Mohon tunggu...
Angela B Torimtubun
Angela B Torimtubun Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang suka berpetualang dan menikmati kopi, bisa di jumpai di IG @angela_torimtubun

Pendiri inisiatif Literasi "Ruang Berbagi" di Manokwari - Papua Barat, yang fokus pada Literasi dan Pendidikan anak. Ruang berbagi menjumpai anak-anak untuk menyemangati anak-anak Papua berani bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpinya. Ruang Berbagi mempunyai project seperti gerakan membaca, gerakan mengajar dan mendirikan pojok baca di kota maupun pelosok dengan konsep bermain sambil belajar untuk berkarya bagi bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peluk untuk Ruang

25 Agustus 2021   12:53 Diperbarui: 25 Agustus 2021   13:13 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang hidup terbuat dari ruang-ruang...

Ruang yang kosong untuk di isi, Ruang gelap yang butuh mentari

Ruang-ruang kebaikan yang perlu di bangun...

Membangun sebuah ruang tidak segampang membangun sebuah tidur

Apalagi jika tidur yang penuh lelap akan mimpi

Barangkali sebuah pelukan yang menggetarkan dan menggairahkan sanggup

Tentu tidak bukan?

Tapi ruang yang kecil dan sederhana ?

Bisa saja kita kumpulkan semua pelukan untuk membangunnya

Sebuah ruang yang kita bangun di jalan penuh lubang

Lembah-lembah, bukit-bukit, gunung-gunung...

Mari kumpulkan pelukan itu dari sekarang...

Membangun sebuah ruang pada rumah kaki seribu

Di bawah pohon pinang dan pohon matoa

Di pinggir kali dan hutan belantara

Untuk menidurkan kepala yang berucap

Selamat tidur bapa , mama, kaka, ade

Aku hanya ingin menjadi manusia biasa

Pada ruangmu yang penuh pelukan tempat berlabuh semua cita-cita

Aku tak perlu untuk memiliki apa-apa

Selain hanya ingin kau menjadi raja di atas tanah leluhurmu

Dan memiliki hak di dadamu dimana semua anak cucu mengecap hidup.

Pelukan-pelukanku sanggup melindungi  mimpimu

Menghapus tangis, menyembuhkan lara dan mengejar asamu

Aku datang  dengan kaki-kaki yang tak mengenali setapak

Atau belokan-belokan tajam seperti berkunjung ke neraka

Kau adalah pelajaran sesungguhnya tentang cinta

Yang memaksaku menunggangi ombak dan menumpangi angin untuk berjumpa

Dan memeluk cakrawala di dadamu.

Kau boleh menamaiku semua pohon,gunung,kali,isi kebun bahkan

binatang buas sekalipun di pikiranmu...

dan suatu hari ada cerita yang manis di senyummu tentang hari-hari kita

menaklukan kegelapan aksara-aksara dan bilangan

kau akan terkenang cakapmu  padaku tentang buku-buku bergambar

Nyanyian surga, tarian kehidupan yang kita ukir bersama.

Peluk untukmu yang sedang menanti bunyi kendaraan di depan jalan

Cita-citaku sederhana saja, aku ingin memelukmu  meraih mimpi.

Cinta untukmu tak berhenti...

Jika bukan dengan kaki, jari-jari akan berjalan menujumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun