Pro-Kontra Kampanye Rakyat
Seandainya anda adalah seorang sarjana ekonomi handal lulusan PTN ternama, pastilah ada prinsip penghasilan yang didapat harus melebihi modal yang dikeluarkan. Modal yang anda keluarkan setara 100 tahun anda bekerja, berapa kira-kira penghasilan yang harus anda dapatkan kembali? Jawabanya adalah banyak.
Padahal pada prinsipnya siapa saja berhak menjadi gubernur selama memenuhi syarat toh tidak perlu berpendidikan tinggi, cukup SMA. Tapi lapangan berkata lain, anda sama sekali tidak punya kesempatan jika anda terlahir biasa saja dari keluarga yang biasa juga.
Bisakah mengudara bersama rakyat? Ahok dan Djarot sudah berani, menjadi yang pertama dalam sejarah Pilkada DKI untuk mengajak rakyat berpartisipasi langsung. Sistem kampanye rakyat yang seperti ini disadur dari Barack Obama, Presiden AS dua periode.
Anda akan maju menjadi wakil rakyat untuk membangun bersama rakyat, kenapa harus mengeluarkan duit sendiri dengan bekerja selama 100 tahun?
Stigma ini yang harus kita ubah, menjadi pemimpin bukan berarti berjuang sendirian bersama para koalisi partai yang oportunis. Tetapi bersama seluruh element masyarakat, berani meminta kepada rakyat bukan berarti kekurangan atau perbuatan terhina. Meminta kepada rakyat berarti berani menuntut rakyat berpartisipasi. Menjadi pemimpin yang benar tidak menyenangkan, tidak menghasilkan, dan tidak menguntungkan.
Kalau begini Anda juga bisa menjadi Gubernur kan?
Sumber:
Ini Alasan Ahok Hanya Buka Kampanye Rakyat Sampai Desember 2016