Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Sungguh Besar Kemaluanku Berdiri..."

16 Juni 2010   07:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 4737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


MEMBACA judulnya, mungkin ada yang menganggap jika tulisan ini bertalian dengan sesuatu yang jorok, syur, seronok alias porno. Jauhkanlah dari pikiran itu. Judul di atas adalah penggalan kalimat yang saya dengarkan sendiri ketika menghadiri sebuah acara pertemuan di sebuah daerah Bugis di Sulawesi Selatan. Di situ ada ceramah yang disampaikan oleh seorang seorang ustad setempat.

"Bapak-bapak, ibu-ibu hadirin yang saya muliakan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Sebenarnya, saya merasa belum pantas. Untuk itu, sungguh besar kemaluan saya berdiri di tempat ini untuk membawakan ceramah agama di depan hadirin.... dll., dsb., dst..."

Mendengar kalimat Pak Ustadz, sejumlah hadirin saling berbisik.

"Emangnya kenapa kalau besarrr..."

"Kok kemaluan diumbar..."

"Jadi kalau berdiri bagaimanami?"

"Besaran mana dengan yang di video itu..."

"Pak Ustadz porno, nih..."

Saya sendiri tidak terlalu kaget mendengarnya. Sudah terlalu biasa, khususnya kalau acara di kampung-kampung.

Yang menarik untuk dicermati di sini adalah, apakah maksud dari kata "kemaluan" dalam kalimat Pak Ustadz tersebut? Saya, dan juga Anda, tentu saja tidak yakin si pembawa acara tadi bermaksud untuk menyampaikan bahwa dirinya mempunyai kemaluan yang besar. Ia tentu juga tidak ingin menyampaikan bahwa kemaluannya saat itu berdiri. Tidak sama sekali. Apalagi, ceramah yang dibawakan adalah seputar agama.

Akan tetapi, mengapa mesti dia menggunakan kata kemaluan? Bukankah kemaluan adalah bagian tubuh yang digunakan sebagai alat reproduksi dan saluran urin? Penis (pada pria) atau
vagina (pada wanita)? Itu kemaluan dalam arti yang sesungguhnya.

Bagi sebagian orang Bugis, "kemaluan" seperti kalimat Pak Ustadz tadi ternyata tidak hanya dimaksudkan sebagai kemaluan dalam arti sesungguhnya, melainkan "rasa malu" atau "masiri". Jadi kalau dibahasakan, mungkin begini, "Sungguh besar rasa malu saya berdiri..dst." jadi persoalannya adalah bahasa. Keterbatasan perbendaharaan kata untuk mengkomunikasikan maksudnya. Sehingga kalau tidak dicermati baik-baik, bisa saja orang akan menganggap Pak Ustadz bicara jorok.

Ilustrasi: jogjanews.com

Salam "kemaluan"

ANDY SYOEKRY AMAL (klikk di SINI)

Jangan Lewatkan artikel-artikel menarik Mariska Lubis di SINI

Baca juga 10 Tulisan Sebelumnya:

Mariska Lubis: “Soal Seks…, Saya Siap Ditelanjangi!” Endah Raharjo, Gara-gara ‘Aksi Mirip Ariel-Luna di Melbourne’ Emangnya Kenapa Kalau Cut Tari Pernah Juara MTQ?! Inilah Biang 62,7 Persen SMP Tak Perawan Nonton Baring, Wakawaka! Fakta Terkini: Luna Maya Ada Main dengan Ricky! Di Balik Berita Pengakuan Ariel-Luna Mirip Kemaluan Sang Artis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun