Seiring bertambahnya usia seseorang pasti akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam fisik maupun nonfisiknya terutama pada anak-anak usia SD. Masa perkembangan anak usia SD dimulai sejak umur 6-12 tahun. Anak-anak yang memasuki usia ini akan mulai mempelajari tentang lingkungan yang ada dan kemampuan fisiknya akan meningkat sehingga bermanfaat untuk semua aktivitasnya. Mereka mulai mengikuti-mengikuti aturan permainan yang ada, belajar menulis, berhitung, membaca, menyimak sesuatu yang didengar, dapat memahami orang lain.Â
Lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang anak, jika seorang anak tidak dapat memahaminya perkembangannya tidak akan optimal. Keberhasilan proses pembelajaran anak akan membawa dalam pertumbuhan perkembangannya, sebaliknya jika tidak efektif maka akan berpengaruh dalam perkembangannya.
Sebenarnya apa sih perkembangan itu ? Perkembangan merupakan proses kematangan tubuh pada seseorang menuju pada kedewasaan yang meliputi perkembangan fisik, emosional, berbahasa dan pola pikir seseorang untuk menuju kedewasaan dan kondisi sosial juga mempengaruhi perkembangan anak.Â
Apa itu perkembangan sosial pada anak? Perkembangan sosial anak adalah kemampuan seorang anak untuk mengatur dan mengekpresikan emosi mereka baik itu secara positif maupun negatif. Mereka dapat belajar aktif dengan berinteraksi dengan teman-temannya atau orang dewasa yang dekat dengan mereka untuk mengeksplor lingkungan mereka.
Perkembangan sosial pada anak-anak terutama usia anak SD itu sangat penting, karena hal ini akan sangat berkaitan dengan rasa percaya diri seorang anak, empati terhadap sesuatu, kemampuan seorang anak dalam menjalin hubungan pertemanan, dan nilai dari orang sekitarnya.Â
Menurut salah satu ahli yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak, beliau mengatakan "Perkembangan sosial anak merupakan membantu dan memudahkan seorang anak untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang berada disekitar mereka baik itu orang tua, saudara, guru, teman, dan juga untuk membantu anak berbaur dengan lingkungan sekitar yang baru" (Hurlock:1998).
Perkembangan sosial seorang anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok individu sosial yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan sebaliknya, kelompok individu yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya (Ariin et al:2020).Â
Pada kelompok individu sosial pasti akan mudah mengikuti dan memahami semua situasi kondisi lingkungan yang ada, sehingga mereka akan lebih mudah tanggap dalam perkembangan sosialnya. Sedangkan yang anti dalam sosial mereka akan kesulitan dalam mengikuti kondisi lingkungannya sehingga interaksi sosialnya tidak banyak.
Perkembangan sosial seorang anak juga akan berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dilakukan disekolah, karna jika seorang anak kurang dalam berinteraksi sosial anak tidak akan bisa banyak mengeksplor semua lingkungan didekat mereka. Anak-anak saat ini banyak yang menarik diri tidak mau berinteraksi sosial dengan teman-taman lain yang sebayanya, jadi banyak muncul permasalahan dalam perkembangan sosial seorang ana.Â
Contohnya ketika disekolah masih banyak dari mereka yang saling mengucilkan satu sama lain, mengganggu temannya yang dianggap oleh mereka dia itu tidak seperti yang lain, melakukan pembullyan, saling mengejek, saat melakukan adanya belajar berkelompok mereka pilah-pilih, bahkan ada yang melakukan kekerasan terhadap temannya sendiri.Â
Dan ada seorang ahli yang melakukan penelitian tentang ini semua bahwa memang betul anak-anak masih ada yang melakukan seperti itu, diantaranya (1) Tidak ingin bekerja kelompok, (2) memilih-milih dalam pertemanan, (3) Mengucilkan, (4) Memilih teman kelompok yang akrab dengannya, (5) Belum bisa mengutarakan rasa pada temannya, (6) Belum bisa mempertanggung jawabkan atas kewajibannya (Purwati et al:2022). Dengan itu, peran seorang guru bagi seorang anak dalam sekolah sangat berperan penting agar semua sosial anak dapat berkembang dengan optimal.Â
Keberadaan seorang guru dalam kegiatan proses belajar dan pembelajaran memiliki tanggung jawab dalam mengarahkan dan membimbing anak dalam hal yang baik, dengan begitu seorang guru dapat memahami dan mengembangkan kondisi sosial anak pada usia sekolah anak SD/Seolah.
Ada beberapa cara untuk mengembangkan sosial anak yaitu dengan, (1) Membuat taman bermain untuk anak-anak agar terjalin interaksi sosial sesama teman, (2) Menyampaikan materi dengan cara yang kreatif, (3) Membebaskan anak untuk berpendapat, (4) Membuat sebuah model empati agar menggugah rasa empati mereka terhadap hal yang terjadi disekitarnya, (5) Melakukan simulasi agar mereka bisa menemukan penyelesaian suatu masalah (Zemi:2021).
Apalagi dilihat dari kondisi saat ini banyak anak-anak yang sudah bermain gadget mereka mengenal yang namanya sosial media terutama TikTok. Anak usia SD seharusnya belum bermain gadget, karna usia-usia mereka masih dalam proses untuk mengeksplor lingkungannya. Dengan bermain gadget interaksi sosial mereka mungkin akan berkurang, karna mereka fokus dalam bermain gadget dan itu juga akan memberikan dampak negatif pada mereka, karena konten-konten didalamnya banyak yang negatif takutnya itu akan mempengaruhi anak dalam perkembangannya.Â
Jadi, peran orang tua juga penting dalam perkembangan sosial anak untuk bisa memotivasi mereka agar tertarik dalam perkembangan sosialnya.
Setiap anak memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda-beda, baik itu dalam fisik, emosi, dan sosial sehingga tidak boleh dipaksakan perkembangan dan pertumbuhan mereka dengan anak-anak yang lain.Â
Oleh karenanya peran orang tua dan seorang guru harus maksimal untuk memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial mereka serta disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan mereka. Sehingga anak-anak akan berkembang dan tumbuh dengan efektif dan tidak terpengaruh oleh suatu hal yang negatif serta perkembangan sosialÂ
mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H