Mari kita berimajinasi bagaimana seandainya anda menjadi calon gubernur.
Anda hanya rakyat biasa.
Bapak anda tidak kaya dan bukanlah seorang politikus.
Gaji anda saja hanya cukup membiayai keluarga anda dan sedikit memberikan ke sanak keluarga lain.
Lalu bagaimana caranya anda bisa menjadi seorang gubernur?
Tertutupkah kesempatan anda?
Tahukah kalian apa syarat menjadi seorang presiden atau gubernur? Kaya raya bukanlah menjadi syarat, bahkan untuk pendidikan minimal adalah Sekolah Menengah Atas. Yang berarti jika anda lebih dari itu anda pun bisa menjadi gubenur bahkan presiden! Tapi kenapa tidak ada satupun dari anda sekalian yang berniat untuk itu?
Menjadi seorang Gubernur berarti menjadi pemimpin menjadi yang bertanggung jawab atas seluruh hal yang terjadi dalam satu wilayah kepemimpinananya. Memiliki banyak lawan yang bisa saling menyergap dibelakang. Memiliki banyak kawan yang bisa saja bersama membangun wilayah.
Berkampanye adalah membuat anda lebih dikenal dan visi-misi anda bisa mengudara. Untuk mengudarakan itu setidaknya membutuhkan ribuan kali gaji anda yang berarti anda harus bekerja kurang lebih 100 tahun.
 Jadi kesimpulanya jika anda ingin menjadi seorang gubernur silahkan bekerja selama 100 tahun terlebih dahulu. Syukur-syukur gaji anda naik setiap tahun sehingga anda bisa menghemat 20-30 tahun.
Pro-Kontra Kampanye Rakyat
Seandainya anda adalah seorang sarjana ekonomi handal lulusan PTN ternama, pastilah ada prinsip penghasilan yang didapat harus melebihi modal yang dikeluarkan. Modal yang anda keluarkan setara 100 tahun anda bekerja, berapa kira-kira penghasilan yang harus anda dapatkan kembali? Jawabanya adalah banyak.
Padahal pada prinsipnya siapa saja berhak menjadi gubernur selama memenuhi syarat toh tidak perlu berpendidikan tinggi, cukup SMA. Tapi lapangan berkata lain, anda sama sekali tidak punya kesempatan jika anda terlahir biasa saja dari keluarga yang biasa juga.
Bisakah mengudara bersama rakyat? Ahok dan Djarot sudah berani, menjadi yang pertama dalam sejarah Pilkada DKI untuk mengajak rakyat berpartisipasi langsung. Sistem kampanye rakyat yang seperti ini disadur dari Barack Obama, Presiden AS dua periode.
Anda akan maju menjadi wakil rakyat untuk membangun bersama rakyat, kenapa harus mengeluarkan duit sendiri dengan bekerja selama 100 tahun?
Stigma ini yang harus kita ubah, menjadi pemimpin bukan berarti berjuang sendirian bersama para koalisi partai yang oportunis. Tetapi bersama seluruh element masyarakat, berani meminta kepada rakyat bukan berarti kekurangan atau perbuatan terhina. Meminta kepada rakyat berarti berani menuntut rakyat berpartisipasi. Menjadi pemimpin yang benar tidak menyenangkan, tidak menghasilkan, dan tidak menguntungkan.
Kalau begini Anda juga bisa menjadi Gubernur kan?
Sumber:
Ini Alasan Ahok Hanya Buka Kampanye Rakyat Sampai Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H