Mohon tunggu...
Angela Sunaryo
Angela Sunaryo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fighting~

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seandainya Aku Dulu tidak Cantik: Cerpen Sejarah

6 November 2018   05:27 Diperbarui: 6 November 2018   05:33 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba suara bel berbunyi dan gadis-gadis lainnya sudah beranjak ke kamarnya masing-masing. Hatiku berdegup kencang dan diriku yang linglung hanya dapat mengikuti yang lain beranjak  ke kamar masing-masing. Kamarku saat itu adalah kamar nomor 1.

Aku ingat sekali betapa polosnya diriku hingga berfikir aku tetap akan menjadi pelayan di sebuah restoran dan diberi satu ruang gratis untuk istirahat. Bodoh sekali diriku saat mengingat hal tersebut. Saat memasuki kamar itu, kulihat kamar tersebut sudah tertata rapih dan terlihat terlalu exclusive bagi seorang pelayan restoran.

Tak berapa lama kudengar suara radio yang terletak diatas sebuah meja di kamar itu.

Pengumuman... sekarang kalian diberi waktu untuk membersihkan badan kalian dan pastikan kalian memakai minyak-minyak bunga yang sudah disediakan di plastik. Mulai saat ini, badan kalian bukanlah badan milik kalian tetapi menjadi milik "Pusat Rekreasi" ini. Ingatlah kalau kalian sekarang adalah seorang comfort woman yang sangat berguna dalam menjaga tata tertib dan mental para tentara militer Jepang. Ingatlah tugas kalian dan apabila ada yang memberontak, maka akan dibunuh ditempat. Sekian terimakasih.

Apa?! badanku sudah bukan milikku lagi? Dan comfort woman?! Apakah aku sudah dijadikan pelacur? Pertanyaan demi pertanyaan terus mengisi kepalaku dan tanpa ragu lagi aku mulai membuka pintu keluar ruangan itu, aku tak sudi dijadikan pekerja seks. Baru saja kutekan gagang pintu, tiba-tiba kudengar suara lembut perempuan yang tadi pagi kulihat. Ya, perempuan jepang itu.

"Hanako." katanya dengan suara mungilnya. "Hanako, bisakah kau buka pintunya? Aku ingin berbicara denganmu."

Entah mengapa, kurasakan kehangatan dari suaranya yang membuatku ingin menangis tapi kutahan. Dengan ragu-ragu, aku mulai membukakan pintu kamar tersebut kepada perempuan jepang itu.

"Namaku adalah Fumiko dan aku pernah berada di posisimu. Aku tahu kau pasti sedang kebingungan. Tapi ada satu hal yang perlu kau ingat, sekali kamu masuk kesini kau takkan bisa keluar. Maafkan aku, tapi inilah dirimu sekarang Hanako. Bersikaplah baik dan kami akan merawatmu. Bersihkanlah dirimu sekarang karena tamu sebentar lagi datang."

Ucapannya membuatku mematung. Aku yang dulu adalah seorang petani sekarang menjadi pekerja seks. Betapa sedihnya diriku. Kurasakan usapan tangannya yang hangat membuatku mulai menerima kehidupan baruku ini. Semenjak percakapan aku dengan Fumiko, aku tidak pernah melihatnya lagi.

Setelah membersihkan badanku, aku bingung akan bagaimana menjadi pekerja seks karena aku tidak pernah mengalaminya. Perasaanku sudah campur aduk dan hatiku sudah sangat hampa rasanya.  Usiaku 16 tahun dan mukaku terus saja bersedih. Ketika kulihat sebuah kaca aku berkata pada diriku, Semangat! mungkin ini tidak seburuk yang kamu kira. Setelah perang berakhir, kamu bisa bertemu dengan kedua orang tuamu jadi bertahanlah ya Risa! Perkataan tersebut cukup membuatku semangat.

Aku kemudian mulai memakai baju yang rapih dan memakai sedikit lipstick agar mukaku tidak terlihat pucat. Mungkin aku bisa keluar dari sini kalau aku bekerja dengan baik pikirku. Tak lama, kudengar suara ketukan pintu dari luar kamar. Aku pun segera membukakan pintu kamarku dan kulihat seorang pejabat jepang dengan badan yang gagah. Aku mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun