Mohon tunggu...
Aneng Sri Mulyani
Aneng Sri Mulyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis di air dengan berselancar yang punya harapan sampai ke pantai menorehkan ranting di pasir putih

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebahagiaan Berdarah-darah

26 November 2022   00:09 Diperbarui: 26 November 2022   00:17 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenangan bertahun tak tertahan

Keadaan memaksaku enggan mengusik elegan

Kapan sua sahabat kembalikan

Karena diri berpaut padan

Ketika itu menyemangati kesuksesan

Kepada Illahi tetap jangan tinggalkan

Kadang tawa menyela diantara tegak segan

Ketahtaan yang mengisyaratkan kekeluargaan

Kemana kini sahabat penyemangat diri terlewatkan

Kini ku beranjak meniti diantara celoteh petuah semangat ajakan

Ketahuilah aku merasa kehilangan

Kesempatan adalah merengkuh nampan

Keanggunan tata bahasa santun menyajikan

Kalaulah diri dipertemukan

Kebahagiaan ini mengalir dalam darah keikhlasan

Kepemimpinan telah menjadi pahlawan

Keanggunan sempat memilih kenangan

Ketahuilah sahabat ku rindu kebersamaan

Kapan ku pertanyakan

Kembali ku ingin sapaan 

Kaulah teman sejawat mengalihkan pandangan

Kenali diri menaungi di mana kini keberadaan

Kelak doa kan selalu menyertai ada kembali pertemuan

Ketawa bercanda di sela kebahagiaan HUT PGRI dan HGN

Ketika seperti tahun sebelumnya bersama satu perjuangan

Keagungan Esa menyertakan kesekian

Kembali ku merindukan kehadiran

Keistimewaan sejati yang pernah kau jadikan

Kuingin bercerita tentang berdarah darah mendonorkan

Kulalui pase lelah mengalihkan pandangan

Ke mana kita kan di kembalikan

Ku sambut hadirmu dengan senyuman

Kala aku mengatakan tidak mau perang angan

Kuceritakan mau mengalami semua keikhlasan

Kesan santunan bernalar riuh berhadapan

Ku menunggu sahabat kembali bergentayangan

Kobaran api unggun tetap percikan 

Keberanian untuk terus perjuangkan

Kependidikan jayalah Indonesia luapkan

Ke generasi berikutnya merdeka belajar selalu wariskan 

Kepedulian era mendatang menggantikan

Ketatanan ini terus di upayakan

Keputusan penerus bangsa embankan perjuangan

Kemerdekaan selamanya meneguhkan

Untukmu 

sahabat penyemangat hati yang sempat singgah 

santunmu ketika ku beradaptasi lingkungan baru

ubah hari aku rindu sungguh

sopan santun tanpa pembeda darimu gagah

sejatinya tahta pemimpin ayu

untaian rindu milikmu selamanya kemayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun