Adalah misteri dibalik dua penyangga yang ku sandarkan serupa timbangan
Izinkan tabir tersibak untuk terbukanya mata bila berunsur cahaya
Adalah abdi berserah di kala redup dan marah
menyita udara untuk ku bercermin hamba
Angka serupa sudah berjalan dan lalu sejengkal saja
Dua puluh dua, pernah terbisik hawa untuk tiap makna
Dan kini aku terhadap, izinkanlah terucap
Ada ku diantara tak terhingga di lapisan debu bahkan lebih kecil lagi
Adalah seluruh gerak, sahut, jerit, dan harpa di kalbu
Ini terbaca dunia dan belum untukku
Itu dua diantara kiri dan kanan yang mereka tebar sebagai panutan
Lalu ini terizinkan
Abdi... Cahaya
Isa-kan yang terluka
Tinggikan helai ini, harapku
Abdi, senyawa, milikMu
(Ane Rai; Poetry; Thursday, November 12, 2009)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H