Seperti yang sudah kita ketahui, atau bahkan rasakan bahwa keberadaan K-Pop disekitar kita semakin merajalela. Terhitung sejak tahun 2017 akhir, Korean Wave yang terdiri dari K-Pop, K-drama, K-movie, dan lain semacamnya menjadi booming di seluruh belahan dunia.
Melalui hal tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa K-Pop merupakan salah satu dari budaya populer. K-Pop merupakan suatu jenis music populer yang berasal dari Korea Selatan. Sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita mengenal sedikit tentang apa itu budaya populer.
Tentang Budaya Populer
Budaya populer merupakan gabungan dari kedua kata, yaitu "budaya" dan "populer". Pertama tentang budaya. William (dalam Storey, 2015, h. 1-2) berpendapat bahwa budaya terdiri dari tiga makna. Yang pertama, budaya merupakan suatu proses umum dari perkembangan intelektual, spiritual, dan estetika. Kedua, budaya dapat dikatakan sebagai cara hidup tertentu seseorang, periode, atau kelompok. Dan yang ketiga, budaya merupakan suatu karya dan praktik intelektual terutama dalam aktivitas artistik.
Dalam definisi budaya populer, menggabungkan makna kedua dan ketiga yang dijelaskan oleh William sebelumnya. Di mana yang didasarkan pada empat makna populer, yaitu sesuatu yang disukai banyak orang.
Jadi, budaya populer merupakan cara hidup tertentu seseorang, atau kelompok dengan membuat karya atau melakukan praktik intelektual yang terfokus pada aktivitas artistik. Budaya di sini contohnya seperti opera sabun (sinetron atau drama yang memiliki episode), music pop, komik, dan lain sebagainya.
Subkultur dari K-Pop
Kemudian, ada pun subkultur yang terdapat dalam K-Pop. Penggemar K-Pop atau yang biasa dikenal dengan Kpop Lovers (kpoper) merupakan bagian subkultur dari K-Pop itu sendiri.
Subkultur merupakan sekelompok individu yang berbagi kepentingan dalam suatu budaya. Dilihat dari kata 'sub' yang berada di awal kata subkultural, mendefinisikan bahwa subkultural merupakan oposisi dengan budaya dominan yang ada.
Pada umumnya Kpoper merupakan sekelompok orang yang memberikan dukungan dan cinta kepada idol suatu group yang mereka suka. Ada berbagai macam cara yang kpoper lakukan untuk menunjukan dukungan mereka kepada idol-nya.
Salah satunya yaitu dengan membeli berbagai macam merchandise yang terdapat gambar idol di dalamnya. Mulai dari album, postcard, poster, bahkan skincare yang diiklankan oleh idol-nya, dan masih banyak lagi.
Sekelompok individu tersebut dapat disebut juga sebagai collector dalam versi K-Pop. Apa yang mereka lakukan merupakan pemaknaan dari subkultur yang ada.
Adanya penyimpangan yang bertolak belakang dengan dominan dalam budaya Kpoper. Sekelompok yang disebut collector tersebut menganggap bahwa mendukung idol-nya tidak hanya dengan mendengar lagu-lagunya saja, tetapi juga dengan membeli segala macam merchandise yang berkaitan dengan idol-nya.
Namun, bukan berarti kelompok individu yang berada di luar kelompok mereka itu salah. Hanya saja, bagi mereka yang menjadi bagian dari kelompok subcultural tersebut (collector) dengan mengoleksi berbagai macam merchandise dapat memunculkan perasaan kebanggaan dan kebahagiaan dalam dirinya.
Sisi Politik Identitas Kpoper
Identitas seseorang atau sekelompok orang dapat dibentuk melalui budaya. Sama halnya seperti dalam budaya Kpop, orang-orang di dalamnya membangun suatu identitas di mana mereka merupakan orang-orang yang mengerti bahasa asing dan mengikuti masa trend yang sedang terjadi pada periode ini.
Terfokus pada penggemar K-pop yang juga menjadi collector, selain membawa identitas yang disebutkan sebelumnya, mereka juga membawa identitas suatu status sosial yang mereka miliki. Seperti merupakan orang yang berkecukupan atau memang sudah berpenghasilan.
Melalui kelompok individu tersebut, kita dapat melihat bahwa tujuan dari apa yang mereka lakukan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat dominasi budaya tersebut. Juga untuk menunjukkan bahwa mengoleksi barang-barang yang berkaitan dengan idol-nya selain sebagai tanda dukungan, hal itu juga dapat memunculkan perasaan bahagia tersendiri bagi diri kita.
Kebahagian yang dimaksud di sini merupakan suatu apresiasi bagi diri sendiri karena dapat memenuhi daftar keinginina (wishlist) yang mereka buat. Berawal dari wishlist, mereka merasakan dirinya terpacu untuk menabung dan bekerja keras supaya dapat memenuhi wishlist tersebut.
Kembali lagi kepada pandangan mereka masing-masing. Sebagai penggemar K-Pop pasti memiliki cara mereka masing-masing yang mereka anggap terbaik sebagai tanda dukungan untuk para idol yang mereka suka. Tidak semua subkultural yang menyimpang bersifat negatif, tetapi hanya saja memiliki kepentingan, ideologi, dan praktik yang berbeda.
Daftar Pustaka
Storey, J. (2015). An introduction: cultural theory and popular culture (7th ed.). Routledge: New York.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H