Mohon tunggu...
Angela Sunaryo
Angela Sunaryo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fighting~

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seandainya Aku Dulu tidak Cantik: Cerpen Sejarah

6 November 2018   05:27 Diperbarui: 6 November 2018   05:33 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana diruangan itu sangat canggung dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Kulihat orang jepang tersebut kemudian melepas topinya dan meletakkan barang-barangnya di meja.

"Kau kelas atas bukan?" tanyanya memecah keheningan. "I..iya" kataku dengan suara yang pelan.

"Buka bajumu." katanya tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Apa?"

"Aku sudah bayar mahal untuk menidurimu. Waktuku cuman satu jam, jadi jangan buang-buang waktuku."

Aku terdiam sejenak dan memandanginya dengan muka bingung.

"Apakah kau bodoh?! Bukankah sudah kubilang buka bajumu?" teriaknya yang membuatku terkejut. Perlahan air mata mulai mengalir di kedua belah pipiku. "Tidak! Aku tidak mau!" teriakku sambil menangis.

Orang itu menatapku dengan wajah tanpa ekspresi yang membuatku takut. Ia berjalan perlahan mendekatiku dan aku mulai melangkah kebelakang menjauhi dirinya. Tidak, aku tidak mau kataku dalam hati. Mataku terpejam dan kurasakan badanku terlempar keatas kasur. Aku berusaha bangkit tapi kedua tanganku ditekan dan aku tidak bisa bergerak. Aku berusaha teriak sekencang-kencangnya untuk mendapatkan pertolongan tapi yang ada aku malah ditampar. Sakit! Saat kubuka mataku, kulihat wajah yang berubah menjadi sangat menyeramkan. Percuma aku berusaha melepaskan diri, dia terlalu kuat.

Bajuku kemudian dirobek dan celana dalamku ditariknya hingga tubuhku sudah tidak ditutupi apa-apa lagi. Badanku terasa terekspos karena aku sudah telanjang dan tidak berdaya. Apakah kesucianku akan diambil oleh nya juga? Aku tidak sudi. Aku ingin pulang. Aku semakin berusaha melepaskan diriku dan tanpa kusadari ia menendangku dan memukuliku berkali-kali hingga aku sudah tidak bisa bergerak lagi.

"Namamu Hanako bukan? Apakah kau mau dibunuh sekarang juga?" katanya sambil mengacungkan senapan tepat dihadapan wajahku. Pikiranku sudah tak karuan dan satu hal yang selalu ada dibenakku yaitu pergi dari sini. Ia kemudian meletakkan senapannya mulai mencekek leherku. Seketika itu juga aku pingsan.

Pikiranku tidak dapat sadar sepenuhnya, tapi aku tahu betul bahwa diriku sudah tidak suci lagi. Aku merasa kotor sekali dan sangat hina. Tak sempat untuk memakai baju lagi, orang berikutnya sudah terburu-buru memasuki diriku. Laki-laki demi laki-laki tidak berhenti memakai diriku sebagai pemuas hawa nafsu mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun