Mohon tunggu...
Angela Bernice Christian
Angela Bernice Christian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Bertoleransi Melalui Film "?" (Tanda Tanya)

7 Maret 2022   21:22 Diperbarui: 8 Maret 2022   06:39 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terkenal dengan keragaman masyarakatnya, mulai dari budaya, ras, suku, golongan begitupun dengan agama. Agama merupakan sebuah sistem yang bisa dipilih masyarakat secara bebas dengan tujuan mengatur kepercayaan dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ada 6 agama resmi yang terdapat di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Dengan adanya agama yang beragam di Indonesia, tentu ada hal positif dan negatifnya. Tema tersebut pada akhirnya diangkat dalam Film Tanda Tanya, yang dibuat oleh Hanung Bramantyo. 

Hanung Bramantyo atau yang juga dikenal dengan Setiawan Hanung Bramantyo adalah seorang sutradara, produser, penulis, dan aktor dari Indonesia. Ia lahir pada tahun 1 Oktober 1975 di Jawa Selatan, Yogyakarta. Hasil karyanya dikenali oleh banyak Masyarakat Indonesia, seperti Bumi Manusia, Rudy Habibie, Kartini, Soekarno: Indonesia Merdeka, Habibie & Ainun 3, dan Tanda Tanya. Dengan hasil kerja kerasnya, ia mencapai berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan yang telah dicapai oleh sutradara Hanung Bramantyo adalah Piala Citra untuk Sutradara Terbaik, Festival Film Bandung untuk Sutradara Terpuji Serial Televisi, Piala Maya untuk Film Cerita Panjang Terpilih, dan Festival Film Bandung untuk Sutradara Terpuji Film Bioskop. Dengan adanya penghargaan yang dicapai, ia akhirnya mendapat catatan sebagai sutradara yang paling banyak di nominasi, yaitu sebanyak 11 nominasi pada tahun 2019. 

Film Tanda Tanya dimainkan oleh beberapa orang yang sangat dikenal dalam negara kita ini. Pemeran utama yang terdapat dalam film ini adalah Revalina Sayuthi Temat sebagai Menuk, Reza Rahadian sebagai Soleh, Rio Dewanto sebagai Hendra, Agus Kuncoro sebagai Surya, Enditha sebagai Rika, dan Hengky Solaiman sebagai Tan Kat Sun. Tema yang diambil dari film ini adalah toleransi dalam beragama di Jakarta. Film ini pertama kali tayang pada tanggal 7 April 2011, dengan durasi sekitar 1 jam 40 menit. Tema yang diambil juga merupakan hal yang tidak asing bagi Masyarakat Indonesia, yaitu tentang toleransi dalam beragama. Film ini juga sudah tayang di salah satu layang streaming terkenal, Netflix.

Film ini dimulai dengan adegan kriminal, dimana dapat dilihat bahwa seorang lelaki beragama Islam menusuk seorang yang beragama Kristen di sebuah gereja. Dengan adanya kejadian tersebut, terjadilah sebuah konflik antara masyarakat beragama Islam dan masyarakat beragama Kristen. Walaupun begitu, beberapa keluarga tetap hidup dengan tentram dengan adanya perbedaan dalam penganutan agama. Terdapat 3 keluarga yang diceritakan dalam film ini yaitu keluarga Tan Kat Sun, keluarga Menuk, dan keluarga Rika. Keluarga Tan Kat Sun menganut agama Buddha dan memiliki restoran yang menjual beraneka ragam makanan (babi dan daging lainnya). Keluarga Menuk menganut agama Islam dan menjadi pelayan di restoran Tan Kat Sun. Sedangkan Rika merupakan seorang janda yang tinggal bersama anaknya, Abi, yang menganut agama Islam. 

Tan Kat Sun sadar akan adanya pelanggan beragama Islam di restorannya tersebut, sehingga ia memisahkan semua peralatan masaknya (babi dengan daging lainnya) untuk menghormati mereka yang beragama Islam. Tan Kat Sun memiliki anak, Hendra, atau yang biasa dipanggil Pen Han. Tan Kat Sun ingin supaya anaknya tersebut melanjutkan usaha restoran sang ayah yang telah lama diturunkan dari keluarganya. Pen Han berdebat akan hal tersebut dikarenakan dirinya yang ingin membuka usaha sendiri. Pen Han memiliki sebuah sejarah bersama seorang pelayan di restoran tersebut, Menuk. 

Pen Han dan Menuk pernah saling mencintai satu sama lain. Hubungan mereka akhirnya harus putus dikarenakan percintaan dalam agama yang berbeda tidak memungkinkan bagi Menuk. Pen Han tidak mengerti mengapa Menuk sangat keberatan dengan hubungan mereka, ia mencoba untuk melupakan hal tersebut tetapi sepertinya akan terus dipertanyakan oleh Pen Han. Pada akhirnya, Menuk memutuskan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Soleh. 

Soleh adalah kepala keluarga dari keluarga Menuk. Kehidupan keluarga Soleh sangat sulit, karena kebutuhan uang mereka yang menumpuk dan keterbatasan dalam memperoleh uang. Soleh menanyakan mengenai pekerjaan di toko buku Rika. Tetapi Rika tidak ingin memperbanyak pelayan karena dirinya yang baru saja bekerja dalam toko tersebut. Akhirnya Soleh mencari pekerjaan lain dan menjadi anggota dari Nahdlatul Ulama. 

Rika awalnya menganut agama Islam tetapi kemudian pindah ke agama Katolik, dan ia memiliki seorang anak yang tetap menganut agama Islam. Diceritakan bahwa Rika memiliki sahabat, Surya. Surya adalah seorang lelaki Islam yang memiliki cita-cita untuk menjadi aktor tetapi hanya bisa mendapat kesempatan dalam peran-peran kecil. Bahkan karena tidak punya uang, ia sampai menginap di masjid. Rika kemudian memutuskan untuk membantu Surya dengan cara mendaftarkannya untuk berperan di sebuah drama yang terdapat pada gerejanya. 

Kehidupan masing-masing dari mereka berjalan dengan lancar, sampai pada akhirnya Tan Kat Sun jatuh sakit dan nasib restoran yang dimilikinya jatuh kepada Pen Han. Pen Han adalah anak yang sangat keras kepala dan ingin semuanya jalan sesuai dengan keinginannya. Pada suatu hari, umat agama Islam sedang merayakan lebaran. Tan Kat Sun ingin supaya Pen Han tetap menghormati mereka yang beragama Islam. Pen Han memutuskan bahwa tidak ada gunanya karena penghasilan yang didapatkan nantinya juga berkurang. Hal ini membuat umat Islam marah termasuk Soleh. Soleh mengetahui mengenai sejarah yang dimiliki oleh Menuk dan Pen Han. Soleh pada akhirnya ingin membalas dendam dengan cara melakukan kekerasan di restoran tersebut dan Tan Kat Sun menjadi korban. Pen Han dan Soleh sadar akan kesalahan yang dilakukan oleh mereka. Pen Han ingin berbicara kepada Soleh akan permasalahan yang dimiliki. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi karena pada sebuah acara Natal di gereja, Soleh memutuskan untuk menyelamatkan semua orang dari bom. Masyarakat sekitar akhirnya mendirikan sebuah tempat untuk mendedikasikan kepahlawan Soleh. 

Menurut saya, film ini telah menyampaikan pesannya dengan sangat jelas. Toleransi dalam beragama di kalangan masyarakat menjadi hal yang penting apalagi dengan kehidupan kita di negara yang sangat beragam. Ada penggunaan Bahasa Jawa di Film Tanda Tanya ini, tetapi penerjemahan yang tertera, membuat penonton lebih mengerti mengenai topik yang sedang dibicarakan oleh sebuah tokoh. Pengucapan yang telah dilakukan dalam film ini sudah sangat jernih, membuat penonton menangkap alur cerita dengan baik. Alur cerita yang dimiliki tidak membosankan sehingga perhatian penonton tidak gampang teralihkan oleh hal lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun