarui: 17 Desember 2020   22:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk warna merah kata Ni Putu berasal dari akar sunti Nusa Penida. Sedangkan warna kuning berasal dari minyak kemiri (Widianto, 2020).  Proses penyerapan warna agar dapat merasuk dan menghasilkan warna dengan sempurna tidaklah mudah. Dibutuhkan sekitar satu bulan agar warna benar-benar terlihat.

Kain Gringsing ini merupakan kain yang cukup mahal. Harga kain dimulai dari 350 ribu hingga puluhan juta. Jika dilihat dari cara pembuatan dari motif yang rumit, pewarna alami yang membutuhkan waktu lama kain ini memang sudah semestinya berharga cukup mahal. 

Apalagi, kain ini dipercayai memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan. Kain ini tentunya tidak dibuat dengan sembarangan. Kain Gringsing ini dapat disebut sebagai kain yang mulai langka. Hal ini disebabkan oleh pembuatannya yang memakan waktu tidak sebentar. 

Kain Gringsing merupakan warisan budaya yang haruslah terus dijaga. Agar tetap menjadi identitas dari budaya Bali. Selain itu agar upacara-upacara yang menggunakan Kain Gringsing dapat terus dilestarikan oleh generasi penerus. Mengingat upacara dengan Kain Grinsing memiliki makna yang baik.

Fong mendefinisikan identitas budaya sebagai "identifikasi komunikasi sistem bersama dari perilaku verbal dan nonverbal simbolik yang bermakna bagi anggota kelompok yang memiliki rasa memiliki dan berbagi tradisi, warisan, bahasa, dan norma serupa perilaku yang sesuai. (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2017, p. 244). 

Masyarakat bali merupakan kelompok yang memiliki dan berbagi tradisi, warisan, bahasa, dan norma serupa.  Kain Gringsing merupakan nonverbal simbolik yang bermakna bagi orang Bali. 

Kain Gringsing tidak dianggap hanyalah suatu kain tanpa makna. Pada artikel tersebut disebutkan bahwa Kain Gringsing sendiri dipercayai dapat menyembuhkan atau mengusir penyakit. 

Identitas budaya adalah konstruksi sosial (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2017, p. 244). Identitas dibentuk oleh anggota dari suatu kelompok tertentu. Lalu, apa itu budaya ?. Kata "budaya" atau "kebudayaan" berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (Widyosiswoyo dalam (Sambas, 2016, p. 14)

 Selain itu terdapat identitas sosial. Identitas sosial diwakili oleh banyak kelompok yang Anda ikuti, seperti ras, etnis, pekerjaan, usia, kota asal, dan banyak lainnya (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2017, p. 245).  Kain Gringsing dapat menunjukkan suatu identitas sosial bagi yang menggunakannya. 

Orang-orang yang melihat Kain Gringsing akan dapat mengetahui identitas sosial orang yang menggunakannya. Karena bagi yang mengerti asal Kain Gringsing akan sadar bahwa orang yang memakai kain tersebut merupakan orang Bali. 

Orang Bali yang dimaksud dapat orang yang lahir di Bali ataupun orang yang pindah dan menetap di Bali. Tetapi, ada juga yang disebut dengan identitas manusia. Identitas manusia adalah persepsi diri yang menghubungkan Anda dengan keseluruhan (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2017, p. 245). Persepsi diri ini yang dapat membentuk identitas seseorang. Seperti orang yang pindah ke Bali dan mengikuti budaya Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun