Mohon tunggu...
ANGELA DWITA BUDIKUSUMA
ANGELA DWITA BUDIKUSUMA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya adalah orang yang ceria, jadi setiap orang yang bertemu saya pasti akan tersenyum!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ikhlas

6 Februari 2024   10:55 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:13 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hao Thing semakin kaget karena beberapa kerabat datang dan mengatakan bahwa yang meninggal merupakan mertuanya. Selesai pemakaman ayah Hao Thing, A-Cheng  menemani Hao Thing berbelanja dan mengantarkannya pulang, mulai hari Hao Thing mulai tersentuh hatinya dengan ketulusan dari A-Cheng. 

Hari demi hari mereka lalui dengan kencan kontrak tersebut mulai tumbuh benih cinta antara mereka berdua khususnya  Hao Thing. Akhirnya alur kisah cinta ini dibawa ke dalam hubungan pacaran setelah melewati berbagai rintangan. Film romansa akan semakin menyentuh apabila ada kejelasan didalam suatu hubungan. 

Mereka menjalani hari bersama dengan pekerjaanya masing-masing. Tidak lupa mereka selalu meluangkan waktu untuk berkencan, hingga disaat mereka sedang membahas masa depan mereka, Hao Thing memberi tahu bahwa ia sangat ingin membuka usaha toko tehnya sendiri dan A-Cheng pun mensupport keinginan sang pujaan hatinya. Toko Teh dibangun dengan benih cinta mereka berdua. 

Namun, kisah cinta mereka tidak semulus semestinya, A-Cheng menghindar dari Hao Thing karena mendapat diagnosa penyakit serius. Kondisi tersebut menyadarkan bahwa kita tidak bisa mengetahui kapan kita akan tiada. Setiap detik berarti, dan selalu sayangi orang terdekat di sisa waktu yang ada di dalam kehidupan ini. 

Seperti penyakit ayah Hao Thing yang tidak diberikan penjelasan begitupula penyakit A-Cheng. Sebaiknya di dalam film perlu dijelaskan agar penonton bisa mengetahui lebih jelas terkait penyakit yang diderita, alurpun akan semakin menyedihkan. 

Semakin hari penyakitnya semakin parah hingga memerlukan serangkaikan pengobatan seperti operasi dan menetap di rumah sakit. Namun penyakit yang diidapnya sudah semakin memburuk sampai akhirnya tubuh A-Cheng sudah tidak sanggup lagi dan menghirup nafas terakhir meninggal dunia.

Hao Thing sangat menyayangi A-Cheng dan level tertinggi mencintai seseorang adalah dengan mengikhlaskannya. Sebelum A-Cheng meninggal dia sempat membuat surat kepada sang ayah, yang berisi permintaan maaf atas segala perbuatannya yang membuat ayahnya marah dan dia juga meminta ayahnya untuk menjaga dan merawat Hao Thing karena ia tidak punya siapa-siapa lagi dan menganggap Hao Thing sebagai anaknya sendiri. Yin mengemaskan Film Man In Love ke dalam perasaan cinta yang mendalam, menunjukkan emosional perjalanan karakter utamanya, hingga dapat memikat para penontonya dengan berbagai plotnya. Penonton pasti tidak akan menyangka kalau A-Cheng akan tiada, tetapi Yin berhasil membuat akhir Film Man In Love tidak tertebak yaitu berakhir menyedihkan. 

FIlm Man In Love versi Korea dan versi Taiwan tetap  mempertahankan konsistensi dalam alur filmnya. Walaupun bergenre romansa tetapi film ini tetap dikemas dengan kesedihan yang mendalam. 

Dari film ini penonton diajarkan untuk mengikhlaskan seseorang apalagi orang yang sangat kita sayangi. Kenyataan memanglah pahit tetapi pasti ada keindahan yang sudah disiapkan Tuhan kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun