Sekelompok individu tersebut dapat disebut juga sebagai collector dalam versi K-Pop. Apa yang mereka lakukan merupakan pemaknaan dari subkultur yang ada.
Adanya penyimpangan yang bertolak belakang dengan dominan dalam budaya Kpoper. Sekelompok yang disebut collector tersebut menganggap bahwa mendukung idol-nya tidak hanya dengan mendengar lagu-lagunya saja, tetapi juga dengan membeli segala macam merchandise yang berkaitan dengan idol-nya.
Namun, bukan berarti kelompok individu yang berada di luar kelompok mereka itu salah. Hanya saja, bagi mereka yang menjadi bagian dari kelompok subcultural tersebut (collector) dengan mengoleksi berbagai macam merchandise dapat memunculkan perasaan kebanggaan dan kebahagiaan dalam dirinya.
Sisi Politik Identitas Kpoper
Identitas seseorang atau sekelompok orang dapat dibentuk melalui budaya. Sama halnya seperti dalam budaya Kpop, orang-orang di dalamnya membangun suatu identitas di mana mereka merupakan orang-orang yang mengerti bahasa asing dan mengikuti masa trend yang sedang terjadi pada periode ini.
Terfokus pada penggemar K-pop yang juga menjadi collector, selain membawa identitas yang disebutkan sebelumnya, mereka juga membawa identitas suatu status sosial yang mereka miliki. Seperti merupakan orang yang berkecukupan atau memang sudah berpenghasilan.
Melalui kelompok individu tersebut, kita dapat melihat bahwa tujuan dari apa yang mereka lakukan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat dominasi budaya tersebut. Juga untuk menunjukkan bahwa mengoleksi barang-barang yang berkaitan dengan idol-nya selain sebagai tanda dukungan, hal itu juga dapat memunculkan perasaan bahagia tersendiri bagi diri kita.
Kebahagian yang dimaksud di sini merupakan suatu apresiasi bagi diri sendiri karena dapat memenuhi daftar keinginina (wishlist) yang mereka buat. Berawal dari wishlist, mereka merasakan dirinya terpacu untuk menabung dan bekerja keras supaya dapat memenuhi wishlist tersebut.
Kembali lagi kepada pandangan mereka masing-masing. Sebagai penggemar K-Pop pasti memiliki cara mereka masing-masing yang mereka anggap terbaik sebagai tanda dukungan untuk para idol yang mereka suka. Tidak semua subkultural yang menyimpang bersifat negatif, tetapi hanya saja memiliki kepentingan, ideologi, dan praktik yang berbeda.
Daftar Pustaka
Storey, J. (2015). An introduction: cultural theory and popular culture (7th ed.). Routledge: New York.Â