"Saya sering mendengar denting itu dari HP istri saya. Itu adalah pertanda ada pesan masuk." kata Parno.
"Ini ada pesan dari istri abang. Katanya kalau saya bersama bang Parno, tolong suruh cepat pulang. Jangan lupa beli ikan asin dan terasi."
Parno menggerutu, kenapa istrinya tidak langsung meneleponnya saja. Ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah HP jadul dan mencoba menghidupkannya. Ternyata tidak mau menyala. Mungkin HP itu sudah mati sejak tadi. Ia lalu melihat jam tangannya, ternyata sudah hampir jam sebelas siang. Ia lalu membayar kopi dua gelas tadi.
"Aku pulang duluan. Nanti kita cerita lagi," kata Parno pamit kepada Baidi.
Sepeninggal Parno, Baidi masih duduk di warung kopi. Ia membuka Facebook, lalu tersenyum ketika melihat status istri Parno "Begitulah laki-laki, hanya disuruh beli ikan asin dan terasi, dari pagi sampai tengah hari belum nongol-nongol lagi". Terlihat ratusan jempol dan komentar di bawah status itu.
Ia lalu membuat statusnya sendiri "Yahudi, Amerika, China jahanam. Ternyata kalian menjajah kami selama ini."
Dalam sekejap status itu mendapat banyak jempol tanda suka dan berbagai komentar yang juga menghujat Amerika, Yahudi, dan China. Dan Baidi pun tenggelam dalam kesibukan membalas komentar-komentar itu.
***
Nun jauh di sana, Marck Zuckerberg tengah bersantai menikmati kekayaannya. Sebagian kekayaannya disumbangkan oleh perdebatan dan hujatan netizen Indonesia yang membuat situs Facebook miliknya tetap menjadi media sosial nomor satu di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H