Namun Ohan tak berhenti di situasi itu. Ia kembali bangkit menjalankan bisnis online dengan sistem dropship via marketplace. Ragam produk yang dipasarkan termasuk sisa-sisa baju bordir muslim yang belum sempat terjual. Bedanya saat ini ia tidak lagi bergelut di bidang produksi melainkan fokus pemasaran.
Menurutnya, penjualan secara online sangat membantu di tengah krisis. Sebelum krisis akibat Covid saja katanya, penjualan secara dor to dor dari sentra ke sentra penjualan pakaian, sering kali mengalami kerugian.Â
Seperti telat bayar, cek kosong hingga tagihan tidak dibayar oleh buyer. Sementara penjualan via online, buyer bayar terlebih dahulu atau memanfaatkan fasilitas Cash on Delivery (COD) dari marketplace. Kini Ohan membangun tim penjualan online dengan nama Tasik Digital Natif dengan mempekerjakan sedikitnya 45 admin.
Menurutnya, paradigma yang dibangun oleh pengusaha bukan fokus pada masalah, namun fokus solusi. Mind set pengusaha dituntut lebih cerdas dalam menghadapi situasi seperti sekarang terjadi, yang entah kapan bisa berakhir.
PELUANG TERSEMBUNYI
Untuk kelangsungan usaha di masa sulit perlu upaya serius supaya bisa bertahan, menghindari sutuasi yang lebih buruk lagi. Beberapa pengusaha bordir tetap bertahan dengan produk berbasis bordir yang sangat diperlukan. Salah satunya, masker bordir.Â
Seperti fungsi masker pada umumnya, sebagai penutup hidung jika keluar rumah dan keramaian. Masker bordir terlihat lebih menarik dengan corak bordiran di depan. Biasanya, masker bordir digunakan dalam even penting seperti menghadiri resepsi pernikahan dan acara formal lainnya.
Produsen Bordir Khadizah salah satunya. Brand yang memiliki rumah kaos di Kawalu ini, langsung banting setir pada produksi masker bordir. Meski omzet tak sebesar produksi dan penjualan mukena serta gamis selama ini, masker bordir itu relatif dapat mempertahankan usahanya yang lesu.
Sementara itu, Nono, seorang pengusaha baju gamis bordir mengaku menemukan peluang tersembunyi di tengah krisis Covid-19. Pria yang membuka usaha di rumahnya Perum Mitra Batik - Kawalu itu tak sampai menutup usaha meski tetap sempat lesu.Â
Dia sudah memiliki pelanggan yang rutin terutama dari Jakarta. Setiap baju bordir yang dibuat hanya untuk memenuhi pesanan yang sudah pasti jumlahnya. Tidak ada produk yang menumpuk di gudang.
Dengan banyaknya produsen yang menghentikan produksi, Nono melihat bahwa semua itu peluang. Dikala orang lain menghentikan, justeru dia bersiap siap memperbanyak barang buatannya. Bahkan Nono tengah menyiapkan varian baru di rumah produksinya.Â