Adalah misteri dibalik dua penyangga yang ku sandarkan serupa timbangan
Izinkan tabir tersibak untuk terbukanya mata bila berunsur cahaya
Adalah abdi berserah di kala redup dan marah
menyita udara untuk ku bercermin hamba
Angka serupa sudah berjalan dan lalu sejengkal saja
Dua puluh dua, pernah terbisik hawa untuk tiap makna
Dan kini aku terhadap, izinkanlah terucap
Ada ku diantara tak terhingga di lapisan debu bahkan lebih kecil lagi
Adalah seluruh gerak, sahut, jerit, dan harpa di kalbu
Ini terbaca dunia dan belum untukku
Itu dua diantara kiri dan kanan yang mereka tebar sebagai panutan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!