Dari masa SD hingga SMP saya hidup dengan bully. Panggilan bencong untuk saya di mana-mana. Kadang di waktu istirahat pada saat antrian membeli jajan. Atau pada saat di dalam kelas sebelum guru masuk.
Mereka itu ramai. Seperti bersatu padu menghancurkan hidup saya.
Dan pada ketika itu saya sama sekali belum siap menerima hina dina itu. Saya tidak bisa balas hina itu dengan senyum. Atau malah mencecar mereka. Â Saya diam, bermuka merah, tergopod meninggalkan mereka yang terkekeh.
Bahkan yang sangat menyakitkan, guru terbaik bagi saya menyebut saya bencong di hadapan kelas. Setelah peristiwa itu, berhari saya tidak masuk ke sekolah. Tuhan saya rasai terlalu buruk member saya kehidupan.
Di sini saya menceritakan segala peristiwa buram dalam kehidupan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H